Antara Dendam Dan Cinta - Bab 121 Hidup Kembali

Jeffry hampir tidak heran sama sekali dengan masalah ini, justru sebaliknya seakan sedang melihat sebuah permainan, tersenyum sambil berkata: “Paman, Bibi terlalu berlebihan, ini adalah pembantuku.”

Ibu Celine Ning terkejut seketika, “Pembantu?”

Jeffry tersenyum, “Benar, anda lihat.” Dia berjalan mendekati Celine, berjongkok dan mengangkat kepala melihat wajah Celine, “Kalian lihat, pembantu ini mirip persis seperti kakak perempuan kedua keluarga Ning.”

Mata Celine berembun meneteskan air mata dan menangis tersendu.

“Maaf, Nyonya Ning, jika ada perbuatan saya yang kurang berkenan, saya mohon anda memaafkannya, saya tidak sengaja.”

Ibu Celine heran.

Anak perempuannya yang kedua tidak bisa menangis.

Dia masih ingat, sejak kecil sampai besar, tidak peduli Celine melakukan kesalahan apapun, dia selalu memarahinya, tetapi anak ini justru seperti tulang belakangnya bertambah panjang, biarpun dipukuli sampai mati dan dicaci-maki sampe mati, digigit sesakit apapun, tidak ada air mata setetes pun jatuh dari matanya, bahkan minta maaf pun tidak pernah dia ucapkan.

Dipukul sesakit apapun, dia berteriak: “Aku tidak salah! kamu memukulku sampai matipun, aku tidak akan mengakuinya!”

Begitulah urat daging Celine.

Tetapi perempuan yang berada di depannya……………….

Masih tidak berkata apapun, langsung menangis meminta maaf mengaku salah, mirip Celine dimananya, terkecuali wajahnya.

Ayah Celine tersenyum melerai mereka, “Ibu Celine seketika suka gegabah, silakan duduk Jeffry, jika ada masalah kita duduk sambil membicarakannya.”

Celine berdiri, berdiri terdiam di belakang.

Wajah Jeffry tersenyum, “Sebenarnya, tujuan saya kesini untuk memberitahu kalian dua informasi.”

Ibu Celine masih terlihat menerka arti kata “Pembantu ini benar-benar Celine” dan tidak ada cara untuk melupakannya, melihat Celine berdiri di belakang, pikirannya terbagi-bagi, lalu mendengarkan Jeffry berbicara——

“Informasi yang pertama, Celine didalam penjara, setengah tahun yang lalu melarikan diri.”

“Apa?!”

Ibu Celine tercengang kaget membelalakkan matanya dengan ekspresi yang sulit untuk mempercayainya.

“Melarikan diri?” Ayah Celine selalu mengajarkan anaknya berbuat baik, tetapi sekalinya mendengar perkataan Jeffry tadi, dia juga terkejut.

Ibu Celine dalam hatinya khawatir, “Dia bagaimana mungkin bisa melarikan diri? apakah pengawasannya tidak ketat? dia melarikan diri untuk apa?”

Sejak setelah pengadilan menetapkan bahwa Celine dituduh sengaja membunuh, Ibu Celine sebenarnya merasa sedikit bersalah.

Dia dulu tidak memperlakukan Celine dengan baik, apa mungkin Celine benar-benar kembali untuk balas dendam?

Apa mungkin Celine juga akan membunuhnya sebagai pelampiasan?

Jeffry melihat wajah Ibu Celine nampak cemas, dia tersenyum, “Paman dan Bibi tenang saja, yang ingin aku katakan adalah informasi yang kedua, Celine sudah ditemukan sejak lima bulan yang lalu.”

Ibu Celine bernafas lega.

Jika tidak, dia ketakutan setengah mati jika ada manusia seperti itu mengancamnya di tengah kegelapan.

Celine melihat suasana saat itu.

Dia sangat pintar, bagaimana mungkin tidak tahu apa yang dipikirkan Ibu Celine saat ini.

Dia melihat Jeffry sudah menceritakan semua informasi itu, dengan jelas tidak berencana membocorkan masalah Celine kepada Ayah dan Ibu Celine.

Ibu Celine berdiri, “Aku suruh bibi dapur sebentar, hari ini memasak lebih banyak masakan, malam ini Jeffry pasti akan makan malam disini.”

Ayah Celine berkata: “Kamu disini dulu ya, rumah ini, selain kamu dan Glen yang sering datang berkunjung, sudah lama tidak ramai lagi.”

Jeffry mengganggukkan kepala, “Baiklah.”

Saat dia mengambil gelas, dia melirik ke belakang dan sosok Celine sudah tidak terlihat.

Ibu Celine pergi ke dapur menyuruh bibi dapur, membalikkan badan lalu menabrak Celine.

Dia terkejut hampir berteriak, teringat akan perkataan Jeffry, Celine sudah ditangkap kembali, dia baru merasa sedikit lega.

“Kamu datang kemari untuk apa?”

Celine berpura-pura dirinya salah jalan, “Aku salah jalan, Tuan Jeffry menyuruhkku mengambil sesuatu di mobil.”

Ibu Celine sangat kesal, menunjuk jalan lorong ini, “Dari sini jalan lurus saja, keluar dari kolam renang, disitu lah tempat parkir.”

Celine menganggukkan kepala, “Aku….Nyonya Ning anda bisa membantuku menunjukkan jalannya?”

“Aku panggil pembantu untuk membantumu…..”

“Nyonya, anda kenapa takut kepadaku?” tanya Celine heran, “Aku mirip dengan anak perempuan anda, kenapa aku tidak melihat senyum di wajah anda?”

“Dia melakukan tindakan kriminal, saya selamanya tidak mengakui punya anak seperti itu!”

Celine tersenyum, “Nyonya, berarti harapan anda terkabul.”

Nyonya Ning mengangkat alisnya, “Apa?”

Dia jelas tidak mirip dengan Celine, kenapa saat melihatnya membuat hatinya tidak tenang.

“Dia meninggal,” ucap Celine dengan pelan, “Dia sudah meninggal.”

Bola mata Nyonya Ning terbelalak, “Apa? bukannya tadi Jeffry bilang dia………..”

“Betul, dia melarikan diri, lalu tertangkap, setelah tertangkap, polisi menembak mati dia, dia sudah meninggal, bahkan jasadnya pun tidak dibawa pulang.”

Nyonya Ning terkejut berjalan mundur, bibirnya bergetar menggumam: “Meninggal, sudah meninggal?”

Kenyataannya meninggal?

“Nyonya, anda baik-baik saja kan.”

Saat membalikkan badan, dia melihat pembantu itu memapahnya.

“A! kamu jangan sentuh aku!”

Celine didorong Nyonya Ning, kepalanya membentur dinding.

Dia berteriak.

Celine tergeletak ke bawah, menyandar ke dinding, matanya tertutup, kulit dahinya sobek dan mengalirkan darah.

Nyonya Ning terkejut berjalan mundur, sedang mencoba menenangkan pikirannya, “Itu……aku tidak sengaja, aku hanya sedikit terkejut, kamu baik-baik saja?”

Dia juga tidak berani menghadapinya, menyuruh pembantunya memapah Celine berdiri.

Pembantunya mendekati Celine, mengulurkan tangannya memeriksa napas Celine.

“A! tidak bernapas!”

Nyonya Ning terkejut.

Dia barusan hanya mendorongnya, hanya mendorongnya membentur dinding lalu meninggal?

Didalam hatinya sangat panik, “Itu….kamu cepat panggil Tuan, lalu bilang………..”

Dia belum selesai bicara, pembantu itu langsung bersembunyi di belakang badan Nyonya Ning, “Nyonya, anda lihat! dia, dia bergerak!”

Nyonya Ning mendekat, ternyata!

Pembantu yang barusan terbaring di lantai tidak berdaya itu, tiba-tiba membuka matanya, berpegangan pada dinding lalu berdiri.

Novel Terkait

The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu