Antara Dendam Dan Cinta - Bab 372 Pria Yang Diikat (1)

Adik.

Celine Ning pernah memiliki dua identitas.

Salah satunya adalah seorang pelayan, namanya Cherry, saat itu, identitas palsunya kedua orang tua sudah meninggal, hanya ada seorang adik laki-laki yang suka berjudi.

Satunya lagi adalah identitas putri angkat keluarga Huo yang diberikan oleh Glen Yu.

Sekarang Chatrine mengatakan kata "adik", dia dengan jelas sudah mengungkapkan identitas pertamanya.

Jika itu beberapa bulan yang lalu, sebelum Glen Yu mengetahui identitas asli Celine Ning, Celine Ning masih bisa berpura-pura, untuk menutupi identitasnya.

Tetapi sekarang Glen Yu sudah tahu, semuanya sudah terungkap, tidak peduli apakah Chatrine sengaja mencari masalah atau bukan, dia tidak bisa melarikan diri.

Dia tersenyum, "Nyonya muda pertama mungkin salah paham, aku tidak punya adik."

Perkataan ini benar, sebagai Agnes huo, dia adalah putri bungsu yang di adopsi oleh ayah Jeffry Huo.

Chatrine tersenyum, "Adik, kamu tidak perlu menutup-nutupinya dariku lagi, apakah adik kandungmu sendiri tidak mau kamu gakui?"

Celine Ning menjawab lagi: "Anda benar-benar sudah salah paham, aku benar-benar tidak memiliki adik."

"Tidak memiliki adik?"

Glen Yu, yang baru saja masuk dan melonggarkan kancing kerah bajunya, menunjukkan senyuman mengejek, "Sungguh?"

Celine Ning bertatapan dengan mata Glen Yu, "Tuan muda, menurut Anda?"

"Bagaimana aku tahu tentang urusanmu?"

Celine Ning berkata: "Aku tidak memiliki adik."

Glen Yu melihat ke Chatrine, "Apakah kamu dengar itu, Nyonya muda kedua bilang dia tidak memiliki adik."

Chatrine menggertakkan giginya, dia berjalan mendekatinya dengan membawa nada bicara terisak, dan duduk bersandar di bahu Glen Yu, "Glen, aku benar-benar tidak sembarangan bicara, benar-benar ada orang datang untuk mencarinya dan mengatakan bahwa dia adalah adiknya."

Glen Yu memegang bahu Chatrine dengan satu tangan, "Oke, kalau begitu Nyonya muda kedua mungkin boleh pergi ke hotel untuk melihat apakah itu adikmu atau bukan."

…………

Celine Ning tahu bahwa orang ini adalah fiktif dan tidak mungkin benar-benar ada.

Hanya saja Glen Yu telah berbicara, dia terpaksa pergi ke sana.

Seno mengendarai mobil dan mengantar Celine Ning ke sana.

Celine Ning hanya duduk sendirian di kursi belakang, Bunga tidak bersamanya.

Seno melihat Celine Ning dari kaca spion, "Orang ini diatur oleh Nyonya muda pertama, dia hanya ingin menahanmu dan pergi untuk naik ke tempat tidur Tuan muda."

"Aku sudah menebaknya."

Celine Ning hanya merasa Chatrine konyol.

Apakah jika dia tidak di rumah, maka Chatrine bisa naik ke tempat tidur Glen?

"Apa asal usul orang yang diaturnya ini?"

Seno berkata: "Orang dari desa, namun dia adalah seorang yang idiot, dia berhutang uang dalam jumlah besar karena perjudian dua tahun yang lalu, dan dia dipukuli hingga gegar otak oleh penagih utang, kemudian menjadi idiot, dia telah memberitahu nama dan pengalaman hidupmu kepadanya, dia hanya berpikir ingin mencarimu dan meminta uang, kamu adalah kakaknya. "

Celine Ning menggosok pelipisnya.

Awalnya dia memang tidak memiliki adik laki-laki, dan sekarang Chatrine malah mengatur orang semacam itu untuknya, dia melakukannya dengan sangat baik.

Harus diakui bahwa Chatrine bukan orang yang tidak memiliki otak.

"Jadi apa yang akan kamu lakukan?" Mobil berhenti di lantai bawah dan Seno bertanya pada Celine Ning.

Celine Ning membuka pintu dan turun dari mobil, "Naik dulu untuk melihatnya, kamu tunggu aku di sini, aku kira-kira akan turun dalam setengah jam."

"Oke."

Celine Ning masuk ke hotel dan mengetuk pintu kamar sesuai dengan nomor kamar yang dikatakan Chatrine.

Pintu dibuka dari dalam.

Lampu di dalam ruangan tidak di buka, ruangan itu benar-benar gelap.

"Halo, permisi……"

Detik berikutnya, Celine Ning ditarik oleh sepasang tangan besar yang kuat, mulut dan hidungnya langsung ditutup.

Seno memarkir mobil di bawah pepohonan, dia menurunkan setengah jendela, dan merokok.

Setelah beberapa menit, dia melihat sebuah mobil berhenti di depan hotel.

Mobil itu adalah RV yang diperpanjang, dari sudut pandangnya, mobil ini kebetulan memblokir di depan pintu masuk hotel.

Mobil itu berhenti di pintu selama kurang dari setengah menit lalu melaju pergi.

Seno tidak mempedulikannya.

Bagaimanapun, ini adalah hotel bintang lima, mereka yang dapat tinggal di sana, semuanya orang kaya.

Ponsel Seno berdering, Chatrine yang meneleponnya.

"Nyonya muda pertama."

Seno membuka speaker.

"Apakah dia sudah tiba?"

"Yah, sudah." Ujar Seno, "Aku tidak mengikutinya naik, Nyonya muda kedua sudah naik."

"Oke, setelah dia turun nanti, kamu ajak dia berkeliling di luar, kemudian berpura-pura mobil mogok dan memesan kamar hotel di pinggiran kota yang jauh, malam ini jangan pulang."

"Oke."

Begitu dia menutup telepon Chatrine, Seno menerima telepon dari adiknya Sam dan dia mengobrol dengan Sam tentang beberapa hal di rumah, dia menyutujinya untuk pulang makan besok.

"Aku akan menyuruh Dea untuk menyiapkan hidangan yang lezat." Ujar Sam, "Apakah kak Cherry akan datang?"

Dea adalah pacar Sam, mereka berdua sudah mulai tinggal bersama setengah tahun yang lalu, dan mereka berencana untuk mengurus sertifikat nikah bulan depan.

"Dia tidak datang."

Suara Sam terdengar agak kecewa.

"Huh, aku sudah lama tidak bertemu kak Cherry, aku sangat merindukannya."

Seno menatap pintu hotel.

Bangunan yang mewah.

Sekarang Celine Ning benar-benar sudah berbeda dengan orang yang Sam temui pertama kali.

Sam juga tidak ingin bertemu dengannya yang seperti ini.

Setelah menutup panggilan telepon Sam, Seno melihat-lihat konsultasi Weibo di ponselnya, lalu dia melihat jam lagi, sudah setengah jam.

Tetapi mengapa Celine Ning belum turun?

Seno mengeluarkan ponselnya dan memutar nomor telepon Celine Ning.

Tidak ada yang menjawab.

Seno sudah memiliki firasat buruk.

Dia menarik kunci mobil, melompat keluar dari mobil, dan langsung berjalan ke hotel.

Ketika dia turun dari lift, Seno merasa sedikit panik.

Dia datang ke nomor kamar tempat yang disebut "adik" itu berada dan mengetuk pintu.

Tidak ada yang menjawab.

Dia bertanya: "Buka pintunya! Apakah ada orang di dalam?"

Masih tidak ada yang menjawab.

Seno menjadi semakin cemas, dia langsung menelepon customer service di lantai itu, dan pergi ke meja resepsionis untuk meminta kartu kamar.

Terdengar suara pintu lift terbuka, Seno mendorong manajer lobi di depannya, dan membanting panel pintu, lalu dia mendobrak pintu.

Terdengar suara "Boom".

Pintunya terbuka dan ruangan di dalamnya gelap.

Seno buru-buru menyalakan sakelar di dinding, namun tidak ada seorang pun di ruangan itu.

Dia bergegas ke ruangan lain, kamar mandi, termasuk dapur.

Tidak ada seorang pun di sana.

Cahaya sangat terang, itu menerangi ruangan yang kosong, tidak ada aura kehidupan sedikit pun di sana.

Ketika Seno berencana berbalik, dia mendengar suara dari dalam lemari baju.

Novel Terkait

Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu