Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 35 Aku Tidak Suka Wanita Gila(1)

Yin Tai? Pan Yang tanpa sadar mengomentari dalam hati, apakah Lanxi semalam belum pulang?

Sudah menikah, tapi tetap tinggal dirumah temannya, termasuk ajaib juga.

Tentu saja, hal seperti ini hanya bisa menggerutu dalam hati, tidak mungkin ia katakan.

Apalagi, ekspresi wajah Lu Yanting begitu jelek.

Sepanjang jalan, Lu Yanting tidak banyak bicara, Pan Yang tidak berani bersuara, mengendarai mobil dengan diam.

…….

Setelah Lanxi keluar dari kediaman keluarga Lan, ia naik mobil kembali ke Yin Tai.

Saat supir melihat bekas tamparan diwajahnya, ekspresinya terlihat khawatir.

Hingga ia mengeluarkan carmin dan lipstick untuk membenarkan make up.

Supir baru merasa kalau dia berfikir terlalu jauh.

**

Mobil Lu Yanting baru saja tiba didepan gerbang rumah susun, melihat Lanxi yang turun dari taxi.

Setelah Pan Yang memarkir mobil, Lu Yanting turun dari mobil, berjalan kehadapan Lanxi.

“Eh, Bos Lu.” Saat melihat Lu Yanting, Lanxi langsung tersenyum.

Bibirnya menggunakan lipstick merah dibibirnya, dipadukan dengan senyumannya, terlihat cukup menggoda.

Namun, yang diperhatikan Lu Yanting bukan itu.

“Siapa yang memukulmu?” dia mengangkat tangan memegang wajahnya.

Ujung jarinya kebetulan menyentuh bekas tamparan itu, sesaat rasa sakit menusuk.

“Tidak perlu kau urus.”

Suasana hati Lanxi sedang buruk sekarang, namun pertanyaan yang dilemparkan oleh Lu Yanting adalah pertanyaan yang tidak ingin ia jawab.

Bagaimana mungkin ia meladeninya dengan wajah penuh senyuman.

“Tidak perlu ku urus?” satu tangan Lu Yanting menggenggam tangannya, memperhatikan dandanan dia hari ini dari atas sampai bawah.

Sepatu hak tinggi lagi.

“Baru tinggal diluar dua malam sudah lupa status sendiri, hm?” nada bicaranya terdengar berbahaya.

Lanxi tahu membuatnya marah tidak akan berakhir baik, namun ia sulit mengendalikan emosinya sendiri.

Tidak ingin memperdulikannya, sekarang ia sedang tidak berminat untuk menjilatnya seperti biasa.

Lanxi berniat mengelak dari tekanan Lu Yanting lalu naik keatas.

Hasilnya, baru menggerakkan pergelangan tangannya, Lu Yanting tiba-tiba menggendongnya, menggotongnya masuk kedalam sedan yang berhenti tidak jauh dari sana.

Sedang apa?

Saat Lanxi menyadarinya, ia sudah dilempar ke dalam mobil.

Benar-benar dilempar, seperti sedang melempar barang, membuka pintu lalu langsung melemparnya masuk.

Berikutnya, ia juga naik kedalam mobil.

Pan Yang sejak tadi duduk di dalam mobil, menyaksikan sendiri apa yang terjadi diantara mereka, uh, sepertinya bertengkar?

Setelah keduanya naik mobil, Pan Yang tidak berani banyak bicara, langsung menyalakan mobil, langsung melaju ke Guanting.

Ia sudah bekerja pada Lu Yanting selama ini, kepekaan tentang hal seperti ini masih ada.

Dalam mulut Lanxi masih penuh dengan bau amis darah, setelah naik mobil ia mengambil sebotol air dibelakang, membuka tutupnya, mengangkat kepala dan meminumnya.

Lehernya sangat panjang, saat mengangkat kepala, lehernya terlihat sangat jelas, rambutnya yang tergerai bebas, dipadukan denga tenggorokannya yang bergerak saat minum…

Lu Yanting memandang sesaat, lehernya tercekat.

Setelah meminum setengah botol air, aroma darah di mulutnya agak memudar.

Lu Yanting melihat bibirnya sesaat, akhirnya membuka mulut untuk bertanya.

“Hari ini kemana?” dia mengetesnya, ingin tahu apakah ia akan mengatakan hal yang sebenarnya atau tidak.

“Oh, hanya berkeliling asal saja.”

Lanxi tidak ingin ia tahu kalau dia bertemu dengan Shen Wenzhi hari ini, terlebih masalah ia membuat onar di kediaman keluarga Lan.

Jadi dia menjawab asal.

Namun jawaban ini terdengar di telinga Lu Yanting seolah sedang menutupi pertamuannya dengan Shen Wenzhi malam ini.

Sekarang ia sudah tidak berniat mencari tahu siapa yang mengirim email ini padanya, karena isi email ini memang nyata, bukan rekayasa.

Setelah mendegar jawaban Lanxi, Lu Yanting tidak bicara lagi sepanjang jalan.

Kebetulan Lanxi juga sedang tidak berniat banyak bicara dengannya, ia juga terdiam sepanjang jalan.

Mobil berhenti di depan rumah, Lanxi membuka pintu dan turun terlebih dahulu.

Lalu disusul Lu Yanting, Pan Yang tahu ini saatnya untuk pergi.

Lanxi bisa merasakan ada yang tidak beres dengan ekspresi Lu Yanting, namun ia tidak dapat memastikannya.

Sekarang ia sedang tidak ada tenaga lebih untuk memikirkan hal seperti ini.

Mereka berdua masuk bersusulan.

Lanxi baru saja melepas sepatu haknya, belum sempat menggantinya dengan sendal, Lu Yanting sudah mencengkram tangannya dengan kuat, menyeretnya ke lantai atas dengan paksa.

Wajahnya tegas, bibirnya mengatup rapat, wajahnya terlihat sangat marah.

Siapa yang membuatnya marah?

Lanxi merasa kebinguungan.

Begitu masuk ke dalam kamar, tanpa banyak bicara ia langsung menekannya di pintu, menundukkan kepala menggigit lehernya, memasukkan tangannya ke dalam roknya.

Reaksiya ini sudah bisa membuktikan satu hal : Ia ingin bercinta.

Tapi ia sedang tidak ingin.

Pikiran Lanxi hari ini sangat kacau, baru saja melalui sebuah pertengkaran, sekujur tubuhnya lemas tidak bertenaga, jantungnya masih berdegup kencang dan belum bisa ditenangkan, suasana hati yang buruk dan nafas yang tidak teratur,s eolah seluruh tenaganya habis terhisap.

“Jangan malam ini.” Lanxi menolak ciumannya.

Penolakan ini membuat Lu Yanting semakin marah.

Sejak pertama kali bertemu sampai sekarang, bukankah setiap kali dia yang memulainya terlebih dahulu?

Biasanya bersemangat dan membara, hari ini setelah bertemu dengan Shen Wenzhi langsung menolaknya? Dalam pikirannya muncul bayangan mereka bertemu mala mini, membuat emosinya semakin memuncak.

Wanita ini… Ia benar-benar ingin mencekiknya.

“Aku tanya sekali lagi, hati ini pergi kemana dan bertemu siapa.”

“Tidak bertemu siapa-siapa.” Lanxi berkeras tidak mau mengatakan hal yang sesungguhnya.

“Hmph. “ Lu Yanting tertawa sinis.

Dia mencengkram lengannya, membalikkan badannya dengan gerakan yang sangat terlatih, lalu mengangkat roknya dengan kasar.

………………

kukunya yang diwarnai dengan kutek merah mencengkram pintu dengan kuat, ruas jarinya yang menjadi putih memperlihatkan seberapa tersiksa dirinya.

Wajah Lanxi menempel di pintu, ingin menghindar namun pinggangnya tertahan oleh tanggannya yang mencengkram kuat.

Kaki Lanxi lemas hingga tidak sanggup menopang berat badannya.

Lu Yanting membungkuk menggigit telinganya.

“Aku rasa kau memang minta dihabisi.”

Lanxi tidak tahu harus menggambarkan bagaimana situasinya sekarang, menderitakah, iya.

Namun didalam perasaan menderita ini ada perasaan nikmat yang tidak pernah ia rasakan.

Jelas-jelas ia dipaksa, namun akhirnya malah….

Sebelumnya sudah pernah melakukan beberapa kali dengannya, Lu Yanting belum pernah melihatnya begitu menikmatinya.

“Hmph.” Dia tertawa sinis, lengannya melingkari lehernya dan mengunci dagunya.

“Sudah dipaksa tapi reaksinya masih seperti ini, sebenarnya seberapa hauskah dirimu?”

“Seluruh orang di kota Jiang tahu kalau aku seperti ini, bukankah seharusnya Bos Lu sudah mendengarnya?”

Mendengarnya berkata seperti ini, Lu Yanting semakin kesal.

Dia menggertakkan gigi, semakin bertenaga, “Apakah kamu juga seperti ini dengan pria lain, hm?”

Kali ini Lanxi dibuat kehabisan kata-kata.

**

Setelah selesai melakukan hubungan badan.

Lanxi terbaring lemas di atas ranjang, celana dalam masih menggantung di kakinya, pakaian yang ia kenakan sudah berantakan hingga tidak berbentuk lagi.

Setelah selesai Lu Yanting sama sekali tidak ingin tinggal lebih lama di dalam kamar itu, langsung berjalan keluar.

Lanxi berbaring di ranjang untuk mengumpulkan tenaga sejenak, lalu bangun untuk pergi mandi.

Sekujur tubuhnya pegal.

Setelah selesai mandi dan mengeringkan rambut, Lanxi berbaring di ranjang, menatap langit-langit dan melamun.

Bekas pukulan di wajahnya masih terasa sakit, luka di mulutnya, cukup disentuh dengan lidah sudah bisa merasakannya.

Ini sudah bukan yang pertama kali Lan Zhongzhi memukulnya.

Lanxi sejak kecil memang bukan anak yang penurut, namun ayahnya sama sekali tidak pernah memukulnya.

Hingga ia menikahi Wang Ying dan membawa Lan Zhixin masuk kerumah mereka, segalanya langsung berubah.

Lanxi menghitung dengan teliti, Lan Zhongzhi sudah memukulnya sebanyak 5 kali karena lan Zhixin.

Hari ini adalah yang ke-5 kalinya.

Dan setiap kali adalah tamparan.

Hmph, Lan Zhixin…. Dia tidak akan melepaskan wanita jalang ini.

Lanxi mematikan lampu kamarnya, memejamkan mata ingin tidur, namun bagaimanapun tetap tidak bisa tertidur.

Sudah terbiasa ingin meminum obat tidur, saat bangun baru sadar kalau ini adalah wilayah Lu Yanting.

Seharusnya tidak ada obat tidur.

Lanxi menjambak rambutnya dengan kesal, kembali berbaring di ranjang.

……

Lu Yanting mandi di kamar mandi luar lalu turun ke lantai bawah.

Dia duduk di sofa, menyalakan sebatang rokok.

Lalu merokok sambil mengirimkan pesan kepada Pan Yang.

Lu Yanting : Besok cari tahu informasi percintaan Shen Wenzhi selama ini.

Setelah menunggu 3 menit, Pan Yang membalas : Baik, besok pagi akan segera saya cek.

Setelah membaca pesan Pan Yang, Lu Yanting membuka kembali email, memutar ulang video.

Seolah tidak bisa memaafkan diri sendiri, menontonnya dari awal hingga akhir sekali lagi.

Sambil menonton sambil menghisap rokok dengan kuat.

Dai tidak bisa menjelaskan sausana hatinya sekarang seperti apa.

Melihat sorotan mata Lanxi yang seolah tidak tega untuk beranjak dari wajah Shen Wenzhi, dia ingin sekali membunuhnya.

Sebatang rokok dengan cepat habis dihisap. Baru ingin menyalakan yang kedua, dia mendengar suara handphone berdering.

Dia menelusuri arah suara, suara berasal dari tas Lanxi diatas rak sepatu.

Sepertinya handphone yang ia letakkan didalam tas berdering.

Lu Yanting menghentikan gerakannya, berjalan kearah rak sepatu, mengambil tas lalu mengeluarkan handphone dari dalamnya.

Handphonenya berwarna merah tua, sama seperti dirinya, berani dan angkuh.

Nomor yang menghubungi adalah nomor asing tanpa nama, Lu Yanting mengangkatnya.

“Lanxi kuberitahu kau ya, besok kau harus datang ke rumah sakit Sheng untuk meminta maaf pada tante Wang! Jangan pernah mencari alasan lagi!”

Telfon baru saja tersambung, dari speaker sudah terdengar suara Lan Zhongzhi yang marah hingga terdengar bergetar.

Lu Yanting langsung mengenali suaranya. Mendengar nada bicara Lan Zhongzhi, sepertinya hari ini terjadi sesuatu yang tidak mengenakan diantara Lanxi dan ayahnya?

Tiba-tiba dai teringat bekas tamparan diwajahnya.

“Dengar apa kataku tidak?” menunggu sejenak namun tidak ada jawaban, Lan Zhongzhi bertanya sekali lagi.

“Ini aku.” Lu Yanting melapor, menjelaskan padanya, “Dia sudah tidur.”

“Yanting?” mendengar suara Lu Yanting, sikap Lan Zhongzhi langsung berubah.

Dia menghela nafas, dalan suaranya terdengar ketidakberdayaan, “Membuatmu melihat hal memalukan.”

Lu Yanting, “Apa yang terjadi?”

Novel Terkait

Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu