Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 56 Suamiku (3)

Cheng Yi dan Zhou Jinyan berdua melihat Lu Yanting keluar dan saling memandang.

Cheng Yi: "Ada apa lagi ini?"

Zhou Jinyan: "Kamu bertanya kepadaku, siapa yang harus aku tanyai."

"Namun, apakah kamu merasakan ..." Cheng Yi berhenti sebentar dan menyentuh dagunya, terus berkata: "Lu Yanting masih belum melupakan Jingwen."

Untuk pertama kalinya, Zhou Jinyan merasakan apa yang dikatakan Cheng Yi cukup masuk akal.

Hanya perlu mengandalkan reaksi Lu Yanting setelah mendengar apa yang terjadi pada Gu Chengchi sudah cukup untuk membuktikannya.

Jika dia benar-benar sudah melupakan Gu Jingwen, dia tidak mungkin ikut campur urusan adiknya lagi.

**

Lu Yanting mempercepat sepanjang jalan ke kantor polisi bagian selatan.

Setelah masuk, kondisinya benar-benar berantakan.

Gu Chengchi dikelilingi oleh sekelompok orang dan sepertinya sedang mengutuk secara terbuka terhadapnya.

Begitu dia masuk, Lu Yanting mendengar suara yang tidak asing baginya.

Dia menyipitkan matanya dan melihat Chen Dongming?

"Jangan pikirkan untuk keluar dari sini iika kamu tidak berlutut dan meminta maaf padaku hari ini, Tidak ada gunanya memanggil keluargamu!"

Sikap Chen Dongming sangat sombong.

Dia tidak percaya bahwa seorang siswa miskin yang bekerja di bar bisa memiliki anggota keluarga yang berlatar belakang kuat.

"Apakah Tuan Muda Ketiga Chen sedang berbicara tentang Chengchi?" Lu Yanting tersenyum rendah dan melangkah ke depannya.

Chen Dongming tentu saja tidak berpikir bisa ketemu Lu Yanting di sini.

Chen Dongming menggigil tanpa sadar setelah mendengar suara Lu Yanting,.

Kemudian dia berbalik badan dan melihat wajah Lu Yanting yang tersenyum.

Chen Dongming agak cemas, dia memandang Lu Yanting dan kemudian menatap Gu Chengchi.

"Kalian ..."

“Chengchi adalah adik laki-lakiku.” Lu Yanting maju dan berdiri di samping Gu Chengchi.

Namun, pandangannya menatap pada Chen Dongming: "Anak muda tidak mengerti aturan, jika dia melakukan sesuatu yang salah, mohon pengertiannya."

Chen Dongming sekarang dalam kondisi pusing. Jika seseorang mengatakan kepadanya bahwa anak ini adalah adik Lu Yanting, maka dia tidak akan pernah percaya.

Tetapi yang mengatakan hal tersebut adalah Lu Yanting sendiri, bagaimana mungkin dia tidak mempercayainya!

Chen Dongming pun heran, mengapa setiap kali orang yang dia ingin mempersulit selalu memiliki hubungan dengan Lu Yanting?

Kasus dengan Lanxi sebelumnya begitu, dan kali ini hal yang sama berlaku untuk anak ini juga.

“Kak Ting tidak perlu sungkan!” Chen Dongming tidak berani menyinggung Lu Yanting.

Dalam hatinya Dia tahu bahwa Lu Yanting dapat berbicara begitu banyak dengannya sudah memberinya muka.

Meskipun dia anak dari keluarga kaya raya, tetapi dia masih mengerti prinsip dasar menjadi manusia.

Chen Dongming: "Ini adalah kesalahpahaman. Saya tidak tahu bahwa dia adikmu. Jika saya mengetahuinya, saya tidak akan mempersulitnya."

Lu Yanting sedikit mengangguk kepala: "Sekarang tahu juga belum terlambat."

Polisi di sekitarnya melihat adegan ini sudah tahu bahwa mereka telah berdamai.

Sebenarnya itu bukan kasus besar, cuman terjadi sedikit pertengkaran antara kedua belah pihak.

Namun, Tuan muda Chen ini tidak rela untuk damai, jadi dia membawanya ke kantor polisi dan meminta mereka untuk menanganinya.

Keluarga Chen juga merupakan keluarga memiliki reputasi di kota Jiang, mereka tidak berani menyinggungnya.

Tanpa diduga, pria yang dipandang kurang mencolok ternyata memiliki latar belakang lebih kuat.

......

Butuh waktu kurang dari dua puluh menit di kantor polisi, akhirnya masalah ini diselesaikan.

Kemudian, Chen Dongming mengusulkan untuk makan bersama, tetapi ditolak oleh Lu Yanting.

**

Setelah keluar dari kantor polisi, Lu Yanting masuk ke mobil bersama Gu Chengchi.

Setelah masuk mobil, Lu Yanting bertanya kepadanya: "Kamu bekerja di pub?"

Gu Chengchi mengangguk, "Ya, jika aku tidak punya tugas lab di malam hari maka aku akan pergi ke sana."

Lu Yanting: "Mengapa?"

Pertanyaan Lu Yanting membuat Gu Chengchi menundukkan kepalanya.

"Uangku untuk belajar selalu kakakku yang membayarnya. Meskipun dia berpendapatan tinggi sekarang, tetapi penyakit ayahku selalu butuh uang. Meskipun dia tidak mengatakannya, aku tahu dia pasti sangat tertekan."

“Jadi kamu ingin bekerja sendiri untuk mendapatkan uang?” Lu Yanting menebak niatnya dan melanjutkan kata-katanya.

Gu Chengchi mengangguk, "Pekerjaan kakakku sekarang sangat tertekan juga. Aku tidak ingin menambah tekanannya, tetapi aku belum bisa lulus untuk sementara waktu ini ..."

“Apakah Paman sakit?” Lu Yanting sedikit menyipitkan matanya.

Dia tidak pernah mendengarkan masalah ini dari Gu Jingwen.

Gu Jingwen adalah penduduk asli Kota Jiang, kedua orang tuanya adalah guru, sehingga kondisi ekonomi keluarganya termasuk menengah ke atas.

Kalau tidak, tidak mungkin Gu Jingwen dapat mempelajari beberapa jenis alat musik.

"... Kak Ting, apakah kamu tidak tahu?"

Gu Chengchi sedikit terkejut, dia pikir Gu Jingwen akan memberitahu Lu Yanting tentang hal ini.

Jangan-jangan dia yang membocorkan hal ini kepadanya?

Lu Yanting memang tidak tahu apa-apa tentang masalah ini.

Setelah Gu Jingwen kembali, dia tidak menyebutkan apapun tentang kondisi di rumah.

Lu Yanting bertanya pada Gu Chengchi: "Bagaimana kondisi paman?"

Ketika menyinggung masalah ini, suara Gu Chengchi agak merendah.

"Itu kanker hati dan sudah diperiksa dua tahun lalu. Dalam dua tahun terakhir ini, kami telah mencari berbagai dokter untuk mengobatinya. Tabungan keluarga semuanya telah dihabiskan di sana ..."

"Aku sebenarnya tidak ingin melanjutkan S2, tetapi kakakku mengatakan bahwa bagaimanapun aku harus belajar dengan baik, masalah uang serahkan saja padanya."

Gu Chengchi berusia dua puluh tiga tahun ini.

Selalu dikatakan bahwa pria itu tidak mudah untuk menunjukkan air matanya, tetapi ketika dia menyinggung masalah keluargnya, dia juga masih merengek.

Dia merengek karena sakit hati terhadap Gu Jingwen.

Mendengarkan perkataan Gu Chengchi, ekspresi Lu Yanting menjadi semakin berat.

Gu Jingwen tidak pernah memberitahunya tentang hal-hal ini.

Sejujurnya, Lu Yanting selalu berpikir bahwa Gu Jingwen menjalani kehidupan yang bagus setelah kembali ke Kota Jiang. Dia tidak tahu bahwa dia sedang menderita terhadap tekanan ini.

Dengan pemikiran seperti itu, hatinya sedikit tidak nyaman.

Bagaimanapun, itu adalah wanita yang pernah dia sayangi dengan penuh hati, meskipun sudah berpisah, dia juga tidak tega melihatnya seperti ini.

“Apakah aku perlu mengantarmu kembali ke sekolah?” Lu Yanting bertanya pada Gu Chengchi.

Gu Chengchi mengangguk, "Ya, aku akan kembali ke sekolah."

Lu Yanting menyalakan mobilnya.

......

Dalam perjalanan, dia bertanya pada Gu Chengchi: "Apa jurusanmu?"

Gu Chengchi berkata: "Teknik informasi elektronik."

Lu Yanting: "Jika kamu ingin mendapatkan uang untuk mengurangi beban kakakmu, kamu boleh bekerja ke PT. Zhonghaim."

Posisi teknis perusahaan kebetulan cocok dengan jurusan Gu Chengchi.

Gu Chengchi tidak menyangka Lu Yanting akan berkata begitu, dengan terkejut dia berkata: "Benarkah? Bolehkah ... aku pergi ke PT. Zhonghaim sekarang?"

Zhonghaim merupakan perusahaan terkenal di Kota Jiang dan bahkan seluruh negeri. Banyak lulusan berebut untuk dapat bekerja di situ.

Meskipun Lu Yanting adalah pemilik Zhonghaim, Gu Chengchi tidak pernah berpikir untuk menggunakan jalan belakang.

Dia ingin mencoba untuk melamar ketika kemampuannya cukup.

"Boleh." Lu Yanting mengangguk, "Cari seseorang untuk membawamu, banyak hal bisa dipelajari dengan perlahan-lahan."

Gu Chengchi sangat terkejut dan bahagia. Lu Yanting mungkin tahu bahwa bocah lelaki seumuran Gu Chengchi ini, jika secara langsung memberinya uang, maka akan menghina harga dirinya.

Lagi pula Gu Chengchi merupakan anak yang sangat bermotivasi dan pasti tidak akan menerima uang yang tanpa usaha.

Jadi, memberinya sebuah pekerjaan dan membiarkannya untuk berkembang juga merupakan hal yang baik.

Dua puluh menit kemudian, mobil berhenti di gerbang Universitas Jiang.

Setelah parkir, Gu Chengchi tidak segera turun dari mobil.

Dia memandang Lu Yanting, ingin berbicara tetapi terdiam.

Lu Yanting melihat bahwa dia ingin mengatakan sesuatu, jadi dia berkata: "Katakan saja terus terang."

"Kak Ting, kamu dan kakakku ..." Gu Chengchi diam sejenak, "Apakah kalian masih mungkin untuk baik kembali?"

Novel Terkait

Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu