Cinta Presdir Pada Wanita Gila - Bab 193 Tidak Ada Jika (3)

Kecelakaan ini, membuatnya tersadar.

Lagipula, dia dan Lanxi memang ada perjanjian selama dua bulan.

Ia sendiri juga ingin menceraikannya.

Jadi kali ini, ia memilih untuk memenuhi keinginannya.

“Boleh, kami tidak akan bertanya lagi, kamu adalah orang yang sudah dewasa, bisa menyelesaikan masalah sendiri.”

Beberapa kata, Lu Yanting tidak ingin mengungkitnya, Lu Bienian juga tidak bertanya lagi.

Tadinya berpikir bahwa topik ini sudah selesai.

Tetapi, setelah beberapa menit, Lu Qingran tiba-tiba bertanya : “Jika Lanxi kembali lagi? Apakah kamu akan berbaikan dengannya?”

Lanxi kembali?

Baru saja mendengar pertanyaan Lu Qingran, Lu Yanting tertawa dengan sendirinya.

Ketika tertawa, luka dikepalanya berkontraksi, terasa sedikit sengatan.

“Kamu terlalu banyak berpikir.” Ia hanya memberikan 3 kata kepada Lu Qingran.

Em….. dia sungguh merasa, Lu Qingran berpikir terlau banyak.

Mana mungkin Lanxi kembali dan berbaikan dengannya?

Ia mengajukan cerai, seharusnya ia sangat senang.

Lagipula ini adalah hasil yang sangat ia harapkan, mana mungkin kembali.

Lu Qingran mengerti perasaan batin Lu Yanting, tetapi ia tetap saja memperjelas : “Aku bilang jika.”

Lu Yanting menggerakkan bibirnya : “Tidak ada jika.”

Menurut pemahamannya tentang Lanxi, dia tidak akan kembali.

Dia begitu mencintai Shen Wenzhi, bahkan tidak kembali dan berbaikkan dengan Shen Wenzhi, apalagi dia.

Kedudukannya dihati Lanxi, tidak bisa dibandingkan dengan Shen Wenzhi.

Lu Yanting sangat mempertegas 3 kata itu, membuat Lu Qingran tidak tau mau menjawab apa.

Jadi, ruangan memasuki suasana hening lagi.

Ketika suasana hening menyebar, Zhou Jinyan dan Chengyi tiba.

Kedatangan dua orang ini, membuat suasana membaik.

……..

Setelah kedatangan Zhou Jinyan dan Cheng Yi, Lu Bienian bangkit dari sofa, melirik Xi An, keduanya pergi ke koridor.

Mampir ke jendela lorong yang aman, Lu Bienian bertanya pada Xi An : “Apa menurutmu tentang persoalan ini?”

Xi An berpikir sejenak, sebenarnya ia juga tidak tau.

Menggeleng-gelengkan kepala, berkata : “Tidak ditakdirkan bersama.”

“Anak seperti Lanxi, aku sangat suka.” Lu Bienian menghela nafas, “Sangat sayang.”

Xi An : “Tidak peduli bagaimana kamu menyukainya, ia masih berhubungan dengan mantan pacarnya setelah menikah dengan Lu Yanting, perilaku seperti ini tidak pantas.”

“Sudahlah, sudah tidak ada gunanya berbicara seperti ini.” Lu Bienian melambai-lambaikan tangannya, “Melihat Yanting begitu, sudah memutuskan mau bercerai.”

Xi An ikut menghela nafas : “Sudah terluka, Lanxi sungguh sangat membuatnya kecewa.”

“Tidak bisa jika hanya dikatakan begitu.”

Walaupun Lu Bienian juga merasa Lanxi tidak pantas melakukan itu, tetapi hal tidak pantas yang dilakukan Lu Yanting sebelumnya, ia juga ingat.

“Jangan lupa, sebelumnya Lu Yanting meninggalkan Lanxi di dalam pernikahan dan pergi menjaga Gu Jingwen.”

Menurut Lu Bienian, jika hubungan suami istri muncul masalah, jika tidak bisa diatasi dengan satu tamparan, maka jelas ada masalah dengan keduanya.

Kejadian itu sudah berlalu sangat lama, Lu Bienian mengungkitnya, Xi An baru teringat.

Ia mengangkat tangannya dan mengelus-elus alisnya, “…..Ai, iya juga.”

Jadi, hubungan Lu Yanting dan Lanxi berjalan hingga tahap seperti ini, keduanya memiliki tanggung jawab, tidak bisa menyalahkan siapapun.

“Yanting sendiri juga tidak putus dengan bersih dengan Gu Jingwen, juga jangan hanya menyalahkan Lanxi, keduanya ada masalah.”

Ini adalah kesimpulan terakhir yang dikatakan Lu Bienian.

Walaupun demikian, dia tetap masih merasa sangat sayang : “Anak seperti Lanxi sangatlah baik….”

**

Jiang Sisi berbaris hampir selama setengah jam di barisan pengambilan obat, akhirnya sudah mendapatkan obatnya.

Ia membawa sebungkus besar obat berjalan kearah Lanxi, berjalan keluar rumah sakit bersama Lanxi.

Lanxi menunduk selama berjalan, jelas tidak ingin berbicara.

Jiang Sisi mengerti suasana hatinya sedang tidak baik, namun tetap harus aktif.

Setelah menaiki mobil, Jiang Sisi mendorong lengan Lanxi, “Sudahlah, jaga suasana hati yang baik, ingin makan apa siang nanti? Aku membawamu pergi.”

Lanxi menjilati bibirnya, tidak berbicara.

Dia sangat bingung sekarang, mana ada perasaan ingin makan apa….

Ia tidak menjawab, Jiang Sisi memutuskannya sendiri : “Atau kita pergi makan daging bakar? Kamu perlu lebih banyak asupan protein sekarang~”

Lanxi mengangguk, menyetujui. Walaupun begitu, ekspresi wajahnya tidaklah membaik.

Jam setengah sebelas ketika mereka keluar dari rumah sakit, rumah makan daging bakar yang sering mereka datangi membutuhkan pejalanan selama setengah jam dari rumah sakit, kebetulan ketika sampai adalah jam makan siang.

Jiang Sisi menghitung, waktunya sangat sempurna.

Melihat jalur perjalanan, kemudian menginjak gas dan berangkat.

Lanxi tidak begitu bereskpresi, menunduk sepanjang jalan.

Mobil Jiang Sisi berjalan tidak sampai 10 menit, ponsel Lanxi tiba-tiba berdering.

Ketika ponsel Lanxi berdering, Lanxi terkejut.

Ia mengangkat ponselnya dengan lesu, melihat nama orang yang meneleponnya, Shuran.

Lanxi menekan tombol jawab, meletakkan ponselnya di samping telinga.

Kemudian, dengan suara cemas : “Bos Lan, kamu sedang dimana? Terjadi sesuatu di kantor”

Novel Terkait

Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu