Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 218 Bawa Aku Kembali Ke Hotel (1)

Sejujurnya, Zhou Hesi tidak memerlukan permintaan maaf Lu Yanting.

Padahal, Lu Yanting tidak mendapatkan keuntungan apa-apa dalam pertengkaran tadi, meskipun Zhou Hesi kemudian ditinju oleh Lu Yanting, tetapi Zhou Hesi tidak merasa bahwa dia telah dirugikan.

Dia juga tidak menduga bahwa Lanxi akan bersikeras meminta Lu Yanting untuk meminta maaf padanya.

Namun, yang lebih tak terduga adalah Lu Yanting benar-benar meminta maaf.

Mendengar Lu Yanting mengatakan 3 kata "Aku minta maaf", Zhou Hesi tertegun, lalu mengangkat bibirnya dan tersenyum.

Senyumnya jatuh di pandangan Lu Yanting, dan Lu Yanting bisa dengan jelas melihat maksud Zhou Hesi.

Dia sedang menertawakannya ------ ternyata kamu juga memiliki hari seperti ini.

Menyadari hal ini, Lu Yanting mengertakkan gigi dengan geram.

"udah, dia sudah minta maaf, kita kembali dulu." Zhou Hesi menyeret Lanxi, “Aku masih lapar.”

Zhou Hesi berkata demikian, perhatian Lanxi akhirnya kembali fokus.

Dia mengangguk ke Zhou Hesi, berbalik dan bersiap untuk kembali bersamanya.

Pada saat ini, Lu Yanting sekali lagi berkata, "Aku ingin berdiskusi denganmu tentang anak."

Ini dia berkata kepada Lanxi.

Ketika mendengar Lu Yanting mengucapkan kata "anak", tubuh Lanxi jelas terkaku sekejap.

Salah satu alasan penting adalah dia juga berencana untuk mendiskusikan masalah ini dengan Lu Yanting.

"Boleh." Lanxi tidak melihat ke belakang, tetapi memberi Lu Yanting balasan: "Aku akan meneleponmu, kita bicarakan itu lewat telepon."

Setelah mengatakan ini, dia tidak memberi Lu Yanting kesempatan untuk terus berbicara, dan langsung memasuki pintu.

Lu Yanting berdiri di sana, melihat Lanxi dan Zhou Hesi memasuki pintu, jantungnya seperti di genggam erat oleh tangan, hingga mau bernapas pun sulit.

Lanxi dengan Zhou Hesi benar-benar sangat sehati, sampai Lu Yanting pun iri.

Dialah yang telah menikah dengan Lanxi selama lebih dari setahun, dan bayi di perut Lanxi juga milik dia, tetapi mereka sama sekali tidak sehati.

………

Setelah Lanxi dan Zhouyan memasuki pintu, Ming Yan juga ikut masuk.

Baru saja masuk, Lanxi bertanya pada Zhou Hesi, "Apakah luka di wajahmu sakit?" pergi cari Bibi Zhang untuk memberi kamu obat, atau langsung pergi ke dokter saja? "

Zhou Hesi tidak menjawab, hanya menatap Lanxi.

Pandangannya sedikit berpijar, dan Lanxi sedikit tidak nyaman dengan tatapannya.

“…… aku bertanya padamu, cepat jawab.” Lanxi menyenggol lengan Zhou Hesi.

Zhou Hesi kembali fokus dan tersenyum: "tidak usah, aku tidak apa-apa."

Lanxi: "Sudah berdarah, masih tidak apa-apa?"

Zhou Hesi terus tertawa: “Sungguh tidak apa-apa, sebenarnya tadi, aku memukulnya lebih beberapa kali, hanya saja kebetulan kamu melihatnya ketika dia memukulku.”

Zhou Hesi berkata demikian, Lanxi terdiam: " …… "

Zhou Hesi: "kakinya seharusnya masih belum pulih, akan mempengaruhi gerakannya."

Dia mengatakannya dengan sangat mudah, berhenti di sini, mengangkat bahu dan berkata dengan kekanak-kanakan, "Tetapi bahkan jika dia sudah pulih, dia juga tidak bisa mengalahkan aku."

Lanxi sangat jarang melihat Zhou Hesi menunjukkan tampang kekanak-kanakannya, awalnya dia khawatir, tapi pada akhirnya dia merasa lucu.

Lanxi: “Kamu sepertinya sangat bangga.”

"Tentu saja, itu menunjukkan bahwa kekuatan fisikku lebih baik daripada dia." Zhou Hesi mengangguk dengan serius.

Lanxi: “ ……”

Baiklah, sepertinya dia benar-benar berpikir terlalu banyak.

Jika dia tahu bahwa Zhou Hesi akan sangat optimis, dia tidak akan bersikeras menyuruh Lu Yanting untuk meminta maaf padanya.

"Yah, pria itu masih belum pergi." Ming Yan pergi ke jendela dan melihatnya, berpura-pura tidak sengaja, berkata "Apakah perlu aku mencari seseorang untuk mengatasinya?"

Lanxi menggelengkan kepalanya, "Tidak usah, dia akan pergi sebentar lagi."

Ming Yan menjawab “Ok”, dan tidak lanjut lagi.

Benar saja, seperti yang dikatakan Lanxi, setelah beberapa menit, Lu Yanting pergi.

Meskipun Zhou Hesi berulang kali menekankan bahwa dia baik-baik saja, tetapi luka akibat pukulan Lu Yanting tadi masih berdarah.

Lanxi memaksanya untuk diobati, awalnya ingin Bibi Zhang yang memberinya obat, tetapi Zhou Hesi menolak, harus Lanxi sendiri yang memberinya obat.

Ketika Zhou Hesi bertingkah kekanak-kanakan, dia benar-benar seperti anak kecil, mempertimbangkan kondisi lukanya, Lanxi setuju untuk memberinya obat sendiri.

Ketika Zhou Hesi sarapan, Lanxi duduk di seberangnya minum susu. keduanya saling mengobrol.

Zhou Hesi: "Tentang bayi, bagaimana kamu berencana untuk berdiskusi dengannya?"

Lanxi berpikir sejenak dan berkata, "biarkan dia mengklarifikasi, selama dia mengatakan bahwa anak itu adalah miliknya, media Kota Jiang tidak akan asal menulis."

Zhou Hesi: "baik, bagaimana dengan hak asuh anak?"

Zhou Hesi menarik tisu untuk menyeka mulutnya, mengingatkan Lanxi: "setelah anak itu lahir, Lu Yanting kemungkinan akan merebut hak asuh anak itu, kamu harus siap-siap untuk itu."

Pemikiran Zhou Hesi lebih komprehensif.

Dia mengingatkan Lanxi begitu, pasti bukan untuk menakut-nakutinya.

Alasannya adalah agar Lanxi membuat persiapan secara mental terlebih dahulu, atau mereka beruda mencari solusi bersama-sama.

Lebih baik bersiap-siap daripada terburu-buru.

Lanxi secara alami juga memikirkan kemungkinan ini.

Ketika dia memikirkan hal itu sebelumnya, dia tidak memikirkannya dengan dalam, terutama karena dia memiliki pemikiran untuk melarikan diri.

Meskipun Lu Yanting tidak dapat mengintimidasi dia karena dia memiliki Zhou Hesi untuk membantunya, tetapi Lanxi masih berpikir bahwa jika dia bertemu dengan Lu Yanting untuk membahas masalah ini, mungkin juga tidak akan ada hasil yang baik.

Berpikir sampai sini raut wajah Lanxi agak berat.

Zhou Hesi melihat perubahan ekspresi Lanxi, dia mengambil inisiatif untuk menghibur Lanxi: "tapi tidak apa-apa, ada aku, jangan khawatir."

Lanxi merapatkan bibir dan tidak berbicara, tidak tahu harus berkata apa.

Sebenarnya masalah ini, benar-benar segan untuk merepotkan Zhou Hesi lagi.

Namun, bagaimana dengan hasil kongkrit? Harus tunggu sampai dia selesai bertelepon dengan Lu Yanting.

**

Zhou Hesi tidak bisa tinggal lama-lama di Bali, bagaimanapun, dia sekarang bertanggung jawab atas dua perusahaan sendirian dan tidak bisa tinggal lama di sini.

Setelah tiga hari dua malam, dia pergi.

Sejak mendapatkan alamat rumah Zhou Hesi di Bali, Pan Yang telah mengawasi semua tindakan Zhou Hesi.

Setelah mengetahui bahwa Zhou Hesi akan kembali ke Kota Jiang, dia segera memberi tahu Lu Yanting kabar ini.

Lu Yanting tidak mengambil tindakan selama dua hari ini, hanya menunggu Zhou Hesi kembali ke Kota Jiang.

Karena dia tahu bahwa selama Zhou Hesi tidak pergi, dia tidak bisa berkomunikasi dengan Lanxi secara privat.

Zhou Hesi berangkat pagi-pagi, Lanxi tidak mengantarnya ke bandara.

Ketika pergi, Zhou Hesi meminta Lanxi untuk lebih berhati-hati, meskipun dia tidak mengatakan dengan jelas apa yang harus diperhatikan, tetapi Lanxi sangat jelas dalam hatinya.

Tidak lain yaitu harus memperhatikan Lu Yanting ----

Setelah Zhou Hesi pergi, kehidupan Lanxi masih sama dengan sebelumnya.

Setelah makan malam, dia berjalan-jalan di pantai sendirian.

Ini bulan September, Bali masih panas, lebih dari 30 derajat setiap hari.

Namun, angin pantai benar-benar membuat orang merasa nyaman.

Lanxi berdiri di pantai, dan secara tidak sadar mulai melihat sekeliling.

Tidak tahu kenapa, dia berharap untuk bertemu Lu Yanting di sini ----?

Pikiran ini sangat mengerikan, setelah menyadarinya, Lanxi mengangkat tangannya dan menepuk dahinya.

Dia merasa dirinya sedikit tidak fokus.

Apakah mungkin karena hamil, dan IQnya menurun?

Dua hari telah berlalu sejak Lu Yanting dan Zhou Hesi berkelahi hari itu.

Tetapi, Lanxi merasa seperti sudah berlalu sangat lama.

Sebelumnya, dia ingin menelepon Lu Yanting untuk membahas tentang anak ini, tetapi dia tidak meneleponnya dalam dua hari ini.

Hembusan angin membuat rambut Lanxi menjadi kacau, dia mengangkat tangannya dan merapikan rambutnya, kemudian bersiap untuk terus berjalan.

Begitu jalan, langsung terhalang oleh orang.

Lanxi mengira dia secara tidak sengaja menabrak orang, jadi dia segera memindah posisinya dan bersiap untuk pergi.

Tetapi, pergelangan tanggannya malah dipegang oleh pihak lain, sentuhan familier, suasana yang familier.

Tubuh manusia sangat luar biasa, orang-orang yang pernah dekat satu sama lain, langsung bisa mengenalinya hanya dengan satu sentuhan.

Lanxi mengangkat kepalanya ------

Benar saja, wajah muncul didepannya sungguh tidak asing lagi.

Lanxi awalnya mengira dia sudah meninggalkan Bali.

Setelah menatap Lu Yanting selama beberapa detik, Lanxi ingin menarik tangannya kembali, tetapi Lu Yanting menolak untuk melonggarkannya, sebaliknya, dia memegangnya lebih erat.

Wajahnya masih memiliki bekas berkelahi dengan Zhou Hesi hari itu dan janggut pendek di dagunya, seluruh tubuhnya tampak agak berantakkan.

Tidak, sebenarnya juga tidak berantakkan.

Bagaimanapun, dia memiliki wajah yang tampan, dengan modal seperti itu, dia pasti akan terlihat tampan dengan penampilan apa pun.

Alasan mengapa Lanxi mengatakan dia berantakkan adalah karena dia terbiasa dengan penampilannya yang rapi.

Lu Yanting menolak untuk melepaskannya, dan Lanxi menyerah begitu saja.

Sini adalah tempat umum, dia seharusnya tidak akan melakukan sesuatu yang keteraluan.

Dia tadi cuman menarik sedikit saja, Lu Yanting langsung mengeratkan genggamannya.

Perlawanan semacam ini tidak ada artinya, jika dia jatuh seperti hari itu lagi, dan membuat anaknya dalam keadaan bahaya, makan akan sangat rugi.

Lanxi memang ingin berbicara tentang anaknya dengan Lu Yanting, karena bertemu dengannya hari ini, lebih baik membicarakannya secara langsung.

Setelah memikirkan kata-katanya, Lanxi berkata kepada Lu Yanting, "Setelah anak ini dilahirkan, aku akan membawanya kembali ke Kota Jiang."

Lu Yanting ada memikirkan kemungkinan ini sebelumnya, tapi dia masih tetap senang ketika mendengar kata-kata ini keluar dari mulut Lanxi.

Dia menggerakkan bibirnya, dan sebelum dia bisa berkata, Lanxi melanjutkan: "Tapi kamu juga tahu betapa buruknya reputasiku, setelah menghilang selama beberapa bulan, dan tiba-tiba kembali membawa anak, maka apa yang akan ditulis oleh media-media itu."

Novel Terkait

Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu