Antara Dendam Dan Cinta - Bab 225 Kamu Tidak Boleh Hamil

Dia yang awalnya kesal, ketika dia melihat dia yang meringkuk di tempat tidur, dan kotak obat pil KB di meja samping tempat tidur, dia langsung terdiam.

Hatinya sedikit melembut.

Teringat Selvie datang tadi pagi, dan dia pasti tidak akan memberi Celine tampilan yang baik.

Glen mendekatinya dan duduk di samping tempat tidur, telapak tangannya yang besar di atas selimut, "Ada apa denganmu hari ini? Aku kembali lebih awal untuk menemanimu makan."

Tubuh Celine meringkuk dengan sangat hebat, dan bahunya juga sedikit gemetaran.

Glen membujuknya dengan sabar, dia membalikkan bahunya, dan sedikit terkejut karena melihat wajahnya yang menangis.

Kedua mata Celine merah, air matanya mengalir seperti air yang mengalir, membasahi pelipis dan meresap ke rambutnya.

"Tuan muda, apakah kamu tidak menginginkan anakku?"

Celine langsung masuk ke pelukan Glen, dia menangis dan berkata: "Tuan muda, kamu masih sedikit keberatan bukan, kamu tidak ingin memiliki anak denganku yang memiliki asal-usul seperti ini."

"Apa yang kamu katakan ini!" Glen memarahinya, "Ini tidak ada hubungannya dengan asal-usulmu."

"Jadi mengapa?" Celine mengangkat wajah kecilnya, "Apakah ... kamu tidak menyukaiku lagi? Apakah kamu tidak menyukaiku lagi ..."

"Jangan sembarangan menebak, bagaimana aku bisa tidak menyukaimu, jika aku tidak menyukaimu mengapa aku menikahimu." Glen membelai rambut panjang Celine dan mengambil tisu untuk membantu Celine menyeka air matanya, "Jangan menangis lagi, oke, jika kamu menangis lagi dan menjadi jelek, nanti aku benar-benar tidak menyukaimu lagi. "

Celine terisak, dan dia akhinya tidak menangis lagi.

Tetapi dia masih tetap memegang lengan Glen, "Tuan muda, katakan padaku, kenapa, kenapa kamu ..."

Glen yang telah bersabar begitu lama untuk membujuknya, kesabarannya hampir habis, dan sekarang Celine masih terus bertanya padanya akan hal itu, itu membuat api kemarahan yang tidak jelas muncul dihatinya.

"Bukan apa-apa, kamu sekarang belum boleh hamil."

"Mengapa?"

Api kemaahan yang tidak jelas di hati Glen tiba-tiba meledak dibuat oleh perkataan Celine ini.

Dia langsung berdiri, "Aku menyuruhmu minum pil KB dan kamu mengambek seperti ini kepadaku, apakah kamu akan segera gantung diri? Bukan kamu inginkan hamil dan bisa segera hamil!"

Celine tertegun.

Masih ada bekas air mata di wajahnya, dia hanya menatap Glen mengatakan perkataan yang tidak berperasaan seperti itu.

Wajah Glen penuh dengan kemarahan, dia menarik-narik dasinya, "Sepertinya aku terlalu memanjakanmu! Bahkan kamu berani meragukan perkataanku, dan berani terus menanyakan hal itu?!"

Dia langsung membanting pintu dan pergi.

Di luar pintu, Celine mendengar suara paman Lin, "Tuan muda, kamu ini ingin ..."

"Pergilah ke ruang kerja!"

Terdengar suara "peng" lagi.

Celine duduk diam di samping tempat tidur, matanya dipenuhi dengan air mata, dia bahkan lupa untuk berkedip untuk sesaat.

Bunga bergegas masuk, "Nona, mengapa kamu berdebat dengan Tuan muda?"

Dia terlalu tergesa-gesa, dia baru masuk ke rumah ini 2-3 hari dan sudah memulai pertengkaran, jika masalah ini tersebar keluar, takutnya itu akan menjadi bahan tertawaan seluruh keluarga Glen.

Yang lebih di cemaskan Bunga bukan ini, melainkan Celine yang saat ini.

Celine tidak bergerak, dan sepasang matanya tertuju ke dinding.

"Nona? Nona!" Bunga meraih tangan Celine. "Jangan menakutiku, Nona?"

Kemudian Celine berkedip.

Air mata di matanya, langsung mengalir dan masuk ke sudut mulut Celine.

Dia merasakan air mata yang asin.

Ternyata bahkan air mata palsu pun terasa pahit.

Ada suara ribut di luar, dan Celine melirik ke Bunga.

Bunga bergegas keluar.

Setelah beberapa menit, Bunga kembali lagi.

"Nona, orang di gedung utama, datang untuk mencari Tuan muda lagi, kemudian ..."

"Apakah dia sudah pergi?" Celine memotong perkataan Bunga dan langsung bertanya padanya.

Bunga mengangguk, "Sudah."

Celine tiba-tiba tertawa.

Dia sudah sia-sia berakting, tidak disangka, dia telah jatuh ke dalam perangkap orang lain.

Celine meluruskan tubuhnya, dan meminta Bunga untuk mendekat, dia mengatakan beberapa kata di telinga Bunga.

Bunga berkedip, "Oh ya?"

"Pergilah, lihat apa yang terjadi di gedung utama."

Ketika Bunga mendengar itu, dia segera bangkit dan berlari keluar.

Celine duduk di tempat tidur dan menunggu.

Dia teringat tatapan dingin sebelum Glen pergi tadi, Celine menutup matanya.

Pria ini benar-benar kejam.

Ketika malam pernikahan kemarin, mereka masih melakukan hubungan intim, dan setelah beberapa jam, dia sudah begitu.

Untungnya ... dia tidak lagi menaruh hatinya padanya.

Selama Bunga pergi, Celine memperbaiki emosinya, dia mengambil telepon di kamar, dia menelepon ke dapur, dan meminta Ibu Laura untuk mengantarkan semangkuk bubur lagi.

Ibu laura membuat bubur oatmeal kurma merah, dan mengantarkannya sendiri ke lantai atas.

Celine menyapa Ibu Laura sambil tersenyum, "Terima kasih Ibu Laura."

"Sama-sama."

Ibu laura berdiri diam di tempat, dan sepasang matanya menatap Celine.

Celine mengangkat matanya, "Ibu Laura, apakah Anda masih ada urusan?"

"Tidak, tidak," Ibu laura bergegas melambaikan tangannya. "Nyonya muda kedua, Anda jangan sedih, Anda pasti akan memiliki anak, selain itu di rumah besar ini, anakmu juga tidak akan hidup bahagia, jadi jangan bersedih lagi."

Hati Celine terasa hangat.

Dari begitu banyak orang, dan begitu banyak perkataan, hanya Ibu laura yang benar-benar peduli padanya.

"Terima kasih atas perhatianmu."

"Sama-sama, karena kamu ..." Ibu laura menatap Celine. "Kamu mirip dengan seorang anak yang aku kenal, aku bisa melihat bayangannya pada dirimu."

Celine hampir tidak bisa menahan diri untuk mengatakan identitas aslinya.

Dia mencubit kakinya dengan keras.

Apalagi jika sekarang ada lebih banyak satu orang yang mengetahuinya, maka bahaya akan semakin besar. Dia baru masuk ke rumah keluarga Glen, siapa yang bisa dia percaya dan siapa yang harus diwaspadai?

Dia akhinya tidak mengatakan apa-apa.

Melihat bagian belakang Ibu laura yang reyot, dan sudut matanya yang basah.

Berapa banyak orang yang ingat mengingat Cherry, berapa banyak orang yang bisa menahan air mata simpati padanya seperti wanita ini.

Ketika Celine selesai memakan semangkuk bubur, Bunga berlari kembali.

"Nona! Nona!"

Begitu dia masuk, dia bergegas mendekatinya, "Nona, itu sama seperti apa yang kamu katakan!"

Novel Terkait

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu