Antara Dendam Dan Cinta - Bab 202 Ia Sangat Mirip Dengan Pelayan Yang Sudah Mati Itu

"Apakah urusanku perlu dibicarakan denganmu?" Glen berkata dengan nada sarkastik "Aku ingin menikah, jika aku ingin menikahinya, dan dia juga ingin dinikahi, itu sudah cukup, apa hubungannya denganmu?"

Kalimat seperti itu benar-benar memicu kemarahan Chatrine.

"Aku adalah istrimu yang sebenarnya, istrimu yang sah! Sekarang kamu ingin menikah lagi, tanpa memberitahukannya padaku?"

Dua kata "menikah lagi" menembus ke saraf Glen.

"Chatrine, perhatikan kata-katamu." Tatapan mata Glen dingin, sedingin es.

Chatrine menggigit lidahnya.

Fenomena ini tidak jarang di temukan di kota Cease.

Misalnya, ayah Chatrine, ia juga memiliki istri lain.

Dan Herman, selain punya seorang nyonya besar dan dua orang istri lainnya, bahkan diluar pun ia masih memiliki beberapa wanita simpanan dengan anak-anak yang tidak sah.

Ini adalah aturan yang tidak tertulis.

Tidak memenuhi persyaratan hukum, tetapi tidak terikat oleh hukum.

"Tetapi kamu tetap saja harus memberitahuku terlebih dahulu!"

Glen menggerakkan bibirnya dengan ringan dan mengatakan beberapa kata "Sekarang kamu sudah tahu."

Setelah ia mengatakan itu, dia melangkahkan kakinya maju, Chatrine bergegas untuk mengejarnya "Glen! Aku beritahu kamu dengan jelas bahwa aku tidak setuju!"

"Kamu tidak setuju?" Glen bertanya sambil mencibir.

Chatrine merasa ejekan di pandangan mata Glen terlihat sangat jelas.

"Chatrine, jika kamu ingin menjadi seorang istri dan ibu yang baik, pertahankan sikapmu sekarang ini, jangan biarkan sikapmu yang dengan susah payah kamu bangun ini runtuh begitu saja, pada saat itu jika kamu ingin menyelamatkannya itu sudah tidak keburu lagi."

Chatrine berdiri di tempat seketika, diam-diam menyaksikan sosok Glen pergi, dia menggertakkan giginya dan mengggempalkan tinjunya, dia sedikit gemetaran.

Seno yang tidak jauh dari sana, bergegas datang dan berkata"Nyonya muda, apakah Anda baik-baik saja?"

Tubuh Chatrine tidak begitu stabil dan berguncang beberapa kali, dan Seno buru-buru memegang lengannya. Dia dengan kesal melihat ke arah Glen yang sudah menjauh. Dia merasakan rasa sakit di hatinya, ia seolah-olah ingin memuntahkan darah keluar.

Dia ingin wanita lain mendekatinya, itu tergantung ia setuju atau tidak!

Datang satu bunuh satu, datang dua juga akan dibunuh dua!

Chatrine bersikeras untuk menenangkan hatinya, dan akhirnya mereda. Dia berkata kepada Seno: "Dari mana asal usul Agnes Huo itu, bantu aku untuk memeriksanya."

Seno menjawab: "Ya."

…………

Di sisi lain, setelah makan malam, Fera langsung menarik Leon ke kamarnya.

Leon tidak sabar "Bibi, ada apa denganmu? aku masih ada pekerjaan di labku."

"Jangan lakukan itu dulu, sekarang kamu duduklah dulu, aku punya sesuatu untuk aku bicarakan padamu."

Fera menekan bahu Leon dan membiarkannya duduk "Kamu ..."

Ketika ingin mengatakannya, tiba-tiba dia terdiam lagi.

Jika dia memberi tahu Leon secara langsung bahwa Celine belum mati, dan sekarang ia adalah adik angkatnya Jeffry, ia akan segera menikah dan masuk ke keluarga Glen, Leon pasti tidak akan melepaskannya.

Dia berpikir dalam hatinya dan tiba-tiba mengubah perkataannya.

"Kakekmu akan merayakan ulang tahunnya beberapa hari lagi, kerabat kita menelepon dan meminta kita untuk bersiap terlebih dahulu. Aku sudah memesan tiket di hari lusa, mari kita pulang bersama."

Karena sulit membuat Leon untuk tidak bertemu dengan Celine, maka hanya bisa menghindar darinya!

Setidaknya menghindari saat dimana mereka bisa bertemu, dan menarik Leon untuk keluar dari hubungan itu.

Leon mengerutkan keningnya "Bukankah Kakek sudah merayakan hari ulang tahunnya di tahun lalu?"

"Tahun lalu itu kakek kedua, dan tahun ini adalah kakek ketiga" ujar Fera. "Lagipula, kamu kan masih memiliki cuti tahunan di tahun ini? Anggap saja pulang beristirahat, atau kamu ingin membiarkan ku pulang sendirian? Apa kamu tidak tahu orang-orang disana itu gimana? mereka pasti ... "

"Oke, baiklah, aku akan pergi." Leon memotong kata-kata Fera.

Dia berjalan keluar, dan di kepalanya ada seutas tali yang berangsur-angsur mengencang.

Sampai di pintu, Leon berhenti sejenak, lalu berbalik melihat Fera lagi "Bibi, gadis adopsi yang disebutkan oleh Glen hari ini ... apakah kamu mengenalnya?"

Fera terkejut, seolah-olah sebuah batu besar menghantam hatinya.

"Aku tidak mengenalnya."

"Lalu mengapa kamu terlihat begitu terkejut tadi?"

"Aku tidak terkejut kok, kebetulan saja aku menjatuhkan sumpit ke lantai tanpa sengaja." Fera mengangkat gelasnya dan meminum seteguk air.

Leon menyipitkan matanya.

Kelakuan Fera benar-benar aneh.

"Wanita itu bernama Huo ..."

Fera berkata: " Agnes Huo."

Setelah ia mengatakannya, ia terbengong seketika.

Gawat, ketahuan.

Leon berbalik dan berjalan kembali, ia duduk di sofa depan Fera "Bibi, jika kamu tidak mengatakan hal yang sebenarnya, aku tidak akan kembali ke kampung bersamamu."

Fera:"……"

Meskipun Fera dengan usahanya sendiri baru bisa sampai di posisinya saat ini, tetapi dibandingkan dengan Melly, pangkatnya jauh lebih rendah, terlalu banyak pemikiran dapat dengan mudah terlihat di wajahnya, siapa pun yang mengenalnya akan dapat dengan mudah menyadarinya.

Fera menunduk, dia meragu sejenak, lalu mengatakannya.

"Itu ... aku ke kuil untuk bersembahyang dua hari kemarin, kemudian aku kebetulan bertemu dengan Jeffry dan adik angkatnya yang juga pergi bersembahyang."

"Jadi?"

"Itu…Agnes Huo… dengan pelayan yang mati itu sangat mirip."

Setelah mendengarnya, Leon langsung berdiri.

Dalam bola matanya terlihat ketidakpercayaan "Apa?"

Fera melihat ekspresi Leon sama sepertinya, ia berpikir, memang benar-benar anak kandungnya, bahkan reaksinya pun begitu sama.

Dia merendahkan suaranya dan menepuk pahanya sendiri "Iya, aku juga kaget waktu itu, tetapi dia bilang dia adalah Agnes Huo, dan Jeffry juga mengatakan hal yang sama ... Kemana kamu pergi?!"

Dia melihat Leon yang sudah berjalan ke pintu, dan berkata dengan marah "Itu ... jika kamu berani pergi mencari wanita itu, kamu jangan menganggapku sebagai bibimu lagi!

"Peng"suara pintu, Leon keluar dan menutup pintu dengan keras.

Novel Terkait

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu