Antara Dendam Dan Cinta - Bab 485 Terlambat Satu Langkah

Sebenarnya saat Arthur mengetuk pintu, dia masih di antara perasaan cemas dan terkejut.

Dia tidak tahu siapa yang berada di dalam rumah itu, sekarang dia hanya memikirkan kemungkinan-kemungkinan setelah mengetuk pintu. Kalau ternyata itu adalah rumah orang lain, dia harus mengatakan apa.

Saat dia baru akan mengetuk, tangannya berhenti dan menggantung di udara. Dia memeriksa diam-diam mulut pintu itu, menggigiti bibirnya, lalu berbalik dan melompat ke dalam lewat jendela.

Dia harus memeriksa terlebih dulu situasi di dalam, tidak bisa sembarangan mengetuk pintu.

Kemudian dia melihat tidak jauh dari tempatnya berdiri, di ruangan sebelah, ada bayangan seorang gadis kecil. Dia tidak dapat melihat dengan jelas, dia hanya dapat melihat gadis itu kira-kira seumuran dengannya. Barang yang tadi diberikan sopir itu diterima oleh seorang pembantu wanita, dan dia hendak memberikan benda itu pada gadis kecil itu sambil memberinya segelas air.

Gadis kecil itu minum dua teguk.

Begitu saja.

Arthur dapat merasakan itu adalah Egy Ning!

Begitu berpikir demikian, dia langsung melesat melompat keluar lewat jendela. Tanpa sengaja, dia menjatuhkan pot yang di letakan di atas jendela. Pot itu pun pecah.

Suara seperti itu tentu mengejutkan orang yang berada di dalam rumah.

Si pembantu wanita dengan segera bergegas ke mulut jendela. Arthur sudah mengetuk pintu.

Pembantu itu lantas bergegas ke pintu, dan saat dia membukakan pintu dan melihat Arthur, wajahnya seketika memucat.

Arthur seakan tidak melihatnya, memiringkan kepalanya, "Bibi, apa aku boleh masuk dan bertemu dengan Egy? "

Pembantu itu mengangguk, dia kemudian mempersilahkannya masuk.

Arthur berlari ke dalam.

Pembantu itu mengenali Arthur.

Wajah Arthur memang terlihat menonjol, keturunan dari ayah dan ibu yang memang berparas cantik, anak yang terlahir dari mereka juga tentu tampan.

"Egy! "

Arthur berlari masuk, wajahnya memerah, keringatnya bercucuran, begitu melihat Egy Ning, dia langsung berlari ke arahnya, "Egy, akhirnya aku menemukanmu! "

Egy Ning melihat Arthur juga terkejut.

"Bagaimana kamu bisa sampai di sini? "

Dia secara tidak sadar menengok ke belakangnya, "Apa Bibi Celine juga datang? "

Arthur menggeleng, "Aku datang sendiri. "

Si pembantu wanita itu, menggunakan kesempatan Arthur mencari Egy Ning untuk menelepon Denis Yu.

Di waktu yang bersamaan, di lain sisi, Celine Ning juga menemukan sebuah petunjuk.

Dia sangat tertarik dengan alat pelacak yang Calvin Li berikan kepadanya. Setiap hari di kala senggang dia selalu memeriksa dan memainkan ponsel yang terhubung dengan alat pelacak tersebut.

Hasilnya, dia menemukan Arthur!

Ini tentu membuat bulu kuduk meremang.

Pada alat pelacak tersebut, kebetulan terpasang sebuah video kamera.

Celine Ning dapat melihat Arthur yang melompat keluar dari dalam bagasi lalu bersembunyi di semak-semak di taman.

Celine Ning segera membuka sistem ponsel di tangannya itu, kemudian dari dalam dia perbesar.

Waktu itu, dia sudah tidak menggunakan alat pelacak.

Sistem ponselnya itu sedang menggunakan koneksi satelit.

Pantas saja Calvin Li mengatakan ketepatannya sangat hebat.

Memang sungguh luar biasa.

Namun sekarang Celine Ning juga tidak ingin memuji-muju kehebatan sistem itu, dia segera bangkit berdiri dan berteriak: "Bunga! Bunga! "

Saat dia membuka pintu, di luar ruangan tidak ada Bunga.

Dia kemudian pergi ke kamar pembantu yang lain untuk mencarinya.

Tidak sempat mencari Bunga, dia menyuruh orang lain.

Glen Yu kebetulan sedang berjalan di koridor, mendengar teriakan itu, dia menjawab, "Bunga sedang berada di ruang bunga untuk memilih bunga, kamu ini....ada masalah apa? "

Dia tampaknya dapat melihat, Celine Ning sedang ada keperluan mendesak.

Celine Ning sekarang juga tidak tahu harus mengatakan apa.

Tapi sekarang memang sedang dalam situasi genting, dia tidak bisa memperdulikan sebanyak itu, toh identitas asli Egy Ning, Glen Yu juga sudah mengetahuinya.

Ditambah lagi, Glen Yu sekarang sedang berseberangan pendapat dengan Denis Yu, lalu Arthur juga sudah berada di sana. Arthur merupakan anak kandung Glen Yu, sehingga semisal Glen Yu pergi ke sana pun, dia juga tidak bisa disalahkan.

Lantas Celine Ning memberitakan kabar itu pada Glen Yu.

Glen Yu tahu seberapa genting keadaan, dahinya berkerut, dia segera memanggil Asisten Lukas untuk menyiapkan mobil.

Ketika keduanya sampai di lantai dasar, kebetulan BUnga sedang berjalan sambil membawa bunga di tangannya, melihat Celine Ning dia bertanya, "Nona, apa kamu akan pergi keluar? "

Celine Ning mengangguk dengan ekspresi yang dalam, Bunga tidak memperdulikan pot bunga di tangannya lagi, dia meletakannya di atas lantai dan langsung ikut Celine Ning naik ke dalam mobil.

Serombongan orang itu keluar dalam keadaan tergesa-gesa, kebetulan dilihat oleh Chatrine dari lantai 2.

Dia mengepalkan tinjunya.

Sekarang dia sudah terang-terangan dengan lancangnya memandangnya sebelah mata.

Karena sudah demikian, dia juga tidak perlu lagi menutup-nutupinya, dia berteriak dengan lantang: "Seno! Cepat kemari! "

Seno tergopoh-gopoh masuk, "Nona besar, ada perintah apa? "

Chatrine memelototi Seno, "Seno, aku akan bertanya, aku, keluarga Chatrine, sudah memperlakukanmu dengan baik, tapi mengapa kamu seperti ini terhadapku?! "

Seno tertunduk, "Aku tidak paham dengan maksud nona besar. "

"Tidak paham, kalau begitu aku akan membuatmu paham!"

Chatrine menghempaskan barang di tangannya itu ke arah Seno.

Barang itu terhempas ke tubuh Seno, lalu perlahan terjatuh ke kakinya.

Seno membungkuk untuk memungut foto-foto itu.

Di dalam foto, dapat terlihat Seno yang sedang berkomunikasi dengan Celine Ning.

Ada yang di dalam ruang bunga rumah keluarga Yu, ada yang di rumah sakit jiwa dan ada juga yang di ruang makan.

Dia memunguti lembar per lembar foto itu tanpa suara, kemudian meletakannya di atas meja, "Nona besar, hati nurani saya bersih, saya melakukan ini semua atas perintah anda, berkomunikasi dengan normal dengan nona kecil. "

"Berkomunikasi normal? Kapan aku menyuruhmu untuk berkomunikasi normal dengannya? "Chatrine tersenyum sinis, "Tidak usah berbohong! Dari awal aku sudah mengamatimu! Seno, kamu sungguh membuatku kecewa! "

Seno kali ini tertunduk dan tidak mengatakan apa-apa.

Namun pikirannya terbang.

Jari tangan Chatrine mengetuk-ngetuk meja, "Katakan, aku beri kamu kesempatan untuk menjelaskannya, satu kesempatan untuk menebus kesalahanmu. "

Seno menghela nafas, "Sebenarnya, aku......menyukai nona kecil, aku ingin mengejarnya, aku ingin menyatakan perasaanku padanya. "

Novel Terkait

Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu