Antara Dendam Dan Cinta - Bab 213 Keluarga Glen Adalah Bahaya Besar

Awalnya Celine ingin berpura-pura tidak melihat, Bunga juga merasa orang di depannya itu sangat besar dan kekar, dia ingin memapah Celine berputar melewati jalan yang di sisi lainnya.

Siapa sangka kalau orang itu ternyata menghalangi jalan di sisi satunya.

Bunga membelalakkan mata melihat orang di depannya, dia pun tidak bisa mengacuhkan sosok tampan menawan dan kekar di hadapannya itu, mencubit pinggangnya, “Kamu ini sengaja ya? cepat beri jalan!”

“Aku memang sengaja.” ucap Calvin sambil menundukkan kepala melihat Celine.

Bunga: “………………..”

Apa orang ini gila ya?

“Kalau kamu masih tidak pergi juga, aku akan panggil satpam!” ucap Bunga kesal.

“Bunga, tasku lupa aku bawa, kamu balik lagi ambilkan tasku ya.” tiba-tiba Celine berkata.

Bunga heran bengong.

Dia melihat sekilas tas handphone di tangannya, “Aku membawanya, bukan ini ya.”

“Tas lain yang berwarna hitam, kamu cari.”

Meskipun Bunga merasa aneh, tetapi tetap saja dia mendengarkan perkataan Celine, dia membalikkan badan kembali berlari ke ruang make-up.

Saat berjalan di lorong, hanya tersisa Celine dan Calvin.

Calvin begitu tajam melihat Celine.

Wajahnya sangat halus, warna kulitnya sangat bagus, bibirnya tipis dan merah, hiasan matanya yang berwarna pink seperti angin hangat yang terhempas ke wajah.

Celine begitu tenang berdiri di hadapannya!

Tetapi dia mengira kalau Celine sudah meninggal!

“Tuan Calvin, sudah lama tidak berjumpa.”

Ternyata Celine yang membuka mulut terlebih dahulu, suaranya sangat pelan.

Calvin menggigit gigi, “Benar, sudah lama tidak berjumpa!”

Celine tersenyum sambil menengadahkan kepala, “Tuan Calvin marah kenapa? aku sekarang bukanlah seorang pembantu yang bisa dihina oleh orang-orang itu, apa anda tidak senang untukku?”

Celine juga tidak tahu kenapa dirinya mengatakan hal yang sebenarnya kepada Calvin.

Lubuk hatinya yang sangat dalam, dia tidak ingin berpura-pura sopan dan patuh.

Seperti ini tentara baja yang jujur dan pemberani, Celine tidak ingin menghadapi orang yang berkecukupan dan tidak mengejar pangkat itu dengan topeng kepalsuan.

“Senang?”

Calvin balik bertanya, tangannya mengepal erat.

Dia menikah dengan orang lain, bagaimana mungkin dia bisa bahagia?

Wanita ini kenapa begitu tidak punya hati!

Calvin dengan tenang berulang-ulang mengendalikan suasana hatinya, barulah dia bertanya: “Kamu masih ingat saat kamu di depan tempat tidur rawat inap nenekku, kamu apa kamu menerima ajakan menikah denganku?”

“Tetapi bukankah itu pura-pura?”

“Kamu bagaimana bisa tahu kalau itu pura-pura?” ucap Calvin sambil menatap dia dengan tajam, “Sakit nenekku itu perlahan-lahan membaik, dia sedang menunggu menjadi wali di pernikahan kita!”

Celine bengong.

Dia tidak mengiranya, Calvin ternyata serius……….

Dia saat hari itu juga sempat berpikir seperti itu, tetapi dengan cepat dia tidak memutuskan hal itu.

“Kamu lebih memilih menikah dengan Glen dan menjadi istri keduanya, apa kamu tidak bersedia mempercayaiku?” Calvin memegang bahu Celine, “Cincin yang aku berikan padamu itu adalah benar-benar serius, aku benar-benar menginginkan kamu!”

Celine seketika itu juga tidak mengatakan apapun.

Tidak diragukan lagi, jika dia adalah seorang wanita yang baik-baik, tidak mengalami begitu banyak masa lalu, tidak diancam oleh Peter Zhou dari belakang, tidak ada penyakit yang diderita oleh Egy, dia bisa memilih Calvin.

Calvin adalah seorang pria yang sangat baik.

Tetapi, tidak ada kata andai.

Dia tidak punya pilihan kedua.

Dia mendorong tangan Calvin, “Tuan Calvin, perkataanmu itu sudah terlambat.”

“Waktu itu saat Chatrine membuang barang menggunakan mobil pengirim barang, apa kamu ada didalamnya?”

Celine teringat.

Dia waktu itu berada didalam mobil pengirim barang itu, didalam hatinya sebenarnya sedang menerka-nerka.

Dia memberikan kode kalau didalam mobil itu ada orang.

Dia begitu punya waktu, tapi dia benar-benar ragu.

Dia bahkan sedang berpikir, apa dia bisa memilih jalan lain?

Tetapi Calvin tidak menyadari ada dia didalam mobil itu.

“Tuan Calvin, sekarang baru menanyakan hal itu, apa masih harus aku jawab? ucap Celine sambil mundur ke belakang, “Aku sekarang adalah Agnes Huo.”

Calvin tidak bicara apapun.

Dia melihat kegigihan dari kedua mata Celine.

Dia tahu kalau masalah ini sudah tidak bisa terulang lagi.

Dia adalah anak yang diasuh atas nama kakek Glen, sedangkan Celine adalah istri kedua dari Glen.

Di tengah kedua orang itu sudah terlihat jarak pemisah diantara mereka.

Dia melihat punggung Celine, “Aku bisa membantumu.”

Celine menghentikan langkah kakinya, dia mendengar perkataan Calvin: “Keluarga Glen adalah bahaya besar…………aku bisa membantumu.”

……………………………

Bunga memapah Celine keluar, “Nona, apa kamu mengenal orang barusan yang memakai baju militer itu?”

Celine sedikit menundukkan kepala, “Iya.”

Bunga mengerti kalau Celine tidak ingin membahasnya, dia pun tidak banyak bertanya lagi.

Jeffry menunggunya di depan pintu.

Dia bersandar di pintu sambil merokok, dari kabut asap rokoknya dia melihat Celine yang lemah berjalan keluar, dia mengejek: “Kenapa berubah seperti adik Bunga? bukankah barusan saat meminum bir pernikahan terlihat seperti wanita hebat?”

Bunga merasa si Jeffry ini memang benar-benar berbisa!

Tidak berbicara pun tidak ada orang yang menganggapnya bisu!

Celine berdiri di depan pintu, dia menyuruh Bunga turun tangga duluan untuk memanggil taksi.

“Nona, aku………………”

“Aku baik-baik saja, aku dan kakakku ingin bicara dua patah kata.”

Barulah Bunga turun tangga duluan.

Jeffry menyipitkan mata melihat dia, “Kenapa?”

“Apa dia masih belum datang?” ucap Celine dengan suara yang lemah.

2 orang itu saling mengerti, yang dimaksud “dia” ini siapa.

“Kamu sendiri tidak tahu? Chatrine adalah Nyona Muda, Ibu Chatrine adalah Mertua Besar, Chatrine memiliki hubungan darah daging seorang anak perempuan, jika dibandingkan dengan kamu setengah keluarga atau tidak memiliki hubungan keluarga bisa dibilang dunia kamu dengan dia berbeda, kamu tidak melihat pesta pernikahannya, mengirim undangan pernikahan kepada keluarga Chatrine, tapi satu orang pun datang tidak?” ejek Jeffry tanpa rasa belas kasihan sedikit pun, “Takutnya di mata Ibu Chatrine, jangankan dibilang boss yang berdiri sama rata dan duduk sama rata, bahkan kamu membawakan sepatu untuk anak perempuannya pun itu tidak pantas.”

Perkatannya itu sangat memukul dan menyakitkan, jika perempuan biasa pasti sudah menangis dari awal.

Tetapi Celine bukan perempuan biasa.

Dia mengelus dahi, “Begitu ya…………..”

Jeffry mengangkat kepala melihat Celine, “Kamu tidak peduli?”

Celine mengangkat alis, “Untuk apa aku mempedulikan mereka? bukan hanya mengandalkan luarnya saja, tetapi siapa yang bisa berada di hati Glen.”

Jeffry tersenyum sinis, “Kamu begitu percaya diri? biarpun sekarang penampilan kamu cantik dan ahli dalam bermain ranjang, tunggu sampai kamu tua, apa mengandalkan kecantikan bisa terus bertahan di hati pria?”

Celine tersenyum.

Wajahnya yang pucat karena mabuk itu memerah, bibirnya yang merah keungu-unguan itu seperti memancarkan setitik bentuk bunga plum di tengah wajahnya yang pucat.

Tatapan Celine jatuh pada pengendara mobil mewah warna hitam yang sangat familiar baginya, dia pun turun tangga berjalan mendekatinya.

Novel Terkait

Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu