Antara Dendam Dan Cinta - Bab 115 Bersamaku Beberapa Hari

Melly tersenyum sinis, “Buat apa kamu menengok dia, aku suruh kamu terima kamu langsung terima, dia masih berani berkata apa?”

Kedua tangan Glen masuk kedalam saku baju, “Suruh kamu ambil langsung ambil, begitu rendahkah?”

Ibu dan anak semuanya berkata begitu, Celine juga sungkan untuk menyangkalnya, dia mengambilnya, “terima kasih Nyonya.”

“Ambil juga vitamin ini.”

Tante Selvie memberikan 1 kotak vitamin kepada Celine sebelum dia pergi, Celine mengucapkan terima kasih lalu mengikuti Glen dari belakang berjalan keluar.

Langkah kaki Glen sangat cepat, Celine mempercepat langkahnya dan mengikuti Glen dari belakang.

Saat harusnya belok, Glen justru menuju arah lain dan bukan arah kembali ke rumah.

Celine memanggilnya, “Tuan, apakah Anda salah ambil jalan?”

Glen tiba-tiba berdiri menghentikan langkahnya, menengok ke arah Celine, “Kamu dengan Calvin perhatiannya sangat mirip, sebuah telepon masuk, dia sangat berharap bisa membantu kamu menebus kesalahan?”

Celine melihat matanya seperti mengobarkan api, dan dia langsung mengerti.

Sekarang dia menjelaskan dengan serius, pasti bisa menimbulkan amarah Glen semakin memuncak, kalau tidak……..

Celine tersenyum, kedua bola mata hitamnya memancarkan cahaya, “Tuan, apakah Anda cemburu?”

Glen : “…………………”

Dia merasa dirinya dipermalukan.

“Cemburu sama kamu? Kamu gila?” Glen tersenyum sinis, “kamu hanya seorang pembantu rendahan, aku sekarang memuji kamu, kamu sampai lupa dengan identitas kamu ya?”

Senyuman pada wajah Celine pudar dan wajahnya nampak serius.

Lengkungan bibirnya terlihat santai, sedikit demi sedikit terlihat tenang.

“Maaf.”

Glen mendengar kalimat yang dikatakan Celine, semakin resah hatinya.

“Seharian hanya bisa bilang maaf, apa kamu merasa sepenuh hati meminta maaf?” Glen mengambil paksa handphone yang berada di genggaman Celine, “Kamu pulang saja sendiri, aku mau keluar sebentar.”

Handphone yang di genggaman Celine dibawanya pergi, genggaman tangan Celine kosong.

Celine berdiri di tempat tadi tak bergerak sedikitpun, melihat Glen berjalan menjauhinya.

Saat Glen berjalan sampai belokan parkiran, merasa ada yang aneh, dia menengok ke belakang lalu berjalan.

Sosok itu masih berdiri disana, tak bergerak sedikitpun.

Glen merasa hatinya semakin resah.

Pembantu ini sungguh senantiasa mampu menarik hatinya.

Glen langsung mengemudikan mobilnya, tancap gas pergi ke Night Palace.

Jeffry sering datang kemari, sehingga dia tidak terkejut saat melihat Glen disana, lalu dia menyapa kepala pelayan: “Carikan beberapa gadis cantik untuk menemani kami, suasana hati Glen sedang tidak bagus.”

Kepala pelayan sekali mendengar langsung mematikan puntung rokoknya lalu pergi mencari para gadis cantik.

Glen duduk di sofa, menuangkan segelas bir dan meminumnya.

Jeffry sekalinya melihat Glen meminum bir, “dia sudah memilih kamu, kenapa masih marah?”

Glen menghentak meletakkan gelas birnya di meja, menengok ke belakang, pandangan matanya menjadi samar.

“Apakah aku terlalu cinta pada wanita itu?”

“Iya.” Jawab Jeffry tanpa berbasa-basi.

“Karena dia mirip……………..”

Jeffry memotong perkataan Glen, “Karena wajah itu, juga salah, anggap saja pengganti, kamu juga harusnya mencari pengganti yang mirip dengan Felicia, bukan Celine, yang harus kamu benci adalah Celine, bukannya malah jatuh hati kepada dia.”

Jeffry begitu detail menceritakannya hingga membuat hati Glen semakin dipenuhi dengan kemarahan.

Dia tahu betul bahwa itu faktanya, justru saat melihat pembantu itu dia merasa tidak bisa mengontrol dirinya sendiri.

Glen mengangkat kepala dan minum bir lagi.

Jeffry berkata: “Kalau begitu aku pinjam pembantu kamu untuk beberapa hari, kalau tidak bisa-bisa setiap hari dia membayangi-bayangimu, suasana hati kamu resah, lebih baik menenangkan diri untuk beberapa hari.”

Glen tidak menyetujuinya dan tidak pula membantahnya, hanya matanya menatap sekilas ke arah Jeffry.

Kepala pelayan membawa beberapa gadis cantik menghampiri mereka.

“Tuan-tuan, kalian lihat, ini semua adalah pendatang baru disini, semuanya penurut, pilihlah sesuka hati.”

Satu baris sejajar berdiri lima gadis.

Dengan pakaian yang berbeda, karakter yang berbeda, keanggunan yang berbeda, dan memiliki daya tarik tersendiri.

Gadis-gadis ini membuatmu jadi susah memilih.

Glen hanya sibuk minum bir, Jeffry membantunya memilih dua gadis, “Kalian temani Tuan Glen, kamu sini temani aku.”

Jeffry hanya memilih tiga gadis itu, membuat dua gadis lainnya sangat iri karena tidak dipilih dan kembali mengikuti kepala pelayan pergi.

Jeffry merangkul pinggang seorang gadis, menghadap Glen sambil berkata: “Kamu juga sudah lama tidak bersenang-senang, bersenang-senanglah.”

Dia juga berkata kepada dua gadis yang bersama Glen: “bersikap manislah kepada Tuan Glen, buat dia senang, urusan uang tidak jadi masalah.”

Dua gadis itu sekalinya mendengar, mereka langsung bersikap manis kepada Glen, dadanya yang montok dihadapkan ke arah Glen dengan sengaja digesekkan ke lengan Glen, lalu dengan lincah menggesekkan pinggangnya ke tubuh Glen.

Parfum tubuh gadis itu langsung tercium oleh hidung Glen, melebur menjadi satu bersama aroma birnya, membuatnya ingin muntah.

Terlukiskan olehnya aroma segar dari tubuh Celine yang sedikit beraroma susu.

Gadis yang sedang bersamanya tidak melihat kebencian yang terpancar dari mata Glen, gadis itu mendekat, “Tuan Glen, saya suapi anda minum bir ya….”

Jeffry yang duduk bersebelahan dengan Glen ikut meramaikan, sambil tersenyum berkata: “Mulut ke mulut menyuapinya, Tuan Glen kami sangat suka gadis yang lembut seperti itu.”

Mendengar perkataan tersebut, dua gadis semakin lincah mengeluarkan keahliannya untuk menarik perhatian Glen.

Para gadis malam tersebut sangat terlatih, sangat pasti jika mereka semuanya adalah wanita luar biasa, baju yang dipakainya kelihatan punggungnya, tubuhnya sangat halus, ditambah lagi dengan lidahnya yang menggoda, pasti membuat seorang pria tidak bisa menolaknya.

Tetapi Glen tidak tertarik dengan mereka, justru sebaliknya, dia malah bersikap dingin kepada mereka.

“Tuan, anda kenapa? senyum dong.”

Tangan gadis itu meraba kedalam kantong kemejanya…..

Beberapa saat kemudian,“A!”

Gadis itu berteriak, tangannya terlempar ke meja belakang sebelah meja itu hingga menjatuhkan dua botol bir dan bir didalamnya mengalir keluar.

“Semuanya menyingkir.”

Gadis itu kaget tercengang, orang di sebelahnya yang belum puas bersenang-senang juga tidak berani bergerak sedikitpun.

Jeffry mengulurkan tangannya, “semuanya pergilah dulu.”

Kedua gadis itu pergi dengan perasaan yang tidak senang, sedangkan gadis yang terlihat sangat ketakutan di sebelah Jeffry masih didekapnya erat dan melarangnya bergerak.

Jeffry mendekati Glen, “Glen, saranku yang tadi, kamu tidak coba pikirkan matang-matang dulu?”

Mata Glen berembun seperti akan meneteskan air mata, “Besok datang bawa orang.”

Novel Terkait

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
4 tahun yang lalu