Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 37 Tadi Malam Kamu Kemana? (2)

Bab 37 Tadi Malam Kamu Kemana? (2)

Jiang Sisi:“Seperti sedang melihat apa?”

Lanxi : “Seperti wanita miskin yang kehilangan tempat tinggal setelah ditinggalkan oleh seorang pria.”

Jiang Sisi: “……”

Sial, benar-benar dapat dilihat oleh dia.

Sebenarnya, Jiang Sisi sekarang sangat mengkhawatirkan Lanxi.

“Tenang saja, aku sangat baik.” Lanxi mengikat rambutnya, mengangkat tangannya dan sangat mempesona

“Ayo pergi makan.” Jiang Sisi masih tidak percaya, dan sudah tidak tahan lagi dan bertanya kepada Lanxi: “Apakah kamu benar-benar tidak merasakan apa-apa?”

Lanxi bertanya kembali: “Apa yang harus aku rasakan? Sedih? sakit hati?”

Jiang Sisi: “Setidaknya ada sedikit kesal, bagaimanapun juga kalian sudah menikah.”

Lanxi menarik lengan Jiang Sisi: “ayo, kita mengeliling disekitar sini.”

Teater opera ini terletak di pusat Kota Jiang, disini sangat sibuk, juga ada banyak penjual di pinggir jalan di malam hari.

Lanxi dan Jiang Sisi selama ini sangat suka berkeliaran, sebelumnya Liang Ye pernah bilang bahwa mereka berdua tidak ada sikap mirip dengan nona kaya.

Pada saat itu Lanxi dan Jiang Sisi dengan bersamaan memarahi dia: “pala otak kau sikap seperti nona kaya.”

Selain Jiang Sisi, Lanxi juga punya satu sahabat lagi yiatu Liang Ye.

Sangat disayangkan bahwa Liang Ye tidak memiliki hati nurani, kuliah belum lulus saja dia sudah pergi menjadi Dokter Lintas Batas, dia berkeliaran dan tidak menghubungi mereka berdua selama setahun.

Lanxi dan Jiang Sisi pergi ke salah satu tempat makan disekitar sini, terdapat banyak orang.

Kedua orang itu kemudian mencari tempat duduk, meminta bir, dan memesan sesuatu.

Lanxi sama sekali tidak terpengaruh oleh kejadian Lu Yanting dan Gu Jingwen tadi, dan lebih menyenangkan untuk makan dan minum.

Jiang Sisi sangat mengagumi Lanxi di dalam hatinya, jika itu dia, tidak peduli apakah masih punya perasaan atau tidak, selama mereka masih ada hubungan suami istri, dia pasti tidak bisa biarkan begitu saja.

Jiang Sisi sangat jelas tentang penentuan posisi dirinya: sangat pelit, hal-hal kecil saja harus dipertimbangkan, kerusakan sedikit saja pun harus di lapor, dan juga sangat berpikiran sempit.

“Malam ini aku tinggal bersamamu.” Lanxi minum seteguk bir dan memberi tahu Jiang Sisi tentang keputusannya.

Setelah Jiang Sisi mendengarnya, berkata dengan senang: “aku sudah bilang bahwa kamu masih peduli, masih mau bersikap keras kepala? Huh?”

Lanxi: “Tidak, hanya terlalu malas untuk pulang.”

“Hais, kalau cemburu……” bicara sampai setengah, Jiang Sisi tiba-tiba menjadi diam.

Dia membanting cangkir bir yang ada ditangannya, berdiri, dan berjalan menuju ke meja disebrangnya.

Lanxi terkejut dengan reaksi mendadaknya dan dengan cepat berdiri dan mengikutinya.

Jiang Sisi berjalan sangat cepat, Lanxi melihat dia menghampiri ke seorang bocah lelaki yang masih muda dan mengangkat tangannya kemudian memberikan tamparan di wajah orang itu.

Sebelumnya juga sudah dikatakan bahwa, Jiang Sisi sudah mempelajari taewondo sejak kecil, dia sangat jago memukul orang.

Orang yang ditampar Jiang Sisi bernama Han Si, dia saat itu adalah senior di Universitas Jiang, tim bola basket dan penampilannya ganteng tinggi.

Jiang Sisi dan Han Si bertemu di bar, kemudian mereka berdua sangat dekat, dan hampir menjalin hubungan dalam beberapa hari terakhir.

Namun, hari ini Jiang Sisi malah melihat dia merangkul dengan cewek lain.

Bagaimana mungkin dia bisa menerima kejengkelan yang remeh ini.

“Mengapa kamu memukulnya? Apakah kamu gila!” Cewek disamping Han Si membantu Han Si memarahinya.

Dia baru saja selesai berbicara, langsung ditampar oleh Jiang Sisi.

“Aku tidak hanya memukul Han Si, tetapi juga memukul kamu. Dasar pelakor.”

“Sisi, dengarkan aku……”

“Beraninya kamu memainkan aku seperti ini, permainan kita sudah selesai.” Jiang Sisi melemparkan tongkat bambu yang ada ditangannya kepada Han Si, “Dasar pria sampah, awas.”

Han Si: “……”

Setelah mendengar Jiang Sisi berbicara, Lanxi akhirnya bereaksi.

Sebelumnya Jiang Sisi sering mengungkap nama “sweetheart”, diperkirakan itu adalah dia.

Juga sudah memukulnya, Lanxi menepuk bahu Jiang Sisi, “ayo, kita sambung makan saja.”

“Brengsek, sebaiknya kamu jangan biarkan aku melihatmu lagi!” Jiang Sisi mengatakan kalimat ini dan membawa Lanxi kembali ke meja.

Baru saja dukuk, dia langsung mengambil secangkir bir dan menghabiskannya.

Lanxi mengambil seikat sayap ayam dan menyerahkan padanya: "Hei, makanlah.”

“Sial, benar-benar keterlaluan.” Jiang Sisi menggigit sayap ayamnya, “Beraninya dia memakai uangkku dan pergi mencari wanita lain, memang harus dimandulkan!”

Lanxi: “kamu memberikan dia uang?”

Jiang Sisi: “……”

Lanxi : “hei, kelakuan buruk kamu itu tolong diubah.”

Jiang Sisi: “……” tidak heran dia dimarahi oleh Lanxi sampai tercengang.

……

Makan malam ini berakhir sampai jam sepuluh.

Jiang Sisi sangat patah hati, dan meminum banyak bir, meskipun Lanxi tidak minum banyak, tetapi dia tidak bisa menyetir mobil.

Jadi, dia hanya bisa memanggil pengemudi.

Pengemudi sudah tiba, Lanxi melihatnya, pengemudinya adalah seorang pria yang sangat tampan, tampaknya usia mereka tidak beda jauh.

Lanxi mengambil kunci mobil dari tas Jiang Sisi dan menyerahkannya kepada pengemudi, kemudian memberitahukannya alamat.

Setelah naik kedalam mobil, Jiang Sisi masih gelisah.

Dia menatap ke kursi pengemudi, bersandar di depan dan memandang wajah pengemudi, mengulurkan tangannya dan meremasnya.

“Aiyo, bocah ini sangat tampan!”

Pengemudi: “……”

“Maukah kamu bersama aku!” Kakak akan melindungimu~”

Pengemudi: “……”

Lanxi menekan dahinya, dan dengan cepat menarik Jiang Sisi kembali, dan kemudian menjelaskan dengan pengemudi: "Dia minum terlalu banyak, jangan terlalu menanggapinya."

……

Akhirnya sampai dirumah, setelah membayar uang, Lanxi membantu Jiang Sisi untuk naik keatas.

Setelah masuk, hal pertama yang dilakukan Lanxi adalah mencari obat pereda mabuk.

Setelah menemukannya, dia langsung memberikan dua tablet kepada Jiang Sisi.

Setelah semuanya telah selesai, arah jarum jam hampir menuju angka dua belas.

Lanxi mandi dan berbaring di tempat tidur.

**

Konser sudah berakhir, Gu Jingwen mengusulkan untuk makan bersama.

Lu Yanting awalnya ingin menolak, tetapi Gu Jingwen mengatakan bahwa ia berencana untuk mengundang Zhou Jinyan dan Cheng Yi untuk ikut makan bersama, dan menganggap seperti berkumpul dengan teman-teman biasa.

Gu Jingwen sudah mengatakan seperti ini, Lu Yangting juga tidak bisa menolaknya lagi.

Restoran yang mereka kunjungi adalah restoran yang biasa mereka sering pergi sebelumnya, dan pemilik restoran itu sangat akrab dengan mereka.

Saat makan, Lu Yanting linglung, dan mengambil ponselnya untuk melihat jam.

Setelah Gu Jingwen tahu, dia bertanya dengan penuh perhatian: "Yanting, apakah kamu masih ada kerjaan nanti?"

“Tidak ada.” Lu Yanting menggelengkan kepalanya dan menyangkal.

“Terima kasih banyak untuk datang hari ini, ini sangat penting bagi aku.” Gu Jingwen mengambil botol bir merah dan menuangkannya ke Lu Yanting.

Setelah tuang, dia mengangkat tangannya dan bersorak: “Aku mempersembahkan secangkir untuk mu.”

Lu Yanting mengambil gelas itu menyentuhnya cangkir Gu Jingwen dan menyesap bir merah.

Makan malam berakhir, Gu Jingwen banyak minum.

Cheng Yi melihatnya dan berkata: “Yanting, kamu membawa dia pulang kerumahnya.”

“Tidak usah, aku naik taksi saja.” Gu Jingwen melambaikan tangannya.

“Biarkan aku membawa kamu pulang saja.” Lu Yanting memegang pergelangan tangannya dan membawanya ke mobil.

**

Setelah empat puluh menit, mobil berhenti di bawah apartemen Gu Jingwen.

“Terima kasih ... Yanting.” Suara Gu Jingwen tidak jelas, didengar saja tau bahwa dia sudah mabuk.

Lu Yanting menghela napas, turun dari mobil, dan membawanya naik keatas.

Baru saja memasuki apartemen, Gu Jingwen tiba-tiba mengangkat tangannya dan meraih leher Lu Yanting, menggosok kakinya untuk mencium dagunya.

“Yanting, maukah kamu balikan dengan aku, sudah bertahun-tahun aku mencintaimu……”

Tubuh Gu Jingwen sangat dekat dengan Lu Yanting, dan ada bau bir tipis di tubuhnya.

Lu Yanting adalah pria normal, wanita di depannya ini sudah berkali-kali bersamanya, dan dia tidak bisa acuh tak acuh.

“Kamu mabuk.” Suara Lu Yanting parau, dan mendorong Gu Jingwen.

“Iya, aku hanya berani melakukan ini padamu jika aku mabuk ..." Gu Jingwen semakin mendekati Lu Yanting, "Aku terlalu egois dan itu membuatku kehilanganmu."

Lu Yanting menatapnya dan tidak berbicara.

“Yan Ting, bisakah kita memberi satu sama lain kesempatan sekali lagi?” Gu Jingwen meletakkan kepalanya di dadanya, dan suaranya tersendat: “Aku tidak ingin melihatmu menikah dengan orang lain.”

"Apa yang kamu katakan di awal, kecuali aku kamu tidak akan menikahi orang lain ... apakah kamu sudah lupa?"

Setelah berkata, Gu Jingwen sudah meneteskan air mata.

Lu Yanting melihat dia seperti ini, dan kemudian berkata.

“Aku masih ingat.” Dia menjawab.

"Tetapi kamu masih menikahi wanita lain ..." Gu Jingwen semakin gelisah.

Mengenai masalah ini, Lu Yanting tidak bisa memberikan jawaban padanya. Dia menghela napas dalam-dalam dan mendorong Gu Jingwen pergi.

“Sudah sangat malam, istirahatlah.” Setelah mengatakan ini, dia berbalik dan langsung pergi.

Gu Jingwen ingin mengejarnya, tetapi sudah terlambat.

Setelah keluar dari apartemen Gu Jingwen, mulut Lu Yanting mengering.

Dia masuk ke dalam mobil, mengambil dasi, dan melaju ke arah Guanting.

Ketika sampai rumah, sudah jam dua belas pagi.

Masukkan kata sandi untuk memasuki rumah dan buka lemari sepatu. Di lemari sepatu, sandal wanita masih ada di sana.

Ini menunjukkan bahwa ...... Lanxi belum kembali ke rumah.

Namun, Lu Yanting tidak terlalu khawatir, hari ini dia bersama dengan Jiang Sisi, dan dia diperkirakan pergi tinggal dirumah Jiang Sisi.

Tetapi , jika tidak pulang rumah juga harus meneleponnya terlebih dahulu untuk memberitahu dia ……

Ini, tidak bisa ditahan lagi,

Lu Yanting mengeluarkan ponselnya dan memutar nomor Lanxi.

Namun, ada pesan yang mengatakan "Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif." Ekspresi Lu Yanting menjadi buruk.”

Dia benar-benar…… kekurangan pelajaran.

**

Lanxi tidak tertidur selama satu malam lagi, setelah memejamkan matanya ada gambaran yang terus muncul, dia hanya bisa membuka matanya dan melihat langit-langit.

Akhirnya, matanya tidak bisa berfungsi lagi.

Setiap kali dia tidak bisa tidur, dia ingin minum obat tidur.

Sayangnya, kemarin terakhir yang tersisa telah dibuang oleh Jiang Sisi.

Lanxi hanya bisa memaksakan dirinya untuk tidur. Tentu saja, pada akhirnya masih tetap gagal.

Semalaman dia berusaha untuk tidur namun hanya bisa tidur selama dua jam lebih, akhir-akhir ini terus terjadi seperti ini, dan merasa bahwa otot-ototnya tidak beristirahat.

Di pagi harinya, Lanxi bangun untuk mandi dan bersiap-siap, setelah berdandan, dia langsung pergi.

Jiang Sisi minum terlalu banyak semalam, jika hari ini dia tidak tidur sampai jam dua belas, maka dia tidak akan bisa bangun.

Jam delapan lewat lima puluh menit, Lanxi tiba di perusahaan.

Ketika sampai di kantor dan meletakkan tasnya, hal pertama yang dia lakukan adalah kedapur untuk menuang kopi.

Tidak bisa tidur dengan nyenyak selama ini, jika tidak minum kopi dia pasti tidak bisa mengerjakan pekerjaannya dengan baik.

Lanxi telah meminum secangkir kopi di dapur, lalu menuangkan cangkir kedua dan kemudian kembali ke kantor.

Baru saja duduk, ponselnya langsung berdering.

Lanxi meletakkan kopi dan mengangkat telepon.

“Tadi malam kamu kemana?” Di dalam ponselnya, terdengar suara Lu Yanting yang sedang marah.

Lanxi: “Setelah makan malam aku langsung pergi kerumah Sisi.”

Lu Yanting: “mengapa kamu tidak memberitahuku terlebih dahulu?”

Lanxi: “……”

Lu Yanting: "Mengapa ponselmu dimatikan?"

Ponselku dimatikan?

Lanxi membuka tasnya, mengeluarkan ponselnya dan melihat.

Oh, layarnya benar-benar hitam.

Tadi malam dia bahkan tidak berpikir untuk mengisi baterai ponselnya.

“Ponselku kehabisan baterai.” Lanxi berkata.

”Huh, banyak sekali alasanmu.” Lu Yanting memerintahkannya: “Datang ke kantorku untuk menemuiku.”

Novel Terkait

King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu