Antara Dendam Dan Cinta - Bab 180 Sudah Kabur

Chatrine menyuruh seorang pengawal untuk menemaninya jalan-jalan di taman.

Suara teriakan dari belakang membuat Chatrine tertawa dingin, hanya seorang wanita yang kotor, atas dasar apa Celine merebut suaminya, Bermimpi!

Saat ini cuaca sangat dingin, dimana-mana terdapat bunga yang layu.

Ini adalah tempat terpencil di pinggiran kota, tidak seperti rumah kaca di rumah Glen yang memiliki tukang kebun khusus untuk menanam dan mengurus tanaman serta bunga didalam, disini ada banyak bunga yang layu,hanya tersisa beberapa batang pohon kering.

Setengah jam kemudian, Chatrine berjalan kembali.

Dari kejauhan, Chatrine dapat melihat Celine sedang berbaring diatas tanah dengan pakaian yang berantakan.

Selotip dimulutnya sudah dilepaskan, namun kedua tangannya masih diikat dibelakang, sepasang kakinya terbuka lebar, dan sepasang matanya melihat keatas dengan tatapan kosong.

"Sudah selesai?"

Chatrine tersenyum menyeringai, berjalan kesisi Celine, lalu menginjak salah satu pergelangan kakinya.

Dengan begitu Celine baru memiliki reaksi, bola matanya bergerak, melihat Chatrine "Akan lebih baik jika kamu langsung membunuhku saja."

Chatrine dapat mendengar keluhan dari suara serak yang dikeluarkan Celine.

Chatrine tertawa "Setelah malam ini kamu akan mati, walaupun kamu sudah berkeliaran, mungkin kamu juga tidak akan bisa menemukan beberapa pria seperti ini untuk memuaskanmu, jadi seharusnya kamu berterima kasih kepadaku"

Chatrine berdiri, lalu menyuuruh beberapa orang untuk kebali mengikat Celine dengan erat.

"Masukkan kedalam karung."

Beberapa orang itu memasukkan Celine kedalam karung dengan cepat dan rapi, lalu memasukkan dua buah batu kedalam karung.

Dengan begini, setelah dimasukkan kedalam air maka tubuhnya terombang ambing sejenak, lalu tenggelam sepenuhnya, walaupun tubuh manusia memiliki daya apung juga tidak akan bisa naik ke permukaan air.

Dua orang menyeret Celine ke pinggir sungai.

Cahaya dalam tatapan mata Celine membuat orang merasa takut, Celine menatap Chatrine "Chatrine, aku tidak akan melepaskanmu sekalipun aku menjadi hantu."

Plung...

Karung sudah dilempar kedalam sungai.

Air sungai yang mengalir itu segera menelan Celine kedalam sungai.

JIka membandingkan orang dengan alam ciptaan Yang Maha Kuasa, maka manusia hanyalah seekor semut.

Nyawa seseorang dimainkan dalam genggaman orang lain.

Seketika itu juga.

Seno melihat permukaan sungai dengan tatapan kosong, seperti orang yang sudah kehilangan jiwa.

Chatrine memanggilnya "Seno."

Saat ini Seno baru kembali sadar, lalu melihat Chatrine.

Chatrine memicingkan matanya "Ayo pulang."

Seno merespon dengan lambat, bahkan ketika menjawab Chatrine juga sangat lambat "Baik."

Chatrine berjalan melewati Bos Wang beserta dengan anak buahnya dengan dagu yang diangkat dengan sombong.

Seno segera mengoper koper yang sudah disiapkan sejak awal.

"Ini ada sisa uang muka yang sudah dibayar setengah kemarin."

Bos Wang menerima koper sambil tersenyum "Terima kasih banyak Nona."

Chatrine mengatakan : "Bos Wang hitunglah."

Bos Wang tertawa "Kami percaya kok."

"Hitung saja langsung dihadapanku, jadi transaksi ini bisa selesai."

Bos Wang jongkok, lalu membuka koper.

Koper itu diisi penuh dengan seikat demi seikat uang berwarna merah.

Anak buah Bos Wang yang berdiri dibelakang berjalan maju satu per satu, setelah menghitungnya, mereka menganggukkan kepalanya kepada Bos Wang.

"Bekerja sama dengan Nona Chatrine sungguh enak, uangnya juga langsung cair."

Dalam hati, Chatrine memandang rendah mereka.

Dari dulu dia selalu memandang rendah orang seperti mereka, jika bukan karena dia memerlukan orang abal-abal seperti mereka, dia juga tidak akan menurunkan martabatnya untuk memiliki hubungan dengan orang seperti mereka, benar-benar mengotori sudut pakaiannya saja.

Namun, mengingat bahwa wanita jalang itu sudah ditiduri secara bergiliran oleh orang seperti mereka membuat hati Chatrine merasa lebih baik.

Setelah Chatrine dan anak buahnya pergi, Anak buah Bos Wang mengeluh : "Nona Chatrine itu sungguh bukan manusia, berani-beraninya dia mempermainkan kita, walau sudah tahu bahwa wanita ini sudah terserang AIDS!"

"Latar belakang wanita ini tidaklah mudah, asalkan uang sudah ditangan, maka biarkan saja." Bos Wang memasukkan cek kedalam kantong "Ayo pergi!"

.............

Setibanya dirumah Glen, Chatrine merasa sangat lega.

Baru saja tiba di vila, Paman Lin segera datang menghampiri Chatrine "Nona muda, tadi tuan muda menelepon, katanya kakinya tidak nyaman, jadi meminta Cherry pergi kesana untuk memijatnya,

Semua orang dalam vila tahu bahwa Cherry dikurung dalam ruang bawah tanah, namun tidak ada satu orang pun yang berani mengatakan apa-apa.

Bagaimanapun juga, mereka sudah diperingatkan oleh Chatrine bahwa jika ada yang berani membocorkan hal ini, maka nyawa mereka berada dalam genggaman tangannya.

Mendengar hal ini membuat Charine sangat marah.

Pijat? Pijat!

Sebenarnya sejak kapan Celine mulai menggoda Glen?

Sudah berapa lama mereka memakai alasan memijat untuk bertemu secara diam-diam!

Chatrine berjalan ke arah sofa dengan perlahan, duduk diatas sofa dengan santai, lalu meminta segelas teh, sambil menggenggam gelas teh, Chatrine berkata dengan nada sinis : "Yang tuan muda cari itu Cherry, seharusnya kamu pergi mencarinya, untuk apa kamu mencariku?"

Kepala paman Lin dipenuhi dengan keringat.

Jika tidak ada perintah dari Chatrine, maka tidak akan ada yang berani pergi mencarinya!

"Nona muda, Cherry berada diruang bawah tanah...."

"Oh... kamu mau kunci ruang bawah tanah" Chatrine mengalihkan pandangannya kepada Seno "Seno berikan kuncinya kepada paman Lin, jika tuan muda mencari wanita kesayangannya, maka antarlah dia kehadapan tuan muda, paling-paling dia hanya bisa menjadi wanita simpanannya saja, aku juga bukan orang yang pelit kok."

Seno mengoper kunci ruang bawah tanah kepada paman Lin dengan kedua tangannya.

Sekarang paman Lin berada diantara Glen dengan Chatrine, posisi yang serba salah, dan ini masih menyuruhnya untuk melakukan hal ini.

Paman Lin tiba di ruang bawah tanah, dia membuka pintu dengan tangan bergemetar.

Setelah pintu dibuka, terdengar suara kunci yang jatuh dilantai.

Dihadapan paman Lin sekarang hanyalah sebuah ruang bawah tanah yang kosong.

Dilantai ada dua buah tali yang terpotong, jendela di bagian atas ruangan bawah tanah juga terbuka.

"Gawat! Cherry menghilang!

Paman Lin segera berlari keatas, dan melaporkan hal ini dengan suara yang keras kepada Chatrine.

Chatrine melempar gelas teh ke atas meja "Bagaimana mungkin bisa menghilang? Tadi sore Seno masih pergi keruang bawah tanah untuk mengeceknya! Pergi cek rekaman CCTV, jika orangnya sudah kabur maka bagaimanapun juga harus ditemukan kembali!"

Novel Terkait

Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu