Antara Dendam Dan Cinta - Bab 142 Bagian Bawah

Di luar adalah kantor bekerja, di sebelah dalam ada ruang istirahat, kamar mandi, kamar tidur, dapur kecil, dan bahkan ruang anak-anak pun ada, dan semuanya dipisahkan. Semuanya demi memudahkan Arthur untuk bermain.

Namun, Chatrine tidak pernah membawa Arthur kemari sekali pun.

Misha menunggu Glen membawa Lukas pergi rapat, dan kemudian ia buru-buru menarik Celine ke dalam. "Cepat pergi masak. Setelah selesai, kamu bersihkan dapurnya! Aku hanya memberimu waktu setengah jam!"

Celine tersenyum, "Cukup."

Joanna Xu memandang Celine dengan khawatir, "Apakah kamu bisa? Apa perlu aku diam-diam pergi ke restoran luar untuk membelikan semangkuk mie?"

"Aku bisa melakukannya." Celine menunjukkan senyuman yang sangat bijaksana kepada Joanna Xu yang mengkhawatirkannya. Dia berbalik dan menyiapkan bahan-bahannya.

Untungnya, bahan dalam kulkas sangat lengkap, gerakan tangan dan kaki Celine sangat gesit, ia mencuci sayuran, memotong tomat dan sayuran. Melihat di lemari es tidak ada mie yang sudah jadi, ia pun sambil memasak air, sambil membuat adonan mie. Ketika adonan mie jadi, ia menggilingnya,memotongnya dan kemudian menariknya menjadi mie.

Serangkaian tindakannya membuat Joanna Xu tertegun.

Tidak lebih dari 20 menit. Ketika Misha sekali lagi datang untuk mendesaknya, aroma makanan yang lezat tercium dari arah dapur.

Celine meletakkan mie kedalam mangkuk, dan mie nya tepat semangkuk besar.

"Misha, kamu bisa memanggil presdir untuk datang makan sekarang. Nanti mie nya tidak enak lagi jika dibiarkan terlalu lama."

Misha menyuruh Celine untuk segera membersihkan dapur dan keluar.

Joanna Xu meletakkan tangannya di pinggang, ia marah dan berkata: "Misha, kamu ini sangat tidak manusiawi? Dia telah membantumu menyelesaikan masalah yang begitu besar, namun kamu bukan saja tidak mengucapkan terima kasih, malah masih bisa berbuat hal yang tidak manusiawi seperti ini!"

Ketika ia selesai berbicara, dia merasa kata-katanya agak sedikit tidak baik, lalu ia menutup mulutnya.

Sepertinya ...

Ungkapan itu tidak digunakan dengan benar.

Celine tersenyum, "Aku agak haus. Aku akan pergi keruang istirahat."

Celine baru saja pergi keruang istirahat, dan Misha pun pergi ke ruang rapat untuk memanggil Glen.

Itu adalah rapat video unilateral, dan dia sedang mendengarkan laporan dari cabang perusahaan.

Misha berjalan cepat, "Presdir, mie nya sudah jadi."

Ketika Glen mendengarnya, alisnya terangkat ke atas, dan wajah gadis itu tiba-tiba muncul di pikirannya.

Dia teringat waktu dia menekannya di pohon pinus malam itu, dan ketika jatuh ke tanah, kedua matanya yang manis membuatnya terpesona, "Berhenti dulu."

Glen keluar dan berjalan ke kantornya.

Begitu masuk, ia mencium aroma mie yang sangat kental.

Ada semangkuk mie di atas meja.

Sup yang dibuat dengan tomat merah, ada mie putih, daun hijau, dan bunga telur yang mengapung di atasnya, nafsu makannya langsung terpikat pada pandangan pertama.

Glen berjalan dengan cepat, kemudian mengambil sumpit, "Siapa yang mengantarkannya?"

"Cherry yang mengantarkannya."

Glen terdiam, ia tidak mengangkat matanya, seakan menggunakan nada yang sangat tidak peduli dan berkata: "Orangnya kemana?"

"Dia ...," Misha berkata "Dia datang mengantarkan itu dan kemudian pergi."

Lukas tertawa dengan tanpa menutupinya.

Misha melototinya.

Lukas mengangkat bahunya, "Jika Sekretaris Misha mengatakan bahwa orangnya sudah pergi, maka orang nya ya pasti sudah pergi."

Ketika Glen mendengarkan kata-kata Lukas, dia sadar sepertinya dia sedang memberinya suatu isyarat.​​

Mie nya sangat sesuai dengan selera Glen.

Dan itu tidak perlu diherankan.

Celine mengikuti Ibu Laura di dapur kecil selama lebih dari setengah tahun. Dia sudah tahu kesukaan masing-masing orang dirumah itu. Bumbunya, tidak lebih dan tidak kurang sedikitpun.

Dia makan dan makan, bahkan kuah sup nya pun hampir diminum habis olehnya. Tiba-tiba dia mengerutkan keningnya, dan memuntahkan apa yang sudah dimakannya dalam mulut.

"Presdir ..."

Misha maju selangkah ke depan, ia tidak melihat jelas apa yang sedang dilakukan oleh Glen. Dia tampaknya memegang sesuatu di tangannya.

Glen membuka tangannya.

"Pergi dan bawa Cherry menemuiku."

Ketika Misha mendengarkan nada bicaranya Glen, hatinya langsung merasa senang.

Ketika Glen berada dalam suasana hati yang buruk dan ingin memarahi orang, dia biasanya menggunakan nada bicara seperti ini.

Misha dengan senang hati pergi ke ruang istirahat untuk memanggil Celine, dan ternyata Celine belum pergi.

Dia berjalan masuk, dan dengan nada bicara yang tinggi berkata: "Kamu kok tidak tahu bagaimana menggunakan hati memasak untuk presdir. Sekarang presdir tidak tahu menemukan apa didalam makananmu, apakah itu lalat atau serangga. Kamu tunggu saja nanti! Lihat bagaimana kamu menyelesaikannya!"

Joanna Xu terkejut "Lalat? Tidak mungkin! Perusahaan kita sangat bersih, tidak mungkin ada lalat!"

Celine menekan Joanna Xu "Misha, bawa jalan."

Misha agak merasa aneh.

Gadis ini, sekarang terlihat sangat tenang, padahal sudah terjadi hal semacam ini. Dia masuk dan pasti akan dimarahi, apalagi beberapa hari ini suasana hati Glen sedang tidak baik, Orang-orang di perusahaan pun bertindak dengan sangat hati-hati, tidak berani bertindak salah sedikitpun, karena takut ditarik Glen dan dijadikan contoh yang tidak baik.

Dia tersenyum dingin didalam hati, dia ingin melihat apa yang akan dilakukan presdir pada pembantu satu ini!

Misha membawa Celine sampai ke pintu presdir, dan kebetulan Lukas baru saja membuka pintu untuk keluar.

Dia memandang ke arah Celine dan agak sedikit menundukkan kepala, "Silakan masuk."

Celine masuk kedalam, dan MIsha mengikutinya dari belakang. Lalu dia dihentikan oleh Lukas.

"Sekretaris Misha, kata pak presdir, dia hanya menyuruh orang yang membuat mie untuk masuk."

Misha mengerutkan kening.

Dia merasa perkataan ini ...

Tiba-tiba, dia tersadar.

Jangan-jangan ... presdir tahu bahwa Celine yang membuatkannya makanan?

Ketika Celine masuk, pintu pun ditutup(suara pintu tertutup) dan terkunci, membuatnya terkejut.

Sosok pria ramping bersandar di bagian belakang sofa. Tubuh hanya mengenakan celana hitam dan kemeja putih yang sangat sederhana. Ada sebatang rokok di antara jari-jarinya. Asap rokok membubung di wajahnya yang tampan dan sempurna itu.

Glen menyipitkan matanya dan menatap Celine.

Tatapan matanya sangat dalam, dan membuat orang tidak bisa menduganya, Itu seperti dua pusaran air hitam, yang membuat orang merasa gemetaran.

Dia melemparkan barang itu ke atas meja, "Apakah ini milikmu?"

Di meja, terletak koin kenang-kenangan.

Celine mengangguk, "Ya."

"Mie tadi juga kamu yang membuatnya?"

"Ya."

"Pergi, buatkan aku satu porsi lagi."

"Oke."

Celine tidak pergi mengambil koin kenang-kenangan di atas meja itu, ia juga tidak melihat ke arah Glen. Dia seperti seorang pelayan yang datang hanya untuk memasak untuknya.

Ini membuat Glen merasa sangat kesal.

Apakah dia sekarang sedang memperlihatkan wajahnya yang tidak senang kepadanya?

Pandangannya jatuh pada koin kenang-kenangan yang di atas meja, ia hanya merasa koin itu agak sedikit akrab.

Tiba-tiba, abu rokok jatuh dan hampir mengenai tangannya.

Tiba-tiba sebuah gambar muncul di benaknya, dia langsung menghancurkan rokok di asbak, berdiri dari sofa dan berjalan menuju dapur.

Novel Terkait

Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu