Antara Dendam Dan Cinta - Bab 128 Malam Pertama Palsu (2)

Celine begadang tengah malam, tubuhnya kelelahan, juga tidur sembarangan.

Keesokan harinya tidak sampai pukul tujuh pagi, jam alarm berbunyi membangunkannya.

Glen belum terbangun, Celine membuka selimut lalu turun dari kasur.

Sssst..

Selangkangan kakinya yang sakit dibandingkan kemarin malam terasa semakin sakit.

Glen tertidur tidak begitu nyenyak, sedikit suara bisa membuatnya terbangun 100 persen siaga, dia melihat Celine duduk di pinggir kasur, dia tidak menyia-nyiakan kesempatan, menarik tangan Celine lalu menindih badannya.

Rambut panjangnya bertebaran di atas bantal seperti rumput laut yang terlihat sangat memikat.

Kulitnya yang halus dan lembut membawa sisa kepuasan yang dilakukan kemarin malam, semakin membuat orang jatuh hati.

Kedua tangan Celine menempel di atas dada Glen, “Tuan, aku ingin pergi memasak di dapur.”

Glen menggunakan lututnya menindih kaki Celine, “Tidak buru-buru.”

Melakukannya sampai selesai, Celine di atas dada Glen napasnya terengah-engah, jarinya tidak bisa digerakkan.

Glen melepaskan Celine dibasahi keringat bercucuran, menciumi pipinya, “Bermain sekali lagi ya?”

Celine didalam hatinya terkejut, sudah menduga benda keras Glen yang menopang pantatnya kuat beberapa bagian, buru-buru menggelengkan kepala, “Lepaskan aku Tuan, aku benar-benar tidak bisa.”

Glen lagi-lagi menindihnya di atas kasur, baru melepaskannya mencuci wajah dan membersihkan mulut.

Postur tubuh Celine saat turun dari kasur sangat kaku, menutupi tubuhnya dengan selimut pergi ke kamar mandi, Glen tiba-tiba melihat darah di atas kasur.

Dia berpikir sejenak.

Juga tidak tahu kenapa, kejadian ini ternyata seperti kejadian tiga tahun yang lalu, saat malam pertama didalam hotel bersama Felicia yang terulang kembali.

Terkadang mulut laki-laki tidak suka mengungkapkan, padahal mereka bisa seperti wanita penuh dengan perasaan yang kompleks.

Celine duduk di atas closet, melihat ke bawah, tubuhnya mengeluarkan darah.

Sejak dulu tubuhnya belum pernah mengalami pendarahan, saat melahirkan Egy, seluruh badannya dibius, tidak merasakan sakit apapun.

Gerakan Glen kemarin malam sangat brutal, dia sebenarnya tidak sanggup menanggungnya.

Meskipun Glen dengan pelan melakukan beberapa awalan, permainan kepadanya, tapi tetap saja melukainya.

Celine kesakitan menahannya, memaksakan diri untuk mandi lalu mengganti baju dan pergi.

Glen juga sudah mengenakan baju, melihat Celine keluar, Glen langsung berjalan mendekatinya, memegang pinggangnya, “Sakitkah?”

Celine menundukkan kepala sengaja memasang muka malu-malu, berkata dengan suara pelan: “Masih bisa menahannya.”

“Maaf, kemarin aku terlalu bertenaga, tidak tahu jika ini kali pertamamu.”

Celine: “……………………….”

Kali pertama?

Dia melewati tubuh Glen, melihat darah di atas kasur.

Ternyata…………………………

Dia mengira darah itu adalah darah perawannya.

Ding dong.

Suara bel pintu berbunyi.

Seluruh tubuh Celine tegang, “Ada orang………………”

Glen menenangkan dia mengelus punggungnya beberapa kali, “Paman Lin, aku menyuruhnya datang.”

Kakinya yang panjang dan ramping melangkah pergi, membuka pintu, kedua tangan Paman Lin menjinjing kantong plastik, “Tuan, barang yang anda mau.”

“Iya.”

Glen mengambil kantong plastik itu lalu memutar badan masuk ke kamar, meletakkannya di atas kasur, melambaikan tangan menyuruh Celine mendekatinya.

Celine penasaran berjalan mendekatinya, melihat Glen mengambil sebuah kotak bulat dari dalam kantong plastik, “Ini apa? kamu terluka?”

Dia melihat benda itu seperti obat yang digunakan untuk luka luar.

“Iya ini salep untuk mengobati luka luar.”

Glen menarik bahu Celine, menindihnya di atas kasur, “Berbaring yang benar, jangan bergerak.”

Detik berikutnya, dia melepas celana Celine.

“Uuuu, Tuan!”

Celine buru-buru menutup selangkangan kakinya, tetapi Glen melakukannya tanpa memberitahu Celine sebelumnya, kaki Glen menindih kaki Celine, dia sudah melepas celana Celine sampai ke bawah kaki.

“Tuan…………….”

Glen melihat Celine sekilas, “Lagi-lagi menggunakan tatapan sendu seakan ingin menangis melihatku, aku tidak peduli kamu bukannya sedang terluka.”

Celine mengira Glen ingin melakukan apa.

Dia mau mengolesi obat untuknya?!

Celine membelalakkan mata, “Tuan, tidak usah, kamu……….kamu biarkan aku sendiri yang mengolesinya.”

“Jangan sembarangan bergerak.” Glen memutar tutup salep, “Berbaring yang benar, jangan bergerak.”

Wajah Celine memerah.

Dia melirik melihat lukisan yang nampak simple dan elegan di dinding, rasa halus dan dingin membuatnya malu.

Glen dengan sangat pelan mengolesi salep ke tubuh Celine, tatapannya gelap beberapa menit.

“Sudah.”

Celine buru-buru memakai celananya, Glen menahannya.

“Hari ini pakai rok, celana bisa membuatmu makin sakit.”

Celine: “………………..”

Glen berencana menelepon Misha, tetapi dia teringat kalau Misha menganggap Celine itu musuhnya, jadi dia menelepon seorang asisten laki-laki, “Ukuran S, belikan dua buah rok bawa kemari.”

Celine menggunakan selimut untuk menutupi kakinya duduk di kasur,menundukkan kepala melihat kakinya.

Glen mengambil pakaian kemeja dan jaket dari lemarinya, hari ini akan menghadiri acara kerjasama bisnis yang sangat penting, pakaian hitam putih elegan yang sangat cocok dikenakannya.

Glen mengeluarkan dua buah dasi, “Bagus yang mana?”

Celine melihatnya, menunjuk warna polos.

Glen matanya bersinar beberapa menit.

Dia juga menyukai dasi itu, hanya sengaja ingin menyuruh Celine memilihkan dasi untuknya.

“Bisa mengikat dasi?”

Celine menggelengkan kepala.

Glen berjalan mendekatinya, berdiri di dekat kasur, “Aku ajari kamu.”

Celine setengah berlutut di atas kasur, Glen menarik tangan halus Celine, mengikatkan bentuk dasi yang simpel di kerah kemejanya.

Asisten laki-laki Glen dengan kecepatan penuh pergi ke mall dekat rumah membeli rok mengantarnya ke rumah Glen.

“Pakailah satu set.”

Celine melihatnya, Glen mengeluarkan sebuah rok panjang berenda, bertatahkan batu mutiara, susunan rendanya sangat indah, desain pinggang bergaris.

“Bajunya terlihat sangat cantik, aku tidak pantas memakainya.”

“Aku yang memberikannya untukmu, kamu pantas memakainya,” ucap Glen dengan nada sedikit lembut.

Gerakan Celine sedikit lamban, mengambil baju pergi ke kamar mandi.

“Disini saja gantinya.” ucap Glen.

Celine: “Tuan, aku………”

Glen terlihat habis kesabarannya, matanya sedikit melotot, “Jangan sampai aku yang bergerak membuka bajumu.”

Dia melihat bahu Celine pelan-pelan bergerak, lalu melepaskan baju yang dia pakai.

Kerangka tulang Celine sangat kecil, memakai baju kelihatan kurus, tetapi meraba tubuhnya ada daging, itulah bentuk yang ideal.

Novel Terkait

Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu