Antara Dendam Dan Cinta - Bab 188 Ingin Naik Keatas Kasurku? Kamu Layak Mendapatkannya

Awalnya ia mengira Keluarga besar Glen ini tidak memiliki kelemahan seperti apa yang dikatakan, tidak mudah untuk dihadapi, jika dilihat, sepertinya hanyalah seorang anak kaya raya yang mudah tergoda.

Di dalam benaknya, sudah ada gambaran yang ia bayangkan.

Ia bisa terbang ke atas dan menjadi seekor burung Phoenix yang bisa hidup ratusan tahun, oa akan menjadi Nyonya di rumah ini……

“Ah!”

Saai itu juga, tangannya tiba-tiba merasakan sakit, hal indah yang ia bayangkan tadi seketika hilang sepenuhnya, tergantikan dengan sepasang mata hitam dan tajam Glen yang sedang menatapnya.

“Kamu cukup berani untuk naik ke atas kasurku?, kamu pantas mendapatkannya.”

Helen Ming mendengar kalimat yang diucapkan pria ini, meskipun ringan, tapi terasa sangat dingin, dingin sampai ia bahkan tidak tahan untuk menggigil.

“Tuan, sakit……”

“Sakit? Mana yang sakit?”

Suara Glen terdengar sangat ringan, ada sedikit senyum di ujung bibirnya, tapi senyum itu tidak sampai ke dasar matanya.

Untuk orang-orang yang telah mengenal Glen, pasti tahu, sekarang Glen tengah berada di puncak amarahnya.

Helen Ming berpikir Glen benar-benar peduli padanya, ia mengangkat pergelangan tangannya, dan merangkak, “Tuan, kamu memegang pergelangan tanganku.”

“sakit kah?” Glen hanya mencibir, “bagaimana dengan ini?”

Diiringi dengan suara teriakan Helen Ming, ia pun terlempar jatuh ketanah karna Glen.

“Ada rasa sakit yang menusuk di pergelangan tangannya, ia bahkan sampai tidak bisa merasakan pergelangan tangannya sendiri, tiba-tiba…… pergelangan tangannya seolah tidak memiliki tulang dan hanya ada satu lapisan kulit.”

“Ah……”

Ketika ia ingin berteriak, Glen pun langsung menyambung, “Diam.”

Glen menatapnya dengan tatapan dingin, “Kalau kamu berani mengeluarkan sepatah kata saja, kamu akan keluar dari rumah ini malam ini, dan tidak akan pernah masuk lagi kesini.”

Suara Helen Ming pun tertahan, ia menangis sambil berkata, “tapi Tuan, tanganku……”

“itu terkilir.” Kata Glen memejamkan matanya, “baik-baiklah kamu menunggu dikamarku satu malam ini, besok pagi aku akan memanggil dokter untuk menolongmu.”

Helen Ming menggertakkan giginya, ia berpikir, selama ia bisa berdiri teguh di rumah ini, tapi jika sampai terluka seperti ini, bagaimana?!

Ia bisa menahannya!

Besok paginya, Glen terbangun dari tidurnya yang nyenyak, sedangkan Helen Ming begadang hingga terlihat lingkar hitam di bawah matanya. Yang menyedihkan adalah ia bahkan tidak berani untuk menangis, dengan marah, ia memanggil Glen, “Tuan, bisakah kamu memanggilkan orang untuk membantu tanganku ini?”

Glen membuka matanya dengan malas.

Saat ini, ia terlihat seperti Celine.

Ia pun bangun dan mengambil ponselnya, menelpon Dokter Leon dan memanggilnya kemari.

Dokter Leon dan Glen adalah musuh dalam hal “percintaan”, tapi karna sekarang Celine sedang ada masalah, mereka sekarang berada dalam satu garis yang sama.

Setelah menerima telepon, Dokter Leon pun segera kemari.

Ia telah tiba di depan pintu kamar Glen, didepan pintu berdiri seorang pelayan wanita, “apakah Tuan belum bangun?”

“tidak,” pelayan tersebut menunduk dan sedikit tertawa, “Tuan belum ada memanggil orang dari tadi, kemarin Nyonya besar mengirimkan seorang gadis padanya.”

Dokter Leon mengangkat alisnya dan mengetuk pintu kamar, ia mendengar suara Glen dari dalam, “masuk.”

Ia memutar gagang pintu dan berjalan masuk. Benar saja, di dalam kaamr ada seorang wanita selain Glen.

“ini……”

Glen hanya mengangkat dagunya dan menunjuk Helen Ming, “bantulah dia terlebih dahulu.”

Helen Ming berjalan mendekat, sambil menangis ia berkata, “tanganku……”

Sebagai seorang dokter, melihat saja ia sudah tahu kalau tangannya terkilir.

Dokter Leon berjalan dan menyuruh Helen Ming untuk duduk, ia melihat sekilas pergelangan tangannya, “kamu tahan sebentar.”

Helen Ming hanya menganggukkan kepalanya.

Tanpa di bilang pun, Helen Ming akan menahannya.

Ia bahkan tidak berani mengeluarkan sedikitpun suara, ia takut membuat Glen marah.

Dokter Leon menggenggam tangannya, melihat posisi atas dan bawah, kemudian ia langsung mengangkatnya. hanya dengan sebuah suara Klik, tangannya pun sudah terangkat ke atas.

Kalaupun Helen Ming sedang berusaha untuk menahannya, ia pun menahan napasnya, menggigit lidahnya sendiri untuk menahan suara teriakan yang keluar dari mulutnya.

“Sudah, jangan mengangkat beban yang berat dengan tangan ini, jagalah baik-baik sampai tangannya benar-benar sembuh.”

Ini terlalu menyakitkan bagi Helen sampai ia bercucuran keringat. Ia bahkan tidak mengatakan sepatah kata pun, hanya mengangguk mengiyakan.

Glen pun membuka suara, “tahu, kan apa yang perlu dikatakan dan apa yang tidak perlu dikatakan?”

“Tahu.”

“Keluarlah.”

Setelah Helen Ming keluar, barulah Glen berbicara pada Dokter Leon, “melihat ekspresimu ini, sepertinya kamu ingin memberiku sebuah pukulan?”

Dokter leon tertawa dingin, “aku membantu tulangnya yang patah, karna aku adalah seorang dokter, tidak ada hubungannya dengan statusmu sama sekali.”

Glen mengambil sekotak rokok dan menghisap sebatang, “mau sebatang?”

Dokter Leon menghirup aroma asap rokok tersebut.

Glen tertawa dingin sambil merokok, “kamu tidak merokok, apakah karena takut aku memasukkan racun di dalamnya?”

Dokter Leon hanya berdiri tanpa ekspresi di tempatnya.

Glen merokok sambil berkata, “tidak ada yang perlu aku katakan, kamu tahu aku tidak akan menggunakan cara seperti ini untuk meracunimu.”

Dokter Leon terlihat tidak ingin melanjutkan pembicaraan ini.

Ia langsung memotong, “ia baru saja pergi, dan kamu sudah tidak sabar untuk mencari wanita lainnya, tidakkah kamu takut ketika ia tahu nanti ia akan merasa tersakiti?”

Glen yang sedang merokok, tatapan matanya perlahan-lahan mulai diselimuti aura gelap, ia mengangkat matanya lalu menatap mata Dokter Leon, dan berkata dengan dingin, “urusanku sejak awal, tidak perlu kamu campuri.”

Dokter Leon tertawa, “kalau begitu mengapa kamu harus memanggilku kemari untuk merawat tulang gadis itu?”

“Karena kamu adalah seorang dokter.”

Dokter Leon: “……..”

Glen menggunakan kata-kata yang diucapkan oleh Dokter Leon untuk membungkamnya.

Dokter Leon hanya tertawa, dan menyilangkan tangannya lalu bersandar di dinding, “apakah kamu juga merasa bahwa dia belum mati?”

“Dokter Leon, aku benar-benar merasa kita bisa menjadi seorang teman.” Ia mematikan rokoknya dan tertawa, “kalau bukan sama-sama berada Di Keluarga Glen.”

…………

Dua hari setelahnya, beritanya ini telah terdengar hingga ketelinga Seno, Celine pun telah mengetahui hal ini.

Novel Terkait

Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu