Antara Dendam Dan Cinta - Bab 3 Berlutut

"Baik, baik, baik!"

Glen berurutan mengucapkan 3 kata tersebut. Dia mundur 2 langkah, suaranya semakin dingin, "Tundukan dia!"

Pengawal menekan bahunya, tubuhnya melengkung ke bawah. Seluruh tubuhnya diliputi rasa sakit, air mata menggenang di matanya, Celine tidak akan menjatuhkan air matanya.

Hal yang tidak pernah ia lakukan, selamanya tidak akan dia akui!

Disuruh tunduk pun, dia tidak akan mau!

Tidak tahu sudah berlangsung berapa lama, tubuhnya menjadi kaku. Rasa sakit dia kedua lututnya seperti sakit digigit semut. Sedikit demi sedikit diikuti dengan darah yang merembes keluar dari kulitnya, sakitnya sampai ke tulang.

Blar!

Di atas kepalanya terdengar suara petir.

Langit menjadi mendung. Hanya beberapa detik, hujan besar datang mengguyur.

Air hujan mengguyur tubuh Celine, membasahi gaun pernikahannya.

Ditengah-tengah langit yang berkabut, hanya tersisa bayangan mungil seseorang yang sedang berlutut di tanah.

Glen berada di dalam mobil jauh dari bayangan tersebut. Tatapan matanya redup, di jari tangannya terselip sebatang rokok. Kabut pucat perlahan merambat ke atas, mengaburkan wajah tampannya.

Glen mengizinkan dua pengawal itu untuk melepas Celine, kemudian pengawal mundur ke samping.

Tiba-tiba bayangan itu bergerak.

Wanita itu bertumpu pada tanah, mengangkat bahunya, kemudian perlahan-lahan mendongakkan kepalanya. Terlihat seperti menahan beban yang berat luar biasa. Wanita itu meletakkan tangannya ke tanah, pelan-pelan berdiri.

Dibawah badai hujan tubuh kurusnya tergoncang-goncang. Beberapa kali dia terhuyung karena derasnya hujan, akhirnya dia berhasil berdiri.

Air darah mengotori gaun pernikahan Celine yang putih bersih dengan warna darah merah segar. Air hujan turun, membuat sebuah kubangan air hujan bercampur dengan darah.

Tubuhnya dalam keadaan menyedihkan, tapi masih ada binar cahaya di matanya, terang sampai menembus kabut sore yang gelap, dia melihat Glen.

Dahi Glen berkerut, matanya menyipit.

Kakinya melangkah mengarah ke mobil. Selangkah demi selangkah menghampiri mobil Glen.

Walaupun langkah kakinya pelan, tapi langkahnya stabil.

Orang yang berada di kursi depan berkata: "Glen, kamu jangan mau dibohongi oleh kepura-puraanya. Dokter dan suster dengan mata sendiri melihat dia mendorong Felicia. Jangan pernah kamu menyebut kematian Felicia adalah kematian yang masih meninggalkan penyesalan!"

Sst.

Ujung rokoknya ditaruh di atas tumpukan bekas rokok, lalu kembali membakar rokok yang ada di jemari tangannya

Glen asal menghembuskan asap rokoknya, asapnya menghilang ditelan hujan, "Panggil orang untuk pergi."

Celine selangkah demi selangkah berjalan mendekati mobil Glen.

Dia ingin memberitahu Glen bahwa dirinya diperlakukan dengan tidak benar.

Kematian Felicia tidak ada hubungan dengannya.

Tiba-tiba cahaya dari lampu mobil menyinari kegelapan di pemakaman itu. Siren mobil polisi memekakkan telinga, suaranya menusuk sampai ke dalam telinga.

Siren mobil polisi berbunyi keras, berhenti di depan pemakaman.

Begitu pintu mobil dibuka, beberapa polisi langsung menerobos keluar, membawa wanita yang kesulitan melangkah itu.

"Saudari Celine, anda dicurigai secara sengaja telah membunuh orang. Sekarang anda akan kami tangkap!"

Tangannya diborgol, lalu ditarik paksa ke dalam mobil polisi. Celine tiba-tiba memberontak, dengan kasar memukul polisi yang berada di sampingnya. Celine berbalik berlari ke arah mobil Glen.

"Glen, percaya padaku. Bukan aku yang membunuhnya. Aku tidak..."

Glen menjawabnya dengan dingin: "Felicia sudah mati. Sekarang apa yang kamu miliki untuk bertahan hidup dengan baik?"

Celine tiba-tiba berhenti melangkah.

Ucapannya seperti anak panah yang dingin dan tajam, menusuk ke jantungnya, dalam sekejap darah menetes dari tubuhnya.

Celine membuka mulutnya, air hujan yang asin menyeruak masuk ke dalam ujung bibirnya, "Kamu benar-benar... Ah!"

Polisi memukul bahunya dengan tongkat.

Celine berteriak keras, tiba-tiba tubuhnya jatuh ke depan.

Pupil mata Glen mengecil, menatap wanita yang memakai gaun pengantin berwarna putih. Celine seperti daun yang berguguran di musim dingin lalu jatuh ke lumpur, kemudian diinjak-injak oleh orang.

Satu bulan kemudian.

Di luar pengadilan, di dalam sebuah mobil bentley panjang yang mewah, terdapat seorang pria yang sedang menatap serius layar laptopnya.

Saat itu pria tersebut sedang menonton proses pengadilan.

Celine sangat kurus, baju tahanan yang berwarna abu-abu menggantung dengan berantakan di tubuhnya. Wajahnya sangat pucat seperti tembok yang dipenuhi oleh goresan kapur.

"Tolong diam! Terdakwa, apakah anda pada hari itu tanggal 23 Juni berada di rumah sakit Zhongyang balkon lantai 23 lalu mendorong korban bernama Felicia?

Setelah waktu yang lama, wanita yang duduk di atas kursi terdakwa akhirnya menggerakan tangannya, dengan suara serak menjawab: "Ya."

Akhirnya hakim menjatuhkan hukuman.

"Saudari Celine dijatuhi hukuman 5 tahun penjara. Setelah ini akan langsung dijebloskan ke penjara wanita Nancheng untuk menerima hukuman."

Glen tertawa mengejek, lalu menutup layar laptopnya dengan keras.

Telinganya masih mengingat suara menyangkal Celine yang tajam dan keras kepala. Suaranya sangat keras dan yakin, hampir membuat dirinya yakin!

Benar-benar keras kepala dan angkuh!

Ujung lidah Glen menyentuh langit-langit mulutnya, lalu dia menekan sebuah nomor pada ponselnya.

Telepon tersambung. "Tolong sampaikan, suruh orang-orang dalam menjaga Celine dengan baik." Ucap Glen, suaranya suram dan dingin.

…………

Celine turun dari mobil polisi, menengadahkan kepalanya menatap langit yang mendung.

Di sekelilingnya terdapat tembok besar dan tinggi sekitar 3 meter mengelilingi area, juga masih ada listrik berkekuatan tinggi yang mengelilingi tembok itu, hampir semua tempat ini dikepung oleh ruang kedap suara.

"Apa yang kamu lihat? Cepat masuk!"

Punggungnya didorong keras oleh orang.

Celine maju dua langkah dengan terhuyung-huyung, tiba-tiba tubuhnya jatuh ke tangga.

"Tidak usah berpura-pura, bangun!"

Celine ditarik, kancing baju tahanannya terbuka dan berantakan, memperlihatkan kulitnya yang putih dan mulus.

"Buka bajumu!"

Begitu masuk ke dalam penjara, seorang wanita hitam dan gendut mengambil tongkat polisi dan memukul bahunya.

Mata Celine dipenuhi kewaspadaan, "Kenapa?"

Sebuah tamparan melayang ke wajahnya. Celine tiba-tiba menabrak tembok di belakangnya. Sudut bibirnya mengeluarkan aroma darah.

Dua tangan hitam menarik paksa kerah bajunya, Celine berteriak ketakutan.

"Buka bajumu! Ada pemeriksaan!"

Celine berada di tengah, dikelilingi oleh sipir.

Tubuhnya bergetar. Di relung hatinya tumbuh kepasrahan.

Mau tidak mau dia melepas bajunya.

Dia tidak punya pilihan lain.

Celine membuka bajunya dengan bergetar.

Baju tahanan abu-abu jatuh satu persatu ke tanah.

"Seorang pembunuh! Sungguh mengecewakan!"

Seorang sipir mencubit keras bagian dada Celine dengan kukunya, kemudian mendorong Celine kasar masuk ke dalam penjara.

Tembakan air dengan tekanan kuat mengarah ke tubuhnya.

Celine menggertakan giginya, menahan pelecehan yang dilakukan beberapa orang itu. Tembakan air yang sama juga membasuh area intimnya.

Saat itu, dia terlihat sama seperti babi yang telah diberi stempel, dikirim ke rumah pemotongan hewan lalu menunggu untuk dipotong. Diperiksa oleh orang dari sisi satu ke sisi lainnya, memeriksa dari berbagai sudut yang berbeda.

Novel Terkait

Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu