Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 22 Ambisimu Besar

Bab 22 Ambisimu Besar


Lanxi pecandu berat rokok. Terutama saat perasaan hatinya sedang buruk, dia sangat bergantung pada nikotin.


Ini adalah rokok ke-4 yang dia hisap malam ini.


Dia seperti wanita ketergantungan, bersandar di tembok dan terus menghisap nikotin. Merokok dapat membuatnya mendapatkan ketenangan.


Saat kakeknya masih hidup, dia sering dinasehati untuk tidak merokok, karena merokok dapat mempengaruhi janin pada saat hamil.


Saat suasana hatinya buruk, dia selalu mengingat kejadian yang telah berlalu.


Bersandar di tembok sambil menutup matanya. Air matanya tidak terbendung.


Dadanya sesak, dia semakin dalam menghisap rokoknya.


Tiba-tiba dia mendengar suara langkah kaki.


Lanxi membuka matanya dan menatap kedua mata Lu Yanting yang penuh misteri.


Lu Yanting melihat tetesan air mata Lanxi yang bersinar di bawah cahaya lampu.


Apakah air mata ini untuk Shen Wenzhi?


Lu Yanting menunduk dan melihat puntung rokok yang ada di lantai. Dia kemudian mengambil sisa punting rokok yang di tangan Lanxi dan mematikannya ke tembok.


Lanxi menyeka air matanya dan tersenyum.


“Bos Lu, sekarang sudah jam pulang kerja, jika ada pekerjaan harap mencari saya pada jam kerja.”


Perasaan hati wanita ini berubah dengan sangat cepat.


Baru saja dia meneteskan air matanya, dan sekarang dia sudah bisa tersenyum.


Lu Yanting melihat bibirnya, lipstiknya sudah mulai pudar…


Terbayang olehnya Lanxi dan Shen Wenzhi yang baru saja berciuman.


Dan juga pada saat mereka berdua berciuman di bar pada malam itu.


Lanxi membeku ditatap demikian oleh Lu Yanting. Dia kemudian tersenyum dan melambaikan tangan padanya.


“Bos Lu, saya pulang dulu. Have fun…”


Belum selesai dia bicara, pria di depannya tiba-tiba menekannya ke tembok.


Dia tidak bisa bergerak karena terhimpit oleh tubuh Lu Yanting dan tembok.


Jalanan begitu sepi, dengan jarak sedekat ini, Lanxi dapat merasakan detak jantungnya yang kuat.


Biasanya Lanxi akan bersedia bermesraan dengan dirinya, tapi sekarang dia sedang tidak menginginkannya.


Lanxi mengangkat kepalanya dan berkata: “Bos…”


Baru bicara satu kata, pria itu tiba-tiba meraba bagian belakang tubuhnya dan mencubit bokongnya.


Tindakan ini membuat Lanxi membeku.


“Sejak pertama bertemu, kamu sudah menggodaku.”


Suara Lu Yanting serak dan berat, kedua tangannya meremas bokong Lanxi dan bibirnya mencium daun telingnya. 


“Lanxi, berikan aku sebuah kesempatan, bagaimana?”


Tidak disangka, Lu Yanting begitu cepat terpancing oleh Lanxi.


Lanxi pernah mendengar Jiang Sisi berkata bahwa Lu Yanting adalah pria serius yang tidak mudah di dekati wanita.


Maka saat menggodanya, Lanxi sudah bersiap untuk melakukan pertarungan panjang dengannya.


Fakta membuktikan, sekalipun pria itu adalah Lu Yanting, Lanxi tetap berhasil menggodanya.


Lanxi dapat menyentuh relung hati pria yang terdalam. Ini adalah waktu terbaik untuk membicarakan persyaratan. 


Bibir Lanxi terangkat dan dia tersenyum dengan seksi. Dia kemudian meraba jakunnya.


“Apa maksud dari perkataan Bos Lu?”


Tindakan yang begitu menggoda, ditambah dengan nada bicaranya membuat Lu Yanting semakin kuat mencengkram bokong Lanxi.


“Apa maumu?” Lu Yanting menatap matanya.


“Aku mau menjadi istri Keluarga Lu, bagaimana menurut Bos Lu?” Kedua tangan Lanxi bergantung pada leher Lu Yanting sembari mengedipkan matanya dengan nakal.


Kalimat ini berhasil memusnahkan semua nafsu Lu Yanting.


Dia menarik tangannya, kemudian mundur selangkah dan menatapnya dengan penuh ejekan.


Saat ini, angin dingin pada bulan Mei di Kota Jiang berhembus kencang.


Lanxi pun gemetaran.


“Ambisimu sangat besar.”Lu Yanting menatapnya dan bicara dengan dingin.


“Bukankah Bos Lu sendiri yang memberikanku kesempatan?” Lanxi tertawa dan berkata: “Aku tidak mau menjadi pacarmu, aku ingin menjadi istrimu yang sah.”


“Jangan coba-coba berpikir tentang hal ini.”Lu Yanting mencelanya. “Istriku tidak mungkin adalah wanita sepertimu.”


“Sayang sekali kalau begitu.” Lanxi memasang wajah kecewa dan mengangkat bahunya. “Aku tidak berhasil mencapai kesepakatan dengan Bos Lu pada bagian ini.”


Lu Yanting  tidak membalasnya dan menatapnya sebentar. Perasaannya tidak bisa dibaca oleh Lanxi.


Satu menit kemudian, Lu Yanting berputar dan berjalan ke arah rumah keluaga Lu.


Lanxi melihat bayangannya dan menertawakan dirinya sendiri.


Dia tahu, rencananya kali ini harus gagal lagi.

Novel Terkait

Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu