Antara Dendam Dan Cinta - Bab 15 Ketahuan

Glen sedang menerima sebuah kejutan lalu berdiri, mencegkram dagu Celline, dari dalam matanya megeluarkan tatapan yang sangat dingin.

"Rupanya kamu! Ternyata kamu ada di sini, benar-benar sangat mempermudah ku untuk menemukanmu!"

Dengan penuh dengan amarah ia mencengkram dagu Celline, dagunya di cengkram seakan sudah hampir patah.

Tubuh Celline gemetaran, kedua matanya berlinangan air mata, "Tu, Tuan Muda, an, anda sedang bicara apa ya...... Sa, saya tidak berbuat kesalahan kan."

Glen dengan sungguh-sungguh mendorongnya ke bawah lantai, amarahnya meledak membuat ia menggempaskan sup penawar alkohol yang berada di atas meja.

Mangkuk sup tersebut jatuh ke lantai, sup beserta semua isinya berserakan di atas lantai, mangkuk tersebut hancur berkeping-keping, tepat di bawah sinar lampu seakan memantulkan sinar yang tajam.

Keadaan yang separti ini, jangankan lantai dua, para pelayan dari lantai satu pun terkejut mendengar suaranya.

Laura langsung terbangun dari mimpinya ketika mendengar suara dari lantai atas.

"Ada apa? apakan Cherry membuat suatu kesalahan?"

Tiara dari luar lalu masuk ke dalam, "tidak tau, beberapa orang semuanya di bawah dan tak berani naik ke lantai atas, akan tetapi aku dengar dari Risa, kalau....."

"Kalau apa?" Laura terlihat penasaran.

"Belum lama tadi Tuan muda baru pulang, lalu naik ke lantai atas." Tiara mengecilkan suaranya.

Dengan perasaan yang puas Laura pun tersenyum, "orang kampung memang tidak di izinkan untuk berada di sana, baru pertama kali pergi melayani lantai atas, sudah berfikiran untuk merayu Tuan muda, sungguh tak tau malu, lihat saja bagai mana Nyonya muda membereskannya!"

Chatrine pun tak dapat tidur dengan tenang.

Ketika terbangun ia kebingungan dan belum mengetahui kejadian yang sebenarnya sedang terjadi.

Jelas-jelas ia ingin menunggu sampai Glen pulang, kenapa ia malah kertiduran.

Ia mendengar pantulan suara yang berasal dari kamar Glen, di iringi dengan suara tangisan sambil memohon, ia pun tersentak lantas terbangun dari rasa kantuknya.

Glen sudah pulang!

Lagi-lagi ada perempuan yang ingin merayu Glen di belakang dia?

Dengan sangat kesal ia bergrgas keluar, sesampainya ia di depan pintu, ia kembali meringankan langkah kakinya, ia mengubah terlebih dahuli ekspresi di wajahnya barulah mendorong pintu lalu masuk ke dalam.

Ia mengusap-usap matanya, menunjukan ia baru bangun dari tidurnya, "Glen, kamu udah pulang, ya!"

Ia melihat ke arah lantai yang sudah berantakan, seolah-olah ia terkejut, "apa yang terjadi?"

Celline bersujud seolah merangkak, tak hentinya gemetaran.

Glen berdiri di hadapannya, bayangannya yang panjang menutupi tubuh Celline.

Chaterine berjalan menghampiri, menggenggam legan Glen, Cathrine dari atas memandang Celline dengan tajam, "dasar wanita murahan, kamu ngapain saja sampai-sampai membuat Tuan muda marah?"

Awalnya ia ingin bilang kalau pelayan ini mau menggoda Glen, sekali di lihat pelayan yang sedang berlutut di lantai ini, tubuhnya mengenakan atasan panjang, celana panjang dan masih memeluk jaket yang terbalut di tubuhnya, rambutnya berantakan seperti sangkar burung.

Tubuhnya melekat aroma minyak yang berasal dari dapur.

Pelayan ini tak mungkin mengenakan pakaian seperti ini untuk merayu Glen, kecuali ia sudah tak lagi waras.

Sudut matanya melihat ada serpihan pecahan yang berasal dari mangkuk kaca yang terjatuh.

"Tak sengaja menjatuhkan mangkuk ya? sungguh tak berhati-hati sekali! ia denga cepat melihat tangan Glen, "kena panas gak?"

Jari tangan Glen yang putih dan ramping, seolah setara dengan tangan model papan atas, serta lebih indah dari tangan pianis yang di rawat dengan baik.

Sejenak Chatrine tak tertahankan lalu terbuai, menggenggam tangannya lalu meletakkanya di depan dadanya.

Tangannya yang ramping seperti ini, andai saja bisa membelai dirinya.....

Glen menarik kembali tangannya, "aku tidak tertunuh panas."

Chatrine merasakan sedikit kekosongan di dalam hatinya, ia tak dapat memungkiri hatinya yang tidak tenang, dengan kesal ia memelototi pelayan yang sedang besujud di bawah hadapannya tersebut, "Cherry! kamu beneran kepingin mati! ini sudah larut malam, sebenarnya kamu ngapain sih?"

Di hadapan Glen ia masih tetap menjaga stasusnya sebagai Nyonya muda yang elegan dan anggun.

Tubuh Celline sangat gemetaran, bahkan ketika ia berbicara sekalipun masih terlihat sangat ketakutan dan gemetaran, "sa, saya tak, tak tau."

Amarah Glen telah meredah, ia pun kembali tenang seperti sebelumnya.

Ketika ia melihat pelayan yang bersujud di bawah hadapannya saat ini, ia langsung mengingat kejadian tiga tahun yang lalu, wanita yang telah di paksa bersujud oleh beberapa orang bodyguard pun tak rela menundukkan kakinya untuk bersujud dibawah batu nisan Felicia.

Seorang sosok yang sombong, yang selamanya akan selalu penuh dengan percaya diri serta tatapannya yang tenang melihat kearah matanya......

Akan tetapi sekarang seorang pelayan ini, dengan sendirinya berlutut dengan kaku di bawah hadapannya, tulang rawannya yang tak memiliki fondasi lagi.

Glen membalikan badannya, lalu kembali duduk di atas sofa, menatap Celline, "tadi kamu bilang nama kamu siapa?"

"Che, Cherry."

"Kampung kamu di mana? di rumah mu ada siapa saja?"

"Ricky, "Celline dengan terbata-bata berkata: "ma, masih ada satu adik laki-laki, ibu dan ayah saya semuanya.......semuanya telah tiada."

"Celline menghindar dari pandangannya, secara kebetulan menghadap ke arah Glen, ia ketakutan dengan segera menundukkan kepalanya dan tak berani bertatapan mata secara langsung dengan Glen.

"Berapa umurmu?"

"19 tahun."

Chatrine bertanya: "19 tahun? sudah nggak sekolah?"

"Sa, saya setelah tamat SMA tidak melanjutkan sekolah lagi."

Glen mengecilkan matanya.

Novel Terkait

Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu