Antara Dendam Dan Cinta - Bab 56 Keluar Dari Rumah Sakit

Kakinya terus gemetaran tanpa henti.Ia merasa kehabisan tenaga tiap kali melangkah naik.

Ia benar-benar kelelahan dan kelaparan.

Langkahnya tidak stabil.Ia tersandung anak tangga.Untungnya,ada pria yang menahannya dari belakang.

Siku Celine bertumpu pada dada pria itu,"Dokter Leon,lepaskan."

Beberapa hari tidak minum,suaranya terdengar begitu serak.

Dia berusaha melepaskan diri.Dari atas terdengar langkah kaki 2 orang,samar-samar juga terdengar suara Pengurus Rumah Lin dan Ibu Laura.

Celine menatapnya, "Dokter Leon,kamu tidak ingin mendapat masalah,kan?."

Dulu,pria itu terlihat lembut dan hangat.Kini,urat-urat wajahnya terlihat meregang serempak.

Celine berusaha mengangkat tangannya.Dengan menggunakan sedikit tenaga,ia bisa melepaskan pegangan Leon.

Celine bersandar di permukaan dinding yang kasar.Ia melangkah naik selangkah demi selangkah.

Dia benar-benar kelelahan dan tidak mampu lagi.

Rasa lapar di perutnya telah hilang,yang ada justru rasa sakit yang luar biasa.Rasanya ia ingin jatuh ke atas tanah,tertidur dan melupakan segala penderitaan di atas dunia.

Celine merasa bahwa dia benar-benar lemah.

Dulu,dia mampu bertahan melewati berbagai macam penderitaan yang menderanya.Kali ini,baru beberapa hari berlalu,namun rasanya ia telah melupakan penderitaan itu.

Dia menaiki tangga dan membuka pintu yang berat itu.

Di luar pintu, matahari begitu terang menyilaukan mata.

Celine merasa pandangannya berkunang-kunang.Dia berusaha menegakkan badannya dan langkah maju.Tiba-tiba,ada tenaga kuat yang menarik dan menjatuhkan tubuh lemah Celine ke dalam pelukannya.Pandangan Celine bertambah kabur.

Leon membungkuk badan dan memeluknya dari belakang.

Sebelum Celine benar-benar pingsan, dia mendengar bisikan Leon di telinganya: "Memangnya kenapa kalau aku mendapat masalah?"

............

Celine terbangun karena mendengar suara percekcokan.

Di balik pintu itu,ada seorang pria dan seorang perempuan sedang cekcok.

"Kamu usir wanita itu sekarang juga!Kenapa kamu bisa membawanya ke kamarmu?"

"Bibi," pria itu tampaknya menahan amarahnya. "Kamu tahu bagaimana dia bisa menjadi seperti itu."

"Memangnya aku ngapain? Ia sendiri yang makan!Untuk kesalahan itu,nyonya keluarga Glen memutuskan menghukumnya 3 hari,apa hubungannya denganku?Demi wanita sialan itu,kamu rela cekcok denganku?"

Celine menyadari,dua orang yang bertengkar di luar adalah Leon dan Fera.

Dia sekarang berada di kediaman Leon.

Celine memandangi gantungan infus di samping ranjang,cairan di dalamnya setetes demi setetes mengalir ke pembuluh darahnya.

Untuk mencegah cairan infus itu menjadi dingin,Leon menaruh kantong penghangat di depan tangan Celine.Selang infus diletakkan di atasnya.Cairan infus mengalir melewatinya,lalu masuk ke pembuluh darah Celine.

Celine membangunkan tubuhnya dan melepas jarum infusnya.Kemudian,ia turun dari ranjang.

Ia segera berdiri.Kepalanya masih terasa pusing.

Setelah berdiri beberapa detik,ia melangkah ke pintu.

Leon duduk di sebelah meja kerja.Ia mengenakan masker,kacamata pelindung,jas putih dokter,sepasang sarung tangan karet berwarna putih,di tangannya ada pipet dan gelas piala.

"Bibi,pulanglah dulu."

Fera marah dan memelotinya, "Kamu mengusirku?Jangan lupa siapa yang membesarkanmu! Sebelum meninggal,Kakakku menitipkanmu padaku.Aku sudah berusaha keras membersarkanmu.Sekarang kau sudah dewasa,harusnya kau membalas budi,bukannya malah terpikat oleh wanita sialan itu.... "

Kepala Leon terasa sedikit sakit.Ia meletakkan peralatannya di lemari,lalu melepaskan maskernya,"Bibi,kamu ..."

Pintu itu tiba-tiba terbuka,keduanya langsung menengok ke arahnya.

Celine berdiri sambil bersandar pada pintu,wajahnya terlihat begitu pucat.

Raut wajah Leon langsung berubah.Sebelum melepas sarung tangannya,ia langsung menghampiri Celine. "Mengapa kamu melepas infus yang kupasang?"

"Dokter Leon, aku baik-baik saja ..."

Leon membawa Celine kembali ke kamar,tubuh Celine begitu lemah.Sebelum Celine membuka mulutnya lagi,Leon sudah menariknya ke ranjang dan memasang jarum infusnya lagi.

"Kamu terkena demam dan radang paru-paru,harus diinfus selama tiga hari.Nanti aku akan membuatkanmu bubur"

Tanpa menunggu Celine berbicara,Leon segera menyelimutinya. "Jangan terlalu banyak berpikir, tubuhmu sekarang terlalu lemah."

Leon mengambil beberapa pil obat dan segelas air,lalu membantu Celine meminumnya.

Air hangat dan 2 pil obat mengalir melewati tenggorokan Celine,rasa pahit pilnya mulai menyebar di lidah.

Pikiran Celine masih kacau.Entah karena efek obat itu,dia terlelap dalam waktu singkat.

Celine terbangun lagi,kali ini ia merasa kepanasan.

Sekujur tubuhnya berkeringat,begitu pula rambutnya.

Dia membuka matanya dan termenung menatap langit-langit kamar.Tiba-tiba,terdengar suara serak yang bernada hangat dari sampingnya.

"Kamu sudah bangun?"

Pandangan Celine masih belum begitu jelas.Ia hanya melihat seseorang mendekatinya di bawah siraman cahaya.

Leon meletakkan termometer di dahinya:"Panasmu sudah turun."

"Jam berapa sekarang?"

Suara Celine belum pulih seutuhnya dari demam dan flu.

"Jam tiga subuh."

Celine mengangkat tangannya dan menyeka keringat di dahinya,"Kamu pulang dan tidurlah."

Leon memiringkan kepala menatapnya"Kalau kamu tidak bangun,mana berani aku pulang dan tidur?"

Jantung Celine tiba-tiba berdegup kencang.

Celine membangunkan tubuhnya dan duduk tanpa ekspresi,"Jangan mengatakan sesuatu yang bisa membuat orang salah paham."

"Aku tidak salah paham," kata Dokter Leon."Demi kamu,aku bersedia cekcok dengan bibiku. Takutnya,2 hari lagi aku akan diusir dari Keluarga Glen dan aku tidak ada rumah untuk ditinggali lagi."

Celine shock mendengarnya.

Mungkin suasana malam itu,pencahayaan lampu saat itu cukup membuat suasananya terasa romantis,sisi lembut yang hanya tersisa sedikit dalam hati Celine tersentuh olehnya.

Tetapi,dia segera memikirkan percakapan telepon saat itu.

Dia menunduk dan berbisik, "Bagaimana juga,kamu tidak ada hubungan apapun denganku. Yang kutahu,kali ini kamu telah mencelakaiku."

"Tidak."

Celine agak bingung, mengapa Leon bisa begitu yakin.Leon juga tidak memberi penjelasan lebih lanjut.

Keduanya tidak berkata apapun lagi.

Lagi pula,Celine sudah lama diperhatikan oleh Chatrine.Kalau ia bersikeras mempermasalah hai ini,malah ia sendiri yang akan kesulitan.

Keesokan paginya,Celine kembali ke vila Glen.

Wajahnya masih agak pucat,tubuhnya juga telah mengurus dalam 2 hari sebelumnya.Baju yang ia kenakan terasa longgar.

Laura bernyanyi sambil membersihkan kaca.

Celine menghampirinya, "Kamu sudah kembali?"

Laura mengabaikannya dan terus bernyanyi.Suasana hatinya jelas sangat bagus.

Laura sudah kembali,maka Glen pasti juga sudah keluar dari rumah sakit.

Novel Terkait

Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu