Antara Dendam Dan Cinta - Bab 195 Pemilik Hatinya, Perisai Pelindungnya

Dia makan bubur sambil mendengarkan Glen berbicara: “Guru Liena adalah orang yang dipandang oleh ibuku, beberapa bulan ini sebenarnya dia sangat banyak membantu menjaga Arthur, dia menghadapi tingkah Arthur dengan sangat lapang dada, aku sebagai seorang ayah juga merasa sangat senang.”

Celine cemberut dan tidak bicara apapun.

Sebenarnya didalam hatinya tidak setuju kalau Arthur diantar ke luar negeri.

Biarpun situasi keluarga Glen sangat kacau, hal ini mengangkut dengan masa depan anak yang sekarang anaknya belum mengerti apa-apa dan belum tau jadinya akan seperti apa, akibatnya akan fatal jika menyerahkan seorang anak kepada orang lain dan orang lain pula yang mengatur perilakunya, tidak masalah jika cara mendidik wanita itu bagus.

Tetapi anak ini bukan anaknya, jadi dia juga tidak usah terlalu banyak ikut campur.

Setelah selesai memakan bubur, perut Celine pun terasa sangat kenyang.

Saat Glen akan mematikan lampu dan bersiap untuk tidur, tiba-tiba dari luar terdengar bunyi langkah kaki Lukas, “Direktur.”

“Ada urusan apa?” ucap Glen sambil mengerutkan alis.

Lukas sedikit gagap: “Itu…..tuan muda terbangun, dia bilang tengah malam tidak melihat anda…..”

Kerutan alis Glen semakin menjadi.

Celine mendorong Glen, “Anakmu memanggilmu, cepat pakai baju lalu hampiri dia.”

Glen memakai jaket, dia menatap Celine dengan wajah cemberut, “Kamu tidak cemburu?”

“Bagaimana mungkin aku cemburu dengan anakmu, lagipula aku bukan anakmu.” ucap Celine sambil tersenyum menggerutu.

Glen melemparkan ciuman ke bibirnya, “Hari ini terlalu malam, aku tidak kembali lagi kesini, besok sore selesai upacara ritual aku akan kesini lagi.”

“Iya.”

Setelah Glen pergi, senyuman di bibir Celine perlahan-lahan menghilang.

Dia mematikan lampu, lalu menutup matanya dan tidur.

Keesokan harinya adalah hari dimana keluarga Glen mengadakan sembahyang.

Selain keluarga Glen yang sembahyang pada hari itu, orang lain pun juga datang untuk sembahyang, menunggu hingga pembawa acara selesai melakukan tugasnya, barulah mereka kembali pulang ke rumah.

Tidak disangka ternyata Chatrine juga datang.

Dia menangis di hadapan Melly: “Aku sebagai ibunya juga sudah beberapa bulan ini tidak bertemu dengan anakku ini, ibu, aku kangen Arthur, aku ingin menjemputnya, aku sudah tidak sabar bertemu dengannya!”

Sebenarnya Melly juga tidak bisa berbuat apa-apa, lalu dia menyuruh Paman Lin menjemput Arthur dan membawa Chatrine menemuinya.

Chatrine naik ke mobil, ekspresi wajahnya yang sendu itu berubah menjadi raut wajah yang dingin.

Sesampainya di tempat Arthur, Chatrine tidak menunggu Paman Lin, dia langsung menyuruh Seno untuk melakukan penyelidikan mengenai tempat Glen tinggal.

Seno sudah kembali dari kampung halamannya, liburannya sudah berakhir, dan sekarang kembali lagi untuk bekerja dan menemani Chatrine.

Karena kali ini dia mengurus masalah Celine dengan sangat bagus, Chatrine pun semakin menambah level kepercayaannya terhadap dia.

Seno berkata: “Nyona Muda, di taman plum.”

Chatrine segera menyuruh 2 pengawal mengikutinya.

Suasana kuil ini sangat indah dan antik, berbagai macam pohon disitu kurang lebih memiliki umur ratusan, bahkan halamannya pun sangat elegan.

Celine mencium wangi bunga plum dari jarak yang sangat jauh.

Pintu halaman tidak dikunci, dia sekalinya melihat langsung bisa melihat seseorang yang sedang berada di sekitar pohon.

Pria yang berbadan gagah, seorang anak kecil berdiri di tengah dan memegang tangannya.

Wanita berambut panjang yang sedang bersandar di pohon, memiringkan kepalanya dan melihat pria itu dengan tatapan seperti mengagumi pria itu.

Bunga plum sebagai pemandangan, suasana 3 orang itu terlihat seperti keluarga yang harmonis.

Mata Chatrine memerah melihat suasana itu.

Kakinya yang memakai sepatu heels berjalan menghentak seperti ingin memaku tanah.

Suara langkah kakinya itu membuat seluruh orang yang berada di halaman melihat ke arahnya.

Guru Liena melangkah mundur 1 langkah, “Nyonya Muda.”

Chatrine dengan cepat berjalan melangkah mendekati mereka dan menarik Arthur ke pelukannya, “Kamu masih tahu kalau aku adalah Nyonya Muda?”

Guru Liena membungkukkan badan memberi hormat, “Perkataan Nyonya Muda ini lucu, seluruh orang di Kota Cease juga tahu kalau anda adalah Nyonya Muda keluarga Glen.”

Kalimat tadi sedikit membuat emosi Chatrine menurun.

Glen mengerutkan alis, “Kamu kenapa ada disini?”

Raut wajah Chatrine langsung berubah, dia melihat Glen dengan perasaan penuh cinta, “Glen, aku rindu anakku.”

Dia berlutut sejenak, memeluk Arthur sambil menangis, “Anakku, biarkan Ibu melihatmu sampai puas, beberapa bulan ini kita tidak bertemu, kamu kenapa menjadi kurus, kamu di luar sana sangat menderita ya.”

Arthur berdiri di tempat semula, dia ingin melepaskan pelukan Chatrine.

Chatrine merasa aneh.

Anak ini saat dulu melihat dia, dia langsung memeluknya erat dan tidak mau lepas, tapi kali ini kenapa dia begitu.

Chatrine segera melepaskan pelukannya, setelah Arthur lepas dari pelukannya, dia langsung memegang kaki Glen.

Glen menggendong Arthur, “Kenapa?”

Arthur membuang muka.

Guru Liena tersenyum, “Anak ini sangat merindukan Nyonya Muda.”

Glen memeluknya, “Baiklah, anak baik, jangan menangis, ayo jalan, kita akan melakukan sembahyang di halaman depan, kamu adalah anakku, kamu pergi bersamaku.”

Glen menggendong Arthur pergi ke halaman depan, dia seperti tidak mempedulikan Chatrine sampai tidak melihatnya sama sekali.

Guru Liena berjalan mendekatinya, dia tersenyum sambil bertanya pada Chatrine, “Apakah Nyonya Muda ingin makan? aku suruh koki dapur untuk menyiapkan beberapa makanan untukmu ya.”

Chatrine melirik ke arah Guru Liena dengan sinis, dia tersenyum sinis, “Guru Liena benar-benar memiliki keahlian, sebelum merebut suamiku, kamu rebut dulu anakku, bisa ular pun tidak berbahaya seperti kamu!”

Wajah Guru Liena terkejut, “Nyonya Muda kenapa bisa bilang begitu, aku tidak pernah memiliki pikiran seperti itu, identitas diriku juga Nyonya yang mempromosikannya.”

“Guru!”

Dari kejauhan terdengar suara Arthur yang sedang digendong Glen menghadap ke arahnya.

Guru Liena tersenyum sambil membalasnya, “Iya aku segera menyusul.”

Chatrine kesal sambil menghentakkan kakinya di tanah.

Apakah hal ini menunjukkan sikap keibuannya sebagai seorang ibu?

Chatrine mengepalkan tangannya, dia bertanya pada Seno, “Seno, menurutmu Guru Liena itu sebenarnya backgroundnya apa?”

Seno menundukkan kepala, dia menghindari dan tidak menjawab pertanyaan itu, “Nyonya Muda, waktu itu anda tidak seharusnya setuju kalau Tuan Muda dibawa oleh Guru Liena.”

Chatrine kesal, “Tentu saja aku tahu, tetapi………….”

Waktu itu dia hanya fokus mengurusi Glen, mana sempat dia mengurus Arthur, dia hanya merasa Arthur ini pembuat ulah jika dibiarkan di rumah, jadi dia menyetujui saran Melly untuk mengirim Arthur ke luar negeri dan mengganti suasana baru.

Novel Terkait

Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu