Antara Dendam Dan Cinta - Bab 446 Perubahan Melly

Perjamuan makan keluarga lagi.

Hanya saja perjamuan makan keluarga kali ini jelas berbeda dari sebelumnya.

Glen Yu tahu bahwa perjamuan makan keluarga kelak akan berbeda setiap kali.

Saat makan, Glen Yu bertanya kepada Chatrine: "Dengar-dengar Denis pulang dengan membawa tunangannya?"

"Ya, benar." Chatrine melirik ekspresi wajah Glen Yu, lalu berkata: "Ia lumayan cantik."

"Apakah kamu pernah melihatnya?"

"Tidak." Ujar Chatrine, "Tetapi ada orang yang pernah melihatnya, dulu ketika kamu tidak di sini, Tuan muda Jeffry pernah datang sekali, dia datang untuk menanyainya, dan hampir membawa pergi tunangan Tuan muda kedua."

"Oh? Apa yang dilakukan Tuan muda Jeffry?"

"Dia terus memanggil tunangan Tuan muda kedua dengan nama ... Felicia, tetapi nama tunangan Tuan muda kedua adalah Shirley He, ia sangat ketakutan, setelah Tuan muda Jeffry pergi, Tuan Hendro dan istrinya datang."

Sendok di tangan Celine Ning terketuk ringan di tepi mangkuk, dan mengeluarkan suara nyaring.

Tatapan Glen Yu menyapu wajah Celine Ning dengan acuh tak acuh, dan dia terus bertanya dengan santai, "Setelah itu, apakah Tuan muda Jeffry pernah datang lagi?"

"Tidak, Nyonya besar mengatakan itu hanya kekeliruan."

Untuk sementara, tidak ada yang berbicara di ruangan makan.

Setelah beberapa saat, Glen Yu menyeka tangannya dan bertanya kepada Celine Ning: "Bagaimana pendapat Nyonya muda kedua tentang masalah ini?"

Celine Ning juga sudah makan cukup kenyang, dia mengangkat kepalanya, "Aku tidak punya pendapat apa-apa sebelum melihat orangnya."

Glen Yu mendengus, "Kalau begitu tunggu makan malam keluarga besok saja."

…………

Perjamuan makan keluarga yang semua orang nantikan pada malam hari berikutnya tiba.

Ini adalah saat dimana orang-orang keluarga Yu paling lengkap.

Selain Suzy yang jauh di kampung Jiangnan yang tidak datang, semuanya sudah hadir.

Herman juga sengaja menelpon Suzy, dia berencana menyuruhnya kembali, tetapi suara Suzy terdengar sangat lemah dan lelah, ketika Herman mendengarnya, dia mengerutkan keningnya.

"Kalau begitu kamu di sana saja."

Herman tidak bisa menahan diri merasa sedikit heran.

Dia sudah menenangkan diri selama setahun, mengapa dia tidak terlihat membaik.

Dia memutuskan untuk meluangkan waktu untuk menyuruh orang pergi dan melihat apa yang sebenarnya terjadi.

Celine Ning tiba lebih awal.

Begitu dia tiba, Melly menyuruhnya ke kamarnya.

"Agnes, bayi dikandunganmu ini anak laki-laki?" Melly berkata dengan penuh perasaan sambil memegang foto USG Celine Ning di tangannya.

Celine Ning tersenyum, "Ya."

Melly menatap ekspresi Celine Ning yang santai, dia tiba-tiba merasa bersalah, dia menarik kursi dan duduk.

"Aku sebelumnya memperlakukanmu dengan tidak baik, tetapi kali ini ..." Ekspresi Melly penuh dengan penyesalan dan rasa terima kasih, "Dalam beberapa bulan di pulau tak berpenghuni, berkat kamu Glen baru bisa kembali dengan selamat ..."

Melly benar-benar merasa bersalah.

Memikirkan hal-hal sebelumnya yang ia sengaja lakukan pada Celine Ning, dia merasa sangat malu.

Dulu dia terlalu banyak berpikir.

Mungkin karena kali ini kembali ke kuil leluhur untuk mengintropeksi diri, di tambah dalam setengah tahun terakhir, putra dan cucunya, mengalami masalah secara berturut-turut, hari demi hari berlalu, sifatnya sudah menjadi lebih baik.

Memikirkan 1 bulan setelah Glen menghilang, 2 bulan kemudian, bahkan 5 bulan kemudian, 6 bulan kemudian ...

Ini adalah proses yang panjang, dan dia hampir ingin menyerah.

Dalam kehidupan ini, semua upaya dan harapannya telah diberikan kepada Glen Yu, tetapi sekarang putranya tiada, itu seperti mencabut tulang-tulang yang melekat pada daging dan ototnya, serta semua nadi dan sarafnya, rasa sakit itu sulit diungkapkan.

Sekarang putranya sudah kembali, bahkan meskipun kakinya terluka, tetapi ini sudah merupakan hal yang paling bisa membuat seorang ibu yang mengkhawatirkan keselamatan putranya merasa tenang.

Celine Ning juga memperhatikan perubahan Melly.

Jika Melly dulu bervegetarian dan membaca kitab adalah hanya untuk berpura-pura saja, maka sekarang dia benar-benar percaya pada Buddha.

"Apakah Nyonya besar ada di kamar?"

Tiba-tiba, terdengar sebuah suara datang dari koridor pintu.

Suara ini tiba-tiba membuat Celine Ning terkejut, tatapan matanya langsung menjadi tajam dalam sekejap, dan dia menyipitkan matanya.

Melly berdiri dan sudah berjalan menuju pintu, "Apakah itu Shirley? Kebetulan, ayo masuk, dia adalah Agnes Huo, istri kedua Glen."

Celine Ning menoleh.

Dia melihat seseorang yang dia pikir dia tidak akan pernah bisa berjumpa dengannya lagi dalam hidupnya.

Felicia.

Shirley He melirik kamar dan berkata kepada Melly: "Paman menyuruh kalian turun makan."

"Oke, aku akan segera turun."

Celine Ning tidak mendengar sedikit pun percakapan yang di sampingnya itu.

Dia menggengam jari-jarinya dengan erat, seolah-olah menahan keinginan untuk menjadi gila.

"Agnes?"

Melly berbalik dan memanggil Celine Ning beberapa kali, kemudian Celine Ning baru merespons.

"Oh, Nyonya besar, maaf, tadi aku sedikit melamun."

Melly berkata: "Kamu sekarang sedang mengandung, jadi pikiran pasti tidak begitu terkonsentrasi."

"Ya, tidak masalah." Celine Ning memberi isyarat kepada Bunga untuk membantunya dan berkata: "Kalau begitu aku akan turun dulu."

"Oke."

Celine Ning berjalan keluar dari kamar Melly, tetapi dia tidak langsung pergi, dia meminta Bunga untuk membantunya pergi ke toilet di sebelah.

"Tutup pintu."

Begitu Celine Ning masuk, dia memerintahkan Bunga menutup pintu.

Bunga menutup pintu dan berbalik, dia melihat Celine Ning bersandar di wastafel, rambutnya terurai dan menutupi wajahnya, kedua bahunya terus bergetar.

Bunga terkejut, dan bergegas menghampirinya, "Nona ..."

Posisi Celine Ning sekarang sangat menderita.

Sikutnya bertumpu pada wastafel, dan napasnya sesak.

Hanya Tuhan yang tahu tadi seberapa kuat dirinya menahan diri, sehingga dia tidak bergegas keluar untuk mencekik leher Felicia dan bertanya padanya.

Bunga merasa sangat khawatir, "Nona, apakah kamu baik-baik saja, jangan menakut-nakutiku ..."

Dia memegang bahu Celine Ning untuk mencegahnya terjatuh.

Tidak tahu berapa lama kemudian, tiba-tiba ada suara ketukan dari pintu.

"Apakah ada orang di dalam?"

Ini adalah suara Vero Yu.

Celine Ning langsung berdiri tegak.

Matanya sangat merah, merah hingga seolah-olah dia baru saja selesai menangis, dan ada kabut air mata di dalamnya.

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu