Antara Dendam Dan Cinta - Bab 153 Ia Meragukannya

Selama satu bulan ini, perhatian yang ditujukan padanya tidaklah sedikit. Tapi semua itu hanyalah sekedar untuk penampilan luar saja, hanya perhatian palsu untuk konsumsi publik semata.

Bahkan ibu kandungnya sendiri tidak memanggilnya pulang walaupun Glen sudah sembuh. Perhatian yang tulus bercampur dengan sepercik rasa mengambil keuntungan di dalam hatinya.

Hanya... Dia seorang...

Begitu Glen melihat air mata di sudut mata Celine, akal sehat dan batinnya tiba-tiba terguncang sejenak.

Tetesan air matanya bukanlah sebuah kepura-puraan.

Glen mengeringkan tubuh Celine dan menggendongnya keatas sebuah kasur yang besar.

“Luka pada punggungmu bagaimana? Sudah baikan?”

Celine berbaring di atas kasur dan menjawab, “Aku hanya menahan empat cambukan, bukan masalah besar. Dalam waktu seminggu juga sembuh.”

“Biarkan aku melihatnya.”

“Tidak.” jawab Celine cemberut.

Alis Glen berkedut. Tanpa mengindahkan penolakan Celine, ia mengangkat tubuhnya dan memperhatikan punggungnya.

Punggung Celine yang semula mulus dan putih kini benar-benar hancur karena bekas cambukan, membuat kecantikannya yang estetik hilang.

Bekas-bekas berwarna merah gelap menghiasi punggung Celine, mulai dari bahu hingga ke pinggang.

Tiba-tiba Glen memeluk Celine, bibir pria itu berada begitu lekat dengan punggungnya.

Sekujur tubuh Celine mematung.

Bibir Glen yang lembut menyentuh kulit Celine. Sentuhannya terasa seperti aliran listrik yang merambat dari ujung tulang ekornya hingga ke atas, membuat Celine sedikit gemetar.

Celine menahan gejolak dalam hatinya, dengan suara yang pelan dan gemetar berkata: “Tuan muda...”

“Aku telah menyakitimu.”

Suara Glen terdengar sedikit kelam, membuat orang yang mendengarnya merasa sakit sedang menghujam hati.

Celine menundukkan kepalanya. Tangannya memeluk lututnya dengan begitu erat, membuat kuku-kukunya menusuk kulit. Rasa sakit yang menghampiri pun membuat pikiran Celine kembali.

Glen mengasihaninya?

Glen bersimpati padanya?

Haha.

Apalah arti luka cambukan semacam ini?!

Ketika di penjara, Celine sudah merasakan cambukan yang lebih hebat dari ini!

Ketika ia sedang diikat di atas tanah dan dipermalukan oleh narapidana wanita lainnya, dimana Glen?

Setiap hari ia hidup seperti seekor anjing yang datang ketika dipanggil untuk minum bahkan sampai berlutut untuk makan, disaat itu dimanakah Glen?

Pria itu justru sedang menikmati segala kenikmatan duniawi!

Semua yang terjadi padanya adalah karena Glen!

Sekarang, hanya dengan satu kalimat ‘Aku telah menyakitimu’ yang ia ucapkan di balik punggung Celine, apakah itu berarti semua kesalahan yang telah ia perbuat dapat terhapus?!

Glen memeluk Celine di lengannya dan mencium wajahnya, “Kenapa kamu tiba-tiba datang membantuku menghadang cambukan itu? Kebocoran kontrak itu tidak ada hubungannya denganmu.”

Lihat.

Celine tertawa dingin dalam hati. Bahkan di saat seperti ini, di atas kasur, saat Glen sedang sakit hati dan mengasihaninya , pria itu tidak lupa untuk menginterogasinya.

Celine menundukkan kepalanya. Perlahan, ia membuat lingkaran di bahu Glen dengan jemarinya, “Tuan muda ingin jawaban jujur atau tidak?”

Glen tertawa dan suara tawanya terasa bergetar dari dadanya.

“Kalau jawaban bohong seperti apa?”

“Kebohongannya adalah... Anda bilang Sekretaris Misha adalah bawahan tuan besar. Anda pasti tidak bisa membiarkan masalah ini ketahuan dan membiarkan menanggung semuanya. Selain untuk menjaga citra tuan besar, juga sekaligus membantu tuan besar dibelakang ”

Glen mengedipkan matanya dan sorot matanya yang tajam terpancar.

“Kamu ini ternyata benar-benar pintar. Kalau begitu, apa kejujurannya?”

Celine mengerut di dalam pelukan Glen, “Kejujurannya... Saya... Saya tidak berani bilang...”

Glen tertawa dingin. Ia menjepit dagu Celine dan mengangkatnya, “Bukankah kamu adalah orang yang sangat berterus terang? Kenapa tidak berani bilang?”

Celine menautkan alisnya sambil menahan rasa sakit akibat cubitan Glen, “Tuan muda, sakit.”

Glen mengendurkan jepitannya sedikit, “Bicaralah.”

Celine tiba-tiba memeluk pinggang Glen dan menangis: “Tuan muda, aku... Aku benar-benar tidak mau berpisah darimu! Aku ingin menanggungnya denganmu! Aku ingin berbagi rasa sakit bersamamu!”

Bola mata Glen mengecil dengan tajam.

Ia benar-benar tidak menyangka perkataan ini adalah “kejujuran” Celine.

Celine tiba-tiba menengadah, memperhatikan bola mata Glen yang sedikit kebiruan dan menyipitkan matanya, “Tuan muda... Apakah anda berpikir...”

Sepertinya sebuah pikiran terlintas dalam benak Celine, pandangannya mengabur.

Celine melepaskan dirinya dari pelukan Glen, air mata mulai memenuhi matanya yang indah, “Tuan muda... Kamu... Kamu meragukan aku?”

“Aku...”

Glen baru saja meragukan ucapan Celine.

Sebenarnya ada begitu banyak mata-mata di sekitarnya yang membuat Glen kesulitan mempercayai orang lain. Apalagi Celine yang tidak memiliki latar belakang yang jelas.

Celine menghapus air matanya, kemudian turun dari kasur dan mengambil pakaiannya yang tergeletak di tanah.

“Karena tuan muda tidak mempercayai saya, maka saya tidak ada keperluan lagi berada di sini. Tuan muda, anda tidak seharusnya menganggap saya sedang bercanda!”

Celine menghapus air matanya, tapi matanya seperti keran yang terus dialiri air. Air matanya justru mengalir terus-menerus.

“Menurut anda saya mau melakukan kejahatan dan bahkan hampir mati karena dicambuk hanya untuk bercanda?!”

Celine tercekat dan menangis. Ia mengambil jaketnya dan tidak memiliki waktu yang cukup untuk mengenakannya. Celine langsung memanjat turun dari teras.

“Che...”

Ketika Glen melihat sosok Celine yang lenyap dari pandangannya, kata-kata di mulutnya pun tidak terlontar.

Sosok Celine sudah lenyap dan dengan cepat hilang di tengah kegelapan malam.

Ia membalikkan tubuhnya dan melihat sesuatu yang bersinar di atas lantai.

Sesuatu yang baru saja dijatuhkan oleh Celine.

Glen membungkuk dan mengambil barang itu dari atas lantai. Ternyata sebuah kotak obat, berisi pil yang khusus mengobati luka trauma. Di luarnya, tertulis kalimat: [Tuan muda, hanya untuk penggunaan luar. Sehari tiga kali. Semoga anda lekas sembuh].

Celine mendengar Glen tetap tidak membaik sehingga datang untuk membawakannya obat.

Tiba-tiba kebingungan melanda hati Glen. Ia mengambil sebungkus rokok dari laci bawah meja di samping kasurnya dan mengesap sebatang rokok. Ia membawa sebatang rokok itu mendekat ke bibirnya dan perlahan mengesapnya.

Ujung rokok yang berada di antara jarinya perlahan terbakar, sedikit abunya yang berwarna merah jatuh di jarinya.

Jari Glen terbakar. Sambil mengerutkan bibirnya, ia mematikan puntung rokok itu dengan kasar di atas asbak.

Bercanda?

Bagaimana gadis itu tahu kalau ia mengakui kejahatannya, maka ayahnya akan memberinya 20 cambukan?

Usianya bahkan baru 19 tahun.

Darimana Celine tahu begitu banyak.

Gadis itu benar-benar terlalu polos.

…………

Celine tidak pernah menjadi seorang anak yang polos.

Hatinya sudah sejak lama menjadi hati seorang wanita tua yang penuh dengan pengalaman.

Celine kembali dari gedung utama dengan mulus, tidak ada satupun yang tahu kapan ia pergi dan kapan ia kembali.

Ia pergi ke kamar mandi dan mencuci wajahnya.

Bahkan memanjat dinding malam ini lebih mulus dari yang ia duga.

Untung saja Glen memang tidak menghentikannya di menit terakhir. Kalau tidak, bagaimana ia dapat meneruskan permainan ini?

Novel Terkait

My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu