Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 153 Aku Akan Menjadi Pemandu Gratismu (2)

Lanxi juga tidak ada waktu mencari tau alasan dibalik ini semua, karena baru saja memutuskan panggilan itu, dia langsung menerima pesan wechat dari Zhou Hesi.

Beberapa waktu ini dia tidak begitu sering berkomunikasi dengan Zhou Hesi, tida disangka sudah lewat begitu lama, dia masih mau menghubunginya.

Zhou Hesi: Hal kemarin itu, kamu sudah memikirkannya?

Setelah Lanxi menerima pesan ini langsung berpikir, baru mengerti maksud dari hal yang dikatakan Zhou Hesi-----

Zhou Hesi bilang dia bisa membantu Lanxi mempertahankan perusahaannya, menyuruhnya cerai dengan Lu Yanting dengan tenang.

Saat itu Lanxi bilang kepada Zhou Hesi kalau dia akan mempertimbangkan hal ini dengan baik, kenyataannya dia sama sekali tidak memikirkannya.

Paling pentingnya, dia tidak mau Zhou Hesi ikut campur.

Maksud niat Zhou Hesi terhadapnya sekarang dia juga sudah tau, tapi dia sama sekali tidak bisa memberikan Zhou Hesi pembalasan yang setara.

Kalau disaat seperti ini menyuruh Zhou Hesi masuk kedalam bahaya untuk membantu, maka sungguh tidak bertanggung jawab terhadapnya.

Jadi, Lanxi membalas: Sudah, sungguh tidak perlu, terimakasih banyak.

Zhou Hesi membalas sangat cepat: Kamu benar-benar tidak perlu segan denganku.

Memangnya segan?

Lanxi tersenyum, sebenarnya dia bukan segan dengan Zhou Hesi, hanya saja sangat sangat berterimakasih padanya.

Karena, Zhou Hesi memang sangat baik terhadapnya.

Lanxi menatap layar handphone sangat lama, tidak membalasnya.

Dari sana, Zhou Hesi mengirimkan sebuah pesan lagi: Bagaimana kabarmu 2 hari ini?

Lanxi juga tidak menyembunyikannya dari Zhou Hesi, menceritakan keadaannya 2 hari ini pada Zhou Hesi, lalu memberitahunya tentang rencana perjalanan, sekaligus bertanya pendapatnya.

Karena dia pernah mendengar Zhou Hesi bilang, dia sering berpergian, entah itu dalam negri atau luar negri, dia lebih mengerti.

Jadi, bertanya pendapatnya, tidak akan salah.

Zhou Hesi mendengarnya berkata demikian, bertanya: Mau pergi bersama? Aku akan menjadi pemandu gratismu.

Sebenarnya, Lanxi sangat tersentuh dengan ide Zhou Hesi ini.

Tapi dia berpikir lagi, Zhou Hesi biasanya sangat sibuk dengan pekerjaannya, menyuruh Zhou Hesi ikut dengannya pergi keluar berkelana sebulan, bagaimana pekerjaannya?

Tindakan ini sepertinya sedikit egois.

Jadi, Lanxi bertanya padanya: Bukannya kamu harus bekerja?

Zhou Hesi: Aku setiap tahun ada libur tahunan sebulan, beberapa hari ini kebetulan aku berencana pergi berlibur untuk refreshing, bukankah sangat kebetulan?

Kebetulan? Lanxi tidak polos sampai percaya ada kebetulan yang seperti ini.

Lanxi: Kenapa aku merasa ini kebetulan yang disengaja?

Lu Yanting: Baiklah, sudah ketahuan, sebenarnya aku ingin pergi berliburan denganmu, bagaimana, setuju tidak?

Sikap tulus Zhou Hesi ini malah membuat Lanxi tersentuh.

Dengan serius mengingat kembali apa yang pernah terjadi setelah berkenalan, Zhou Hesi memang sangat baik terhadapnya.

Lanxi memikirkan sejenak, lalu menyetujui permintaannya: Baik, kalau begitu sama-sama saja.

Zhou Hesi adalah orang yang menarik, pergi berliburan dengannya, moodnya pasti akan sangat bagus.

Kalau memang mau pergi refreshing, harus mencari orang yang lucu sama-sama.

Zhou Hesi: Sudah menentukan mau pergi kemana?

Lanxi: Menurut padamu saja, pemandu.

Zhou Hesi: Kalau begitu ke Lhasa saja, bagaimana menurutmu?

Lhasa? Lanxi belum pernah pergi sebelumnya.

Tapi, pada saat kuliah ada 2 orang di asramanya pernah pergi, mereka bilang Lhasa sangat bagus.

Saat itu Lanxi melihat foto mereka disana, memang sangat indah.

Sangat dekat dengan langit, hanya melihat lingkungan seperti itu saja membuat dirinya langsung tenang.

Betul, tenang.

Ini adalah hal yang paling dia butuhkan sekarang.

Jadi, setelah memikirkan dengan baik-baik, Lanxi menyetujui saran Zhou Hesi: Baik, kalau begitu pergi ke Lhasa dulu.

Waktu sebulan, tidak mungkin hanya di Lhasa saja, pasti ada banyak tempat yang bisa didatangi, dia percaya, Zhou Hesi akan merencanakan rutenya dengan baik.

Poin ini, dia sangat tenang.

.........

Waktu Lanxi mengobrol dengan Zhou Hesi dengan sangat gembira, Jiang Sisi masuk.

Mendengar suara pintu terbuka, Lanxi mengagkat kepalanya meliat.

Jiang Sisi langsung berjalan duduk disebelah Lanxi, lalu memasang wajah detektif bertanya: "Kamu sedang ngobrol dengan siapa?"

Insting gosip Jiang Sisi ini sungguh tidak bisa ditutupi.

Waktu SMA Lanxi sering bilang kalau Jiang Sisi sangat cocok menjadi paparazi, instingnya itu sungguh sangat tajam.

Tapi, Lanxi juga tidak menyembunyikan hal ini dari Jiang Sisi.

"Zhou Hesi." Lanxi sambil berbicara dengan Jiang Sisi, sambil membalas pesan Zhou Hesi.

Jiang Sisi mendnegar nama Zhou Hesi langsung berdecak, "Perkembangan kalian lumayan cepat juga, ngobrol sampai tidak rela berpisah begitu."

Lanxi: "......"

"Aiya, cepat beritahu padaku, apa yang kalian bicarakan?" Wajah penasaran Jiang Sisi mendekat.

Lanxi: "Lu Yanting memberiku waktu sebulan." Lanxi yang berkata seperti itu, Jiang Sisi tentunya tidak bisa mengerti maksudnya dengan cepat: "Apanya 1 bulan? Apa perceraian?"

Lanxi: ".......Menyuruhku pergi refreshing."

Jiang Sisi sedikit kaget: "Kenapa dia tiba-tiba membuka matanya?"

Lanxi: "Aku juga tidak tau."

"Tidak peduli lagi, bisa pergi bermain ya pergi saja, bermain sehari hitung sehari." Jiang Sisi memainkan alisnya, "Lagipula, kamu bisa mumpung kesempatan ini memelihara hubungan dengan Zhou Hesi, siapatau bisa muncul percikan api!"

Lanxi: "......."

Dia dengan Zhou Hesi? Muncul percikan api? Sungguh tidak bisa dibayangkan.

"Sungguh, kamu harus mencoba dulu, aku merasa Zhou Hesi sangat baik, sungguh pria setia yang bisa memberikan kenyamanan baru bisa diandalkan." Sekarang Jiang Sisi sudah sepenuhnya berpihak dengan Zhou Hesi, "Lagipula kalian juga teman baik dari kecil, oh tuhan, ini sungguh seperti alur cerita didrama televisi."

Lanxi: "......."

Kemampuan imajinasinya sungguh kaya, lubang otaknya itu, mau diisi pun tidak bisa.

Lanxi tidak membantahnya, Mendengarnya berbicara langsung mengubah pembicaraan, dengan tersenyum bertanya: "Bagaimana abang prajuritmu menghukummu?"

Jiang Sisi: "Juga tidak menghukum sekali, hanya menyuruhku lain kali jangan makan junkfood lagi."

Lanxi memainkan alisnya, tidak berani percaya: "Begitu saja."

Jiang Sisi: "Bear, aku saja sampai diam terkejut, awalnya mengira akan dimarahi dengan sadis."

Lanxi memegang dagunya, dengan tersenyum menebak: "Dia mungkin takut kalau hari ini selesai menghukummu, kamu marah maka besok tidak bisa malam pertama dengannya.

Jiang Sisi mendengar perkataan Lanxi, mengangkat tangannya dan memukul pundak Lanxi, "Pergi kamu!"

**

Hari kedua adalah pesta pernikahan Jiang Sisi, Lanxi dan Jiang Sisi dari bangun pagi sudah sibuk.

Jiang Sisi harus berdandan, lalu pergi ke hotel ganti gaun pengantin, proses ini sangat menyiksa.

Untungnya ada Lanxi, dua orang ini sangat saling mengerti, jadi tidak begitu susah.

Setelah beberapa jam berputra-putra dihotel, akhirnya urusan persiapan pesta pernikahan selesai.

Setelah selesai, Lanxi juga mengganti gaun pengiring pengantin.

Lanxi menukar gaunnya di kamarnya sendiri, baru saja keluar, langsung tampak Lu Yanting yang berdiri didepan pintu.

Hari ini Lu Yanting memakai setelan jas berwarna biru tua, sangat pas ditubuhnya.

Beberapa hari tidak berjumpa, bertemu seperti ini, Lanxi tidak tau harus berkata apa padanya.

Pada akhirnya, Lu Yanting duluan membuka mulut.

Dia berjalan ke hadapan Lanxi, mengangkat tangannya dan merapikan rambutnya.

Pergerakannya sangat lembut, juga sangat alami.

Dia seperti ini, membuat Lanxi merasa hal yang terjadi diantara mereka sama sekali tidak pernah ada.

Tapi---Kenyataan sudah terpampang didepan mata, siapapun tidak bisa menghindar.

Lanxi mundur selangkah, tanpa bersuara menghindari sentuhannya.

Dia mengira tindakannya ini tidak mengakibatkan apa-apa, tapi Lu Yanting malah bisa merasakan kedinginan dan penghindaran.

Lu Yanting merasa kalau hatinya seperti tersumbat sesuatu, membuatnya panik, bahkan bernafas saja susah.

Kondisi seperti ini dihari ini, disebabkan olehnya sendiri, dia tau.

Kalimat 'menanggung akibat perbuatan sendiri' digunakan untuk mendeskripsikan dirinya.

"Akhir-akhir ini lelah tidak?" Lu Yanting menahan kuat rasa yang tidak nyaman, dengan biasa bertanya pertanyaan ini.

Tidak ada maksud lain, hanya ingin berbicara dengannya.

Lanxi awalnya mengira setelah tindakan itu, Lu Yanting tidak akan berbicara lagi dengannya, tidak disangka dia malah bertanya lagi.

"Tidak lelah, lumayan baik." Jawaban Lanxi sangat kaku.

.......Tiba-tiba suasana menjadi canggung.

Disaat ini, dari belakangan terdengar suara yang familiar.

"Rupanya kalian disini, akhirnya menemukan kalian."

Itu adalah Liang Ye, Jin Shuyao ikut disebelahnya, sebelah tangan Jin Shuyao menggandeng lengan Liang Ye, kedua orang ini tampak sangat mesra.

Melihat Liang Ye, Lanxi tidak heran, bagaimana juga Jiang Sisi sudah bilang kalau Liang Ye akan datang.

"Kapan sampai?" setelah melihat Liang Ye, Lanxi menaruh semua perhatiannya pada Liang Ye.

Sudut bibir Liang Ye tersenyum, hanya saja didalam senyum itu ada sedikit kepahitan, perasaan seperti ini, hanya Lanxi yang tau.

"Semalam malam baru sampai, sudah malam sekali, jadi tidak menghubungi kalian." Dia menjawab begitu.

"Kalau begitu pasti sangat lelah." Ucap Lanxi, "Tapi kamu bisa datang, Sisi pasti sangat senang."

Liang Ye tidak berkata lagi, dia dengan Lanxi ada kontak batin, secara alami mengerti maksud kata Lanxi ini.

Lanxi sedang mengingatkannya, jangan ada pikiran macam-macam lagi.

Pesta pernikahan segera dimulai, mereka tidak diam lagi disana, langsung pergi ke aula resepsionis diluar.

Tamu sudah banyak yang berdatangan, Jiang Sisi dan Mu Baicheng dengan baju pengantin berdiri di pintu masuk.

Begitu keluar, Liang Ye langsung melihat gambaran ini.

Melihat penampilan Jiang Sisi yang memakai gaun nikah, Liang Ye tanpa sadar menggertakkan giginya.

Gambaran ini, dia sudah memikirkannya berkali-kali dari dulu, hari ini melihat dengan mata sendiri.

Sayangnya, orang yang berdiri disebelahnya bukan dia.

Waktu memang sangat kejam, kalau bisa memberinya waktu walaupun hanya setengah tahun, dia dan Jiang Sisi tidak akan berakhir seperti ini.

Mu Baicheng juga sadar dengan tatapan terbakar yang tidak jauh, sebelah matanya melihat Liang Ye, mata kedua orang itu bertemu.

Lalu, Mu Baicheng mengangkat tangannya, langsung merangkul pinggang Jiang Sisi.

Novel Terkait

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu