Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 33 Dia Minum Obat Tidur (2)

Bab 33 Dia Minum Obat Tidur (2)

Jiang Sisi tanpa sadar menggenggam erat botol obat.

Saat kondisi Lanxi sangat parah, dia harus mengandalkan obat tidur untuk bisa tidur, akhirnya dia mengambil paksa obat tidurnya, menggunakan berbagai cara untuk memperbaiki jam tidurnya.

Hingga insomia Lanxi tidak begitu parah, kehidupannya juga membaik, Jiang Sisi memang orang yang sleboran, sering tidak memperhatikan hal-hal kecil.

Kalau bukan karena malam ini, mungkin ia tidak akan menyadari kalau Lanxi masih terus mengkonsumsi obat ini.

Jiang Sisi membawa botol obat itu keluar kamar, melihat kearah Lu Yanting, “Kita keluar dulu saja, dia tidak akan bangun.”

Lu Yanting adalah orang yang pintar, melihat ekspresi Jiang Sisi yang berubah saat menemukan botol obat itu, melihat lagi kearah dia yang tertidur seperti orang mati di ranjang, dia sudah bisa menerka obat apa yang berada didalam botol itu.

Jiang Sisi menutup pintu kamar, berjalan ke ruang tamu bersama Lu Yanting.

Lu Yanting melihat botol obat di tangannya, mengatakan tebakannya, “Dia meminum obat tidur?”

Jiang Sisi, “….”

Dia sekarang mulai mengagumi kecerdasan Lu Yanting.

Pantas saja tuan besar mengatakan kalau Lu Yanting bukan orang sembarangan, ternyata begitu.

Hanya melihat jejak sekecil ini saja ia bisa mengetahui sebanyak itu, siapa yang berani mengusiknya?

Lu Yanting dapat menerka apa yang dipikirkan oleh Jiang Sisi.

Mengenai obat Lanxi tidak ingin ada yang mengetahui kondisinya, sebagai teman, Jiang Sisi membantunya menutupinya.

Hanya dengan memberitahu Jiang Sisi dia sudah mengetahui kondisi Lanxi yang sebenarnya, ia baru akan bersedia menceritakan hal yang sebenarnya dengan detail.

Lu Yanting berkata, “Hari sabtu lalu saat menemaninya makan kerumah keluarga Lan, ayahnya sempat memberitahuku tentang penyakit yang ia derita.”

“… Dia memberitahumu?!” Jiang Sisi agak terkejut, dibalik ekspresi terkejutnya tersimpan rasa dendam.

“Secara hukum aku adalah suaminya, aku punya hak mengetahui semua kondisi kesehatannya.”

Jiang Sisi, “….”

Lu Yanting, “Dulu dia sering mengkonsumsi obat ini?”

Jiang Sisi mengangguk, “kurang lebih mengkonsumsi selama setahun. Akhirnya aku mengajaknya ke berbagai dokter, mengkonsumsi obat herbal selama setengah tahun lebih, seharusnya ada membaik.”

Mengenai kapan mulai mengkonsumsi obat tidiur lagi, dia dia sama sekali tidak tahu.

Namun Jiang Sisi bisa menerka, pasti berhubungan dengan rumah yang dijual.

Sebelumnya kondisi Lanxi cukup baik.

Lalu rumahnya dijual, Shen Wenzhi kembali… beberapa hal yang terjadi bersusulan, memang tantangan yang tidak mudah untuknya.

Tiba-tiba Jiang Sisi merasa dia bukan teman yang baik, sampai kapan Lanxi mulai mengkonsumsi obat ini saja tidak tahu.

Mendengar apa yang dikatakan Jiang Sisi, sinar matanya meredup.

Terdiam sejenak lalu bertanya, “Apakah dia pernah pergi ke psikiater?”

Membicarakan ini, Jiang Sisi menghela nafas, “Pernah, namun tidak ada hasil, dia sendiri… agak menolak.”

Mengingat Lanxi pernah melempar gelas kaca ke kepala psikiater, Jiang Sisi sedikit trauma.

Lanxi tidak suka ada yang mengungkit masalah penyakitnya, sebagai temannya, dia cukup memahaminya.

Sehingga dia jarang mengungkit masalah ini, hanya berinteraksinya dengannya secara normal.

Selama Lanxi pindah keluar dari rumah kediaman Lan ke rumahnya, sebenarnya kondisinya cukup satbil dan normal.

Mengenai hal ini…  Jika ingin menyalahkan Lan Zhongzhi lah yang harus disalahkan.

Menolak?

Lu Yanting menyipitkan mata, mengingat sikapnya saat dimobil, kurang lebih sudah bisa menerka sebagian.

Dia sama sekali tidak mengerti masalah kejiwaan, tapi dia tahu, banyak penderita penyakit kejiwaan yang menolak untuk mengakui penyakit yang dideritanya.

“Malam ini maaf jika harus merepotkanmu.” Lu Yanting berterima kasih pada Jiang Sisi.

Jiang Sisi melambaikan tangan, “Jangan berkata seperti itu, Lanxi adalah sahabatku, sebelumnya dia sudah tinggal bersamaku, jadi sama sekali tidak merepotkan.”

“Pergelangan kakinya terluka.” Lu Yanting berkata, “Ingat pakai obat.”

“Pergelangan kaki?” mengenai posisi itu, tanpa sadar mengerutkan alis, seperti teringat sesuatu, “Kenapa pergelangan kakinya?”

Lu Yanting melihatnya panik, tidak berfikir terlalu jauh, hanya menganggapnya perhatian pada Lanxi.

Dia berkata, “Terkilir.”

Mendengar perkataannya, Jiang Sisi menjadi lega, “Baiklah, mengerti, aku akan memakaikan obat, tenang saja.”

Lu Yanting tidak tinggal lama, setelah berpamitan langsung pulang.

Jiang Sisi duduk di sofa, menatap botol obat dengan ekspresi khawatir.

Tahun terakhir kuliah, kondisi Lanxi sangat baik, dia mengira ia sudah sembuh….

Jiang Sisi sedang berfikir, tiba-tiba handphonenya berbunyi.

Yang menelfon adalah nomor asing. Jiang Sisi tidak pikir panjang dan langsung mengangkat telfon.

Jiang Sisi, “Siapa?”

“Jiang , ini aku.” Dari balik telfon, terdengar suara Shen Wenzhi.

Jiang Sisi sekarang sedang mengkhawatirkan penyakit Lanxi, mendengar suara Shen Wenzhi langsung teringat apa yang pernah dilakukan oleh keluarga Shen Wenzhi pada Lanxi.

Jiang Sisi, “Kamu ini sakit jiwa ya? Apakah kita akrab sampai kamu menelfonku tengah malam begini?”

“Jiang , apa kamu ada waktu, aku ingin berbicara dengan mengenai Lanxi, bisakah kita keluar…”

Kata ‘makan’ belum sempat diucapkan, sudah dipotong oleh Jiang Sisi, “Apa yang perlu dibicarakan? Sudah putus ya putus, jangan mengusiknya lagi. Orang yang baik tidak akan menengok masa lalu kamu mengertikan?”

Shen Wenzhi, “Dia sudah menikah apa kamu tahu?”

Jiang Sisi terkejut, lalu tertawa sinis, “Tentu saja tahu, Lu Yanting jauh lebih baik darimu berkali lipat. Kenapa? Tidak sanggup melihatnya?”

Shen Wenzhi agak panik untuk menjelaskan, “Aku tidak tahu bagaimana mereka bisa menikah, namun aku bisa pastikan Lu Yanting sama sekali tidak menyukainya! Aku sudah mencari tahu, sebelumnya Lu Yanting sudah memiliki seorang pacar yang sudah sampai tahap membahas pernikahan, mereka berdua belum pu…”

“Lalu? Kau berencana untuk menjadi penolong dalam hubungan rumah tangga orang lain?” Jiang Sisi seolah tidak goyah oleh penjelasannya, “ShenWenzhi, kamu jangan menelfon lagi, kamu dan Lanxi sudah lama putus, jangan berlagak seolah kamu sangat setia, kalau kamu segitu mencintainya, empat tahun lalu kamu tidak akan membiarkan ibumu dan Tang Manshu wanita jalang itu menginjak harga dirinya!”

Jiang Sisi menyelesaikan ucapannya, tanpa memberinya kesempatan untuk menjelaskan langsung mematikan telfon.

    **

Sejak turun dari lantai atas, ekspresi wajah Lu Yanting sangat serius, dia hanya melontarkan perintah ‘pulang’, setelahnya tidak mengatakan apapun lagi.

Pan Yang juga tidak berani menanyakan apa yang sebenarnya terjadi, hanya bisa menyetir dengan diam.

Sesampainya dirumah, setelah mandi, wajahnya masih terlihat sangat serius.

Dia duduk di ruang baca, menghabiskan 3 batang rokok berturut-turut.

Setelah menghabiskan rokoknya yang terakhir, ia mengangkat handphone, menelfon Zhou Jinyan.

Sepertinya Zhou Jinyan sedang lembur, setelah telpon tersambung, Lu Yanting mendengarnya sedang membalik halaman kertas.

Lu Yanting, “Mengganggumu bekerja?”

Zhou Jinyan, “Tidak, sudah selesai, kak Lu mencariku ada apa?”

Lu Yanting bertanya, “Aku ingat kamu pernah mengatakan bahwa kamu kenal seorang psikiater yang hebat, apakah sekarang bisa dihubungi?”

Zhou Jinyan terdiam beberapa detik lalu manjawab, “Bisa dihubungi.”

“Tapi kak Lu….”Zhou Jinyan bertanya padanya, “Untuk apa kamu mencari psikiater?”

Lu Yanting, “Lanxi.”

Mendengar Lu Yanting mengatakan ini, langsung tertawa, “Yang benar kak Lu? Jangan bercanda denganku?”

Sikap Lanxi yang semena-mena sama sekali tidak mirip dengan orang yang mengalami gangguan kejiwaan?

“Buatkan janji untuk bertemu dengan psikiater itu, sampai disini dulu, kamu lanjutkanlah pekerjaanmu.” Lu Yanting sama sekali tidak menjelaskan lebih banyak.

Setelah mematikan telfon, ia lanjut menyalakan sebatang rokok lagi. Ruangan bacanya dipenuhi dengan asap rokok.

**

Setelah bertemu dengan Lanxi malam itu, Shen Wenzhi dipenuhi oleh oleh pertanyaan yang ingin ia tanyakan kepada Lanxi.

Namun semalam menelfon Jiang Sisi tidak membuahkan hasil, dia berfikir sejenak, hanya bisa meminta pertolongan Lan Zhixin.

Shen Wenzhi sama sekali tidak mengerti bagaimana hubungannya dengan Lanxi, namun karena Lan Zhixin selalu bertingkah sebagai seorang adik yang baik, Shen Wenzhi mengira hubungan mereka sangat baik.

Dan pada perayaan ulang tahun saat itu, Lan Zhixin membantunya mencari kesempatan.

Sejak hari itu, ia menyimpan nomor handphone Lan Zhixin.

Setelah mempertimbangan sejenak, ia pun memutuskan untuk menghubungi Lan Zhixhin.

Setelah Lan Zhixin mendengar permintaannya, langsung menyetujuinya, “Baiklah, Kak Shen tenang saja, aku pasti akan membantumu mengajak kakak keluar, tunggu kabar dariku!”

Shen Wenzhi berterimak kasih padanya, “Terima kasih!”

Lan Zhixin, “Tidak perlu sungkan kan Shen, kamu begitu baik pada kakakku, aku juga berharap kalian dapat berbahagia!”

Dia berkata dengan sangat baik dan perhatian.


        **

 

Lanxi tertidur sampai siang hari.

Begitu membuka mata, seluruh tubuhnya pegal-pegal.

Orang-orang berkata kalau tidur adalah cara menghilangkan Lelah yang paling baik, tapi kalau tidur terlalu lama, juga bisa membuat otot kelelahan.

Lanxi bangun dari ranjang, berjalan keluar kamar. Baru keluar sudah mencium aroma masakan.

“Kamu sudah bangun? Ayo cepat makan!” Jiang Sisi melambaikan tangan kearah Lanxi.

Lanxi mengangguk, berjalan kedepan sofa lalu duduk disana.

“Kapan mulainya?” setelah Lanxi duduk, Jiang Sisi langsung melontarkan pertanyaan ini.

Lanxi, “Apa?”

Jiang Sisi mengangkat tangan, menunjuk kearah botol obat yang terletak diatas tumpukan kertas bekas.

Lanxi melihat Kearah yang ditunjuk, tanpa sadar menopang dahinya.

Kemarin setelah meminum obat ia lupa menyimpannya, otak ini, semakin lama semakin payah.

Sebenarnya Lanxi tidak begitu ingin memberitahukan Jiang Sisi, alasan utamanya karena takut dia khawatir.

“Jiang Er, aku…”

“Jangan mengelak, aku ingin mendengar yang sebenarnya!” jiang Sisi jarang bersikap setegas ini.

“Tidak terlalu lama.” Lanxi tahu sifat Jiang Sisi, jika hari ini tidak mendapatkan jawaban, ia tidak akan melepaskannya.

“Mulai minum obat sejak berkencan dengan Wang Po.”

Setelah mendengar pengakuannya ia langsung menaikan suara, “Tidak sampai sebulan kamu menghabiskan satu botol! Yah Tuhan, apakah kamu sudah tidak mau nyawamu lagi?!”

Novel Terkait

Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu