Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 18 Gejolak

Bab 18 Gejolak

Lanxi tertawa karena kecurigaan Lu Yanting.

Dia mengedipkan matanya dan berkata dengan lugu: "Sepertinya Anda salah sangka, aku baru saja lulus S2 tahun ini, dan aku sudah lama mengirimkan CV ke perusahaan ini. PT. Zonghaim adalah perusahaan yang bagus untuk berkembang, banyak temanku yang ingin bergabung dengan perusahaan ini."

Belum selesai Lanxi bicara, Lu Yanting tiba-tiba meremas dadanya.

Lanxi tanpa sadar merintih.

Mendengar suara rintihan Lanxi, Lu Yanting merasakan nafsunya semakin menggebu.

Tidak tahu racun apa yang diberikan oleh wanita ini, sudah lama dia tidak bereaksi seperti ini.

Lu Yanting meremas dadanya dengan sebelah tangan dengan penuh nafsu.

Lanxi merintih kesakitan dan mengerutkan keningnya, "Bos Lu, kalau tidak salah ingat, Anda pernah mengatakan bahwa Anda tidak tertarik padaku."

Bagi pria, cara terbaik untuk mendapatkan seorang wanita adalah dengan melepaskannya terlebih dahulu.

Lanxi mengetahui hal ini dengan jelas.

Apalagi bagi Lu Yanting yang memiliki jabatan, banyak wanita yang mau padanya.

Jika hanya sekedar menjadi kekasihnya saja, Lu Yanting akan cepat melupakannya.

Jika terlalu mudah mendapatkan seseorang, maka akan menjadi tidak berharga. Hubungan yang penuh kehangatan sangat penting.

Mendengar perkataan Lanxi, Lu Yanting menyipitkan matanya dan berhenti, tapi telapak tangannya masih menempel pada tubuhnya.

"Bukankah kamu sedang menggodaku?" Dia bertanya dengan suara serak.

Lanxi mencibir dengan ekspresi serba salah, dia tidak mengaku namun tidak meyangkal juga.

Lu Yanting gelisah melihat ekspresi Lanxi.

Dia menarik tangannya. "Katakan apa tujuanmu."

"Bos, Anda salah sangka." Lanxi kemudian berkata: "Memang benar reputasiku buruk, tapi aku tidak seperti yang Anda bayangkan." Anda sudah menegaskan bahwa tidak tertarik padaku. Di kota Jiang masih banyak pria yang lain, aku akan mengubah targetku jika sudah waktunya.

Mengubah target?

Mendengar perkataannya, Lu Yanting tiba-tiba teringat dengan Shen Wenzhi.

Malam itu, dia dan Shen Wenzhi bermesraan di lorong bar...

Mengingat hal ini, emosi Lu Yanting semakin memuncak.

"Nona Lan, ternyata kamu benar seperti yang dikatakan orang-orang." Lu Yanting mencemoohnya.

"Anda sudah berlebihan memujiku." Lanxi tertawa lepas. "Kita tidak dapat menaruh harapan pada satu orang saja, benar 'kan?"

Senyumannya menusuk mata Lu Yanting.

Lu Yanting melepaskan Lanxi dan mundur satu langkah, kemudian menunjuk ke arah pintu ruangan.

Selanjutnya dia berkata dengan dingin: "Keluar."

"Ingat untuk minum kopinya selagi panas." Lanxi mengangguk dan pergi dengan tersenyum.

Setelah Lanxi pergi, Lu Yanting memperhatikan bokong Lanxi yang bulat, diiringi dengan lenggak lenggoknya saat berjalan , membuat Lu Yanting menjadi kehilangan fokus...

Dia menjadi bergairah kembali dan ingin mendekapnya dari belakang.

Saat bayangan ini melintas, Lanxi sudah pergi.

Lu Yanting sampai di meja kerja dan meminum kopi yang dibuat oleh Lanxi.

Kopinya sudah dingin, dan setelah meminumnya emosi dalam tubuhnya menjadi stabil.

    **

Keluar dari ruangan Lu Yanting, Lanxi bertemu dengan beberapa rekan kerja.

Wajah Lanxi merah karena payudaranya telah diremas oleh Lu Yanting, pakaiannya juga sedikit berantakan.

Setelah melihat Lanxi, beberapa rekan kerjanya langsung memandang rendah dirinya.

Lanxi tahu apa yang sedang mereka pikirkan, menghinanya dalam hati karena telah menggoda Bos Lu.

Dia sudah sering mendengar hinaan ini beberapa tahun terakhir ini, dan dia sudah mati rasa dengan hinaan seperti ini.

Dua rekan kerjanya menatapnya sebentar dan kemudian turun ke bawah.

Lanxi tidak turun ke bawah dengan lift yang sama dengan mereka, dia menunggu lift yang selanjutnya datang.

Setelah turun ke bawah, dia pergi ke toilet dulu sebelum kembali ke ruang kerja.

Saat Lanxi akan keluar dari toilet, dia mendengar gosip dari luar.

"Yang tadi itu adalah karyawan baru 'kan? Baru hari pertama saja sudah masuk ke dalam pelukan Bos Lu? Sungguh wanita penggoda."

"Betul sekali, lihat payudaranya, aku jamin dia pasti telah melakukan operasi payudara, jika tidak mengapa bisa sebesar itu?"

Lanxi tertawa mendengarnya.

Dia langsung membuka pintu toilet dan berjalan ke luar.

Dua wanita itu adalah orang yang tadi bertemu dengan Lanxi di depan lift.

Melihat dia keluar, raut wajah kedua wanita sedikit berubah.

Kemudian, salah satu dari para wanita itu berkata: "Kenapa, jangan pikir aku takut pada kalian, kalian juga menggoda Bos Lu bukan, mengapa masih membicarakan orang lain?"

Lanxi menunduk dan tertawa tanpa membalas perkataan mereka. Dia langsung memegang pergelangan tangan wanita itu.

Lanxi mengenal suaranya, dia adalah wanita yang tadi berkata bahwa Lanxi telah melakukan operasi payudara.

Lanxi langsung memegang tangannya dan mengarahkannya pada payudaranya sendiri.

"Gila, apa yang kamu lakukan!" Raut wajah rekan kerja wanita itu berubah.

"Bukankah menurutmu payudaraku ini adalah hasil operasi, kamu pasti tidak akan percaya jika aku mengatakan tidak, maka sebaiknya kamu merasakan sendiri."

Lanxi tertawa puas. "Apakah kamu masih merasa payudaraku adalah hasil operasi?"

Novel Terkait

1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu