Antara Dendam Dan Cinta - Bab 122 Terjatuh Ke Kolam

Nyonya Ning memaksakan diri mempertahankan sikapnya sebagai Nyonya besar di keluarga Ning, berpura-pura seperti tidak ada masalah yang terjadi, “Syukurlah kamu baik-baik saja, Ranti, ambilkan plaster untuknya, sudah aku bilang, bagaimana mungkin ada manusia selemah itu, didorong sedikit langsung mati.”

“Mama.”

Nyonya Ning terkejut: “……………………..”

Kedua mata Celine kosong, menatap Nyonya Ning, “Mama, kamu begitu mengharapkan aku mati?”

Nyonya Ning ingin berteriak, namun menyadari tenggorokannya seperti dicengkeram seseorang, satu kata pun tidak ada yang keluar dari mulutnya.

Ranti yang berada di sampingnya menggenggam erat lengannya, “Nyonya, ini, ini bukan hidup kembali dengan wujud yang lain kan!?”

Celine berjalan ke depan dengan tatapan kosong, darah di dahinya masih mengalir, wajahnya pucat pasi sangat menakutkan, darah mengalir ke matanya.

Dia berkata: “Aku tahu, kamu tidak menyukaiku, kamu hanya menyukai kakak, tetapi aku bukannya anakmu juga? kenapa perlakuanmu kepadaku dan kakak sangat jauh berbeda?”

Nyonya Ning sulit bernapas, “Kamu, kamu istirahatlah dengan tenang, aku akan memberi sesembahan untukmu.”

Celine tersenyum, “Mama, apa kamu masih ingat saat aku berusia tiga tahun?”

Punggung Nyonya Ning tegak tercengang.

Celine dengan lembut dan pelan berkata: “Kamu mengira waktu itu aku tidak punya ingatan, tetapi aku ingat, kamu membawaku ke kolam renang, tepat disana,” dia mengulurkan tangan menunjuk jendela lorong itu, tepat di seberangnya, kolam renang berwarna biru langit yang menyilaukan mata,” kamu berada disana, mendorong aku yang tidak bisa berenang kedalam kolam renang.

Celine selalu mengingatnya.

Dia tidak bisa berenang.

Tetapi Ibunya berteriak minta tolong padanya, menipunya turun ke kolam, setelah turun ke kolam, lalu Ibunya melepaskan dia yang baru berusia tiga tahun.

Dia didalam kolam menggerakkan kakinya berusaha untuk naik ke pinggir kolam, badannya naik turun, saat itu dia hampir tenggelam kedalam kolam.

Mulutnya berteriak Mama……..

“Aku terus memanggilmu, memanggil mama, tetapi kamu hanya berdiri di pinggiran kolam dengan menatapku dingin, Mama,” Celine tiba-tiba tersenyum, “Kamu saat itu, benar-benar ingin membuatku mati, benarkah?”

Nyonya Ning termenung tidak bisa berkata apa-apa.

Masalah dulu yang telah terjadi dibongkarnya, dan pada saat ini pula, hal ini membuat suhu seluruh tubuh Nyonya Ning menurun.

“Kamu, kamu……………”

“Jika bukan karena Kak Steven menyelamatkanku, aku takut benar-benar mati, benarkan?”

Untungnya Kak Steven mencari Celine, Nyonya Ning mendengar seseorang berjalan mendekat, dia langsung buru-buru berlari pergi, bersembunyi di belakang, Kak Steven melihat ada seseorang yang sedang menggerakkan kakinya didalam kolam, dia segera berlari melihatnya, menyuruh bodyguard yang di belakangnya untuk ikut lompat ke kolam, mereka menyelamatkan Celine.

Hingga Celine siuman, pikirannya kosong sejenak.

Hingga dia agak baikan, dia tidak membahas masalah yang terjadi pada hari itu, orang lain mengiranya Celine terjatuh sendiri kedalam kolam.

Bahkan Nyonya Ning mengira Celine sudah melupakan kejadian itu, tetapi sekarang dia mengatakan beberapa kejadian yang dulu terjadi di hadapannya.

Masalah yang terjadi di hari itu, hanya mereka berdua yang tahu.

Celine berjalan selangkah, “Mama, aku di bawah air sangat kedinginan, kamu mau tidak menemaniku…………………”

Nyonya Ning terkejut seakan seluruh tubuhnya terpojokkan.

Matanya melihat ke bawah, tubuhnya tergeletak di lantai.

Ranti terkejut kebingungan, berhenti bergerak beberapa saat, baru berteriak.

…………………………….

Ruang Tamu.

Tuan Ning dan Jeffry sedang membicarakan hal yang menarik waktu Felicia kecil, Jeffry di sampingnya sambil minum teh sambil mendengarkan ceritanya, kadang-kadang ikut berbicara.

Sewaktu Felicia dan Celine masih hidup, Jeffry dan Glen sering berkunjung ke rumah keluarga Ning.

Waktu itu, jika diungkit kembali memang terasa aneh, Glen dan Jeffry datang untuk bertemu Felicia, sedangkan Steven malah datang untuk bertemu Celine.

Meskipun keberadaan Celine tidak dianggap di keluarganya, anggap saja setiap orang memiliki kepentingannya masing-masing, Glen dan Steven dua kali bertemu, juga setuju untuk menjalin hubungan pertemanan.

“A, memikirkan waktu itu……” Ayah Celine meneteskan air mata, “Aku anggap orang tua mengantarkan anak muda, sekarang tidak berharap apapun, aku hanya berharap Celine baik-baik didalam penjara hingga masa tahanannya selesai, dan baik-baik dalam menjalani hidup setelah terbebas dari penjara.

“A a a a ---- “

Saat itu, terdengar suara teriakan.

Wajah Tuan Ning berubah, Jeffry sudah menduga apa yang ingin dikatakannya lalu dia meletakkan gelas teh di atas meja, dengan cepat berdiri, lalu melihat arah datangnya suara.

Berjalan ke lorong, seorang pembantu memapah Nyonya Ning, sedangkan yang satunya, Celine tergeletak di lantai bersandar di dinding.

“Ini bagaimana bisa terjadi? Tuan Ning terkejut melihat kejadian tersebut.

“Dia, Dia hidup kembali!” Ranti menunjuk ke belakang, hanya ada Celine tergeletak di lantai, juga terkejut bukan main, ini………..

Jeffry segera berlari menghampiri Celine, memeriksa napasnya.

Dia bernapas.

Dia mengangkat alis, masih belum lama………….

Tuan Ning menyuruh pengurus rumah memanggil dokter, dia tanya pembantu itu, “Ranti, ini kenapa bisa terjadi? kamu ceritakan semuanya sejelas mungkin!”

“Dia…….Dia tiba-tiba mengaku bahwa dirinya itu Celine.”

Ranti berhenti bicara sejenak.

Berkata bahwa dia didalam air sangat kedinginan, lalu berkata Nyonya Ning ingin menenggelamkannya.

Hanya saja dia sekarang belum bisa mengatakannya.

Hal seperti itu yang diceritakan, malah tidak menceritakan Nyonya Ning kenapa, masalah hidup kembali apa, semuanya tidak mungkin terjadi!

Jeffry sedikit merasa aneh, “Lalu dia bilang apa lagi?”

Ranti berkomat-kamit, “Masih bilang…. masih bilang…..”

Saat menanyakan Ranti masalah kejadian tadi, Nyonya Ning sadar, dia mengambil napas panjang lalu membuka matanya.

Ranti terkejut lalu berteriak:”Nyonya!”

Nyonya Ning mencoba bangun, melihat di sebelahnya ada Celine, pikirannya seketika sedikit kacau.

Jeffry menggendong Celine ke sofa ruang tamu.

Tuan Ning masih tidak tahu apa yang terjadi, kebetulan dokter datang, dia bilang ke dokter: “Dokter, cepat periksa dia.”

Jeffry melambaikan tangan, “Tidak perlu.”

Air teh yang dia letakkan di atas meja sudah dingin, dia meminumnya tapi ditahan didalam mulut, lalu disemburkan ke wajah Celine.

Novel Terkait

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu