Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 109 Mandi Yang Bersih, Tunggu Aku (2)

Pan Yang agak terkejut. Karena Lu Yanting jarang sekali mau merokok di dalam ruangannya.

“Presdir Lu, masalah berita…….”

“Bukankah sudah kukatakan untuk tidak perlu dipedulikan?” Lu Yanting mematikan rokoknya sambil berkata dengan nada tidak sabar.

Pan Yang : “Tapi, namun sekarang sudah banyak berita bohong yang tersebar, dan juga ucapan yang menghina Lanxi…. Aku rasa sebaiknya ini dibereskan.”

Mendengar ini, Lu Yanting mengkerutkan alis : “Penghinaan apa?”

Pan Yang : “Kamu juga seharusnya tahu bagaimana reputasi Lanxi… muncul masalah seperti ini, semua orang pasti akan mengeroyoknya, segala macam ucapan yang buruk sudah dilemparkan. Presdir Lu, segala sesuatu tidak bisa dicampur adukkan jadi satu, meskipun kamu dan Lanxi bertengkar, dia tetap saja Nyonya Lu, tidak seharusnya dibicarakan oleh orang lain seperti ini, iya kan?”

Ucapan Pan Yang kali ini sungguh tepat sasaran.

Dia berada disamping Lu Yanting begitu lama, tentu saja dia tahu bagaimana cara pikir Lu Yanting.

Sebagai sesama lelaki, ia juga paham bagaimana perasaan Lu Yanting.

Pertengkaran antara dia dan Lanxi adalah internal mereka, pihak lain tidak punya hak untuk menghakimi.

Lu Yanting mengangkat wajahnya dan menatap Pan Yang : “Kamu sangat memperhatikannya.”

Pan Yang : “…….”

Apakah dia mengatakan sesuatu yang salah?

Lu Yanting : “Kalau begitu semua sesuaikan dengan apa yang kamu katakan.”

Pan Yang : “…………. Kalau begitu aku segera suruh orang menghapus berita.”

Setelah keluar dari ruangan Lu Yanting, Pan Yang hanya menggeleng tidak berdaya.

Kenapa dia tidak pernah menyadari kalau Lu Yanting memiliki ego yang begitu tinggi?

Jelas-jelas dia ingin sekali segera menyelesaikan masalah ini, dan pada akhirnya bukankah dia tetap saja mengatakan, “Kalau begitu lakukan semua sesuai yang kamu katakan.”

Pan Yang mengangkat bahunya.

Namun melihat sikap Lu Yanting, kali ini dia pasti habis bertengkar cukup parah dengan Lanxi.

Kali ini sampai tidak pulang semalaman.

**

Malamnya setelah Lanxi selesai makan malam dengan Gu Chengchi, ia langsung pulang kerumah.

Ketika ia tiba didepan gerbang rumah, waktu sudah menunjukkan jam 8 malam.

Supir taksi baru berpamitan, Lu Yanting juga tiba.

Lanxi melirik mobil Benthley itu, lalu segera menarik kembali pandangannya.

Wajahnya tanpa ekspresi, namun hatinya tersenyum dingin.

Oh, hari ini sudah tahu untuk pulang ternyata?

Dia pikir ia akan seperti kemarin, semalaman tidak pulang lagi.

Tentu saja Lu Yanting juga melihat Lanxi.

Setelah memarkir mobil, dia turun, lalu berjalan kesamping Lanxi, menatapnya tanpa bergerak.

Keduanya tidak ada yang berbicara, hanya membatu seperti itu.

Lanxi tidak mengerti kenapa dia mengambek, dia membuat berita sehebat itu dengan Gu Jingwen, bukankah yang seharusnya marah adalah dia?

Tentu saja, dia juga tidak berharap Bos Lu memahaminya.

Sehingga Lanxi menarik kembali tatapannya, lalu berjalan kearah pintu utama.

Lu Yanting mengikutinya dengan wajah kesal.

Baru masuk, Lu Yanting baru ingin mengatakan sesuatu, ponselnya sudah berdering.

Ketika ia melihat siapa yang menelepon, ternyata itu telepon dari rumah.

Lu Yanting memijat alisnya, mereka pasti sudah melihat beritanya.

Hari ini dia terlalu gegabah, tidak menyuruh Pan Yang segera menekan berita ini.

Lu Yanting mengangkat telepon, belum sempat mengatakan apa-apa, ia sudah mendengar ucapan Lu Bienian yang terdengar begitu marah.

“Dasar anak bodoh, kamu sedang melakukan apa sekarang?”

Lu Yanting : “………”

“Coba kamu katakan, apakah kamu benar sudah rujuk dengan Gu Jingwen? Apakah kamu tidak merasa bersalah pada Lanxi?”

Lu Yanting : “………”

Lu Bienian sungguh sangat membela Lanxi, dan ini membuat Lu Yanting sangat terkejut.

“Pa, aku dan Lanxi baik-baik saja.”

Ketika ia mengatakan ini, Lanxi sedang membuka sepatunya.

Mendengarnya berkata seperti itu, gerakan tangan Lanxi terhenti, ada senyum yang mengembang dibibirnya.

Memang sungguh Bos Lu, akting saja bisa sampai senyata itu.

Tentu saja Lu Bienian tidak percaya : “Kamu tidak perlu sembarangan bicara, apakah semalam kamu tidak bersama dengan Gu Jingwen? Coba jelaskan padaku!”

Suara Lu Bienian sangat tinggi, dan ruang tamu dalam keadaan begitu tenang sekarang, sehingga Lanxi bisa mendengarnya dengan sangat jelas.

Orang keluarga Lu sangat baik padanya, dia merasa sangat tersentuh.

Namun, ia juga tidak ingin Lu Bienian merasa khawatir karena masalah ini.

Setelah selesai mengganti sendalnya, Lanxi berjalan kedepan Lu Yanting, bertatapan dengannya, lalu mengambil ponsel ditangannya.

Gerakannya terlalu tiba-tiba, Lu Yanting tidak sempat bereaksi, ketika menyadarinya, ponselnya sudah berada ditangan Lanxi.

Lanxi mengambil ponsel dan memanggil dengan suara begitu manis, “Pa.”

Mendengar suara Lanxi, sikap Lu Bienian langsung berubah 360 derajat.

Dia berjanji pada Lanxi : “Kamu tenang saja, masalah berita diluar aku tidak akan melepaskan anak berengsek itu, aku pasti akan meminta pertangungjawabannya!”

“Pa, aku tidak apa-apa.” Lanxi berkata sambil tersenyum, “Sebenarnya semalam yang bersama Yanting adalah aku.”

Lu Yanting tidak menyangka Lanxi akan berkata seperti itu.

Dia sekarang…. Sedang membantunya?

He, apakah dia harus merasa senang?

Namun melihat senyumnya yang tidak tulus itu, dia tidak bisa merasa senang.

Lu Bienian terlihat tidak percaya : “Tidak mungkin, Lanlan, kamu jangan membelanya, anak kurang ajar itu memang minta dihajar!”

“Benar kok.” Lanxi tersenyum, “Aku lumayan suka dengan Xiao Xiao, pertunjukkan pertamanya, aku juga datang. Kami juga makan bersama, mengantar Nona Gu dan Xiao Xiao pulang juga aku yang menyarankannya, aku khawatir bahaya jika mereka pulang berdua saja.”

“Kamu juga tahu, banyak wartawan gosip yang hanya memotret foto yang mereka suka, tujuannya hanya untuk membuat berita mereka menjadi headline.”

Novel Terkait

Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu