Antara Dendam Dan Cinta - Bab 263 Apakah Dia Mengancammu

"Bukan bibi yang salah, aku lah yang salah!" Arthur berbicara dengan jelas, suaranya membawa sedikit nada tegas.

Begitu perkataan ini keluar, tiga orang yang hadir menunjukkan ekspresi terkejut.

Liena Guan meraih bahu kecil Arthur, "Apa?"

Arthur tidak menatap Liena Guan, dia berkata: "Tadi aku menghancurkan segala sesuatu di ruang mainan, itu adalah kesalahanku, aku sudah seharusnya menerima hukuman."

Melly: "..."

Liena Guan tampaknya mendengar sesuatu yang mustahil, "Arthur, apakah dia mengancammu untuk mengatakan ini?"

Melly langsung menarik kembali ekspresi terkejut di wajahnya, "Ya, jangan takut, bahkan jika dia mengancammu, itu tidak masalah, ada aku di sini."

Arthur menggelengkan kepalanya, "Tidak ada yang mengancamku, aku sudah melakukan kesalahan, jadi aku salah," Dia melihat ke Melly, "Nenek, itu bukan kesalahan bibi dan guru Ariana, biarkan guru Ariana terus mengajariku."

Liena Guan benar-benar bingung.

Mengapa bisa begitu? Jelas-jelas tadi di telepon, dia sudah mengatakannya dengan jelas, Arthur juga terlihat marah dan kesal, dia bahkan mengertakkan giginya pada Celine Ning, tetapi sekarang ...

"Kamu tidak ingin aku mengajarimu lagi?" Liena Guan menatap Arthur dengan sungguh-sungguh.

Mata Arthur bergerak sedikit.

"Aku……"

Ariana Su berdiri, "Guru Liena, apakah kamu pikir aku dengan jurusan seni tidak dapat mengajar Tuan muda kecil? Jika kamu begitu khawatir, aku dapat meyakinkanmu, aku memiliki kemampuan ini dan aku juga memiliki kepercayaan diri untuk mengajar Tuan muda kecil dengan baik. "

Melly mengerutkan kening.

Dia melirik Ariana Su, kemudian melirik Liena Guan lagi, kemudian dia berkata, "Kalau begitu dengarkan perkataan Tuan muda kecil saja, biarkan guru Ariana tinggal untuk mengajarinya."

Liena Guan masih tidak menyerah, "Tetapi ..."

"Liena," Melly menyela Liena Guan, "Kita sudah harus pergi."

Perkataannya sudah memperingatkan Liena Guan.

Liena Guan tidak mungkin tidak mengerti.

Dia berdiri, dan menatap Arthur lagi, lalu berjalan pergi.

Melly berkata: "Tidak peduli dia salah atau tidak, dia tidak seharusnya dihukum, kamu bukan ibu kandungnya, jadi pasti berbeda, begini saja, nanti aku akan menelepon ibu Chatrine, Nyonya muda pertama sudah waktunya untuk kembali. "

Setelah mengatakan itu, dia membawa Liena Guan pergi.

Liena Guan menundukkan kepala dan mengikuti Melly.

Melly memarahinya, "Kamu tidak perlu mengeluh, masalah hari ini, dia adalah guru yang diatur oleh Glen, jika Arthur tidak menyetujuinya, maka itu juga akan sulit diatasi, tetapi dia sudah menyetujuinya, jadi kita tidak boleh memaksanya, ia hanya mengajar melukis, bukankah kursus lainnya kamu yang akan mengajarinya, jangan terlalu berkecil hati. "

"Aku tahu, bibi! Tetapi aku bukan demi diriku sendiri!" Suara Liena Guan sedikit terisak, "Mereka begitu kejam, memperlakukan anak kecil sebagai target! Menganggapnya sebagai alat untuk digunakan! Aku khawatir Arthur akan diajarkan menjadi buruk oleh mereka."

"Dia tidak akan diajari menjadi buruk, ada Glen di sana, terlebih lagi, dia hanya mengajar melukis, satu jam lebih sehari," Ujar Melly, "Kamu jangan terlalu banyak berpikir."

"Bibi, kamu tidak melihat tatapan mata Arthur sebelum kita pergi, dia jelas-jelas ..."

Tiba-tiba, ponsel berbunyi.

Selvie mengangkat telepon, dan mendengar sisi telepon sana mengatakan sepatah kata, lalu dia segera menyerahkan ponselnya dengan kedua tangan, "Nyonya besar, ini telepon dari rumah sakit."

Melly mengangkat alisnya dan segera mengambil ponsel, "Sudah ada hasilnya? Oke, aku akan pergi sekarang ... Oke."

Setelah menutup telepon, Melly menyerahkan ponsel kepada Selvie dan berkata kepada Liena Guan: "Kamu kembalilah dan istirahat dulu. Glen membantu Arthur untuk mencarika guru melukis itu juga membantumu, bukankah beberapa waktu yang lalu kesehatanmu kurang baik, maka beristirahatlah lebih banyak. "

"Bibi……"

Sebelum Liena Guan selesaikan mengatakannya, dia melihat Melly bergegas berjalan menuju pintu.

Selvie menggandeng Melly, "Nyonya besar, Anda pelan sedikit."

Melly sekarang merasa cemas, bagaimana mungkin dia bisa berjalan dengan lambat?

Sekarang bayi yang di kandung Suzy lebih penting daripada Arthur, cucu yang sudah besar!

Di rumah sakit, Melly tidak turun di mobil.

Selvie melirik pasien di rumah sakit yang datang dan pergi, dan dia melompat keluar dari mobil.

Sity berdiri di pintu rumah sakit, dia memegang laporan pemeriksaan di tangannya.

Ketika dia melihat Selvie di kerumunan, dia bergegas mendekatinya dan menyerahkan laporan pemeriksaan di tangannya, "Bibi Selvie, ini adalah laporan pemeriksaan Nyonya Suzy."

Selvie mengambil hasil laporan pemeriksaan dan melihat konten di atas, "Aku akan mengambil yang ini, nanti kamu pergi ke sana untuk mencarinya dan katakan bahwa itu sudah hilang, kemudian print lagi untuk Suzy."

"Oke."

"Mana dia?"

"Nyonya Suzy agak sedikit tidak nyaman dan sekarang beristirahat di ruang tunggu untuk menunggu hasilnya."

"Kalau begitu cepat kembali," Selvie melipat hasil pemeriksaan ke sakunya. "Mereka tidak curiga padamu bukan?"

"Tidak, mereka selalu percaya padaku, selain Karin, Nyonya Suzy paling mempercayaiku."

Tepat ketika mereka berdua sedang berbicara, tepat di belakang pilar marmer yang menjulang tinggi di rumah sakit, seseorang sedang menyaksikan adegan ini.

Karin mengepalkan tangannya.

Dia awalnya selalu merasa bahwa Sity bukan tipe orang yang bisa berkhianat, mungkin Nona sudah salah melihat orang.

Siapa sangka, sekarang dia melihatnya dengan mata kepalanya sendiri, ternyata memang benar dia orangnya!

Karin mengertakkan giginya dan menyaksikan Sity pergi ke laboratorium untuk meminta laporan pemeriksaan, dia naik ke atas dengan diam-diam dan pergi ke ruang tunggu.

Suzy baru saja keluar dari kamar mandi, wajahnya pucat karena muntah.

Dia mendongak dan melihat Karin mendorong pintu masuk. Melihat ekspresi wajah Karin, dia tidak bisa menahan diri untuk menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. "Ekspresi wajahmu ini benar-benar tidak enak dilihat, tampaknya itu benar bukan."

Karin mengertakkan gigi dan berkata, "Benar-benar pengkhianat! Nona kamu begitu baik pada Sity, tetapi dia malah mengkhianatimu!"

Suzy berkata: "Setiap orang memiliki pilihan mereka sendiri."

Karin berusaha keras untuk menenangkan amarahnya.

Tiba-tiba terdengar suara pintu diketuk dua kali, Sity berjalan masuk, dia memegang laporan pemeriksaan di tangannya, dan berkata dengan senang kepada Suzy: "Nyonya Suzy! Hasil pemeriksaannya sudah keluar!"

Novel Terkait

Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu