Antara Dendam Dan Cinta - Bab 133 Sangat Menyayanginya

Glen mengatur badannya berbalik arah, memeluk Celine, punggungnya membentur lantai.

Terdengar suara benturan di kepala Celine.

Celine menengadah ke atas, menatap kedua bola mata Glen yang hitam, seperti pusaran angin yang memberinya napas.

Tatapannya yang seperti itu, ada berapa persen kejujuran?

Joanna buru-buru memapah Celine.

Celine memegang tangannya lalu berdiri, kakinya agak pincang untuk berdiri, “Tuan…..”

“Aku baik-baik saja.”

Glen menepuk-nepuk bahu, berpegangan dinding untuk berdiri, lalu berkata menyuruh Joanna: “Tarik boss kamu untuk naik ke atas.”

“Baiklah.”

Celine kesulitan berjalan sehingga dia berpegangan pada dinding untuk melangkah, melihat dengan kasat mata, kakinya sudah membengkak.

“………”

Tubuh Celine lemas, tergeletak ke pelukan Glen, Glen memeluk pinggangnya.

“Tuan, kamu……kamu lepaskan aku, aku bisa berjalan sendiri.”

Glen membawa Celine duduk di sofa, membantu dia melepaskan sepatu, terlihatlah kakinya yang halus dan lembut.

Kakinya yang ramping malah membengkak.

Glen mengangkat alis, “Tidak bisa ya baik-baik di kamar menungguku datang? turun dari jendela untuk apa?”

Celine menundukkan kepala, merenung, dia baru saja mendengarnya dengan jelas.

Chatrine akan masuk ke ruangan, Glen juga tidak bisa menghalanginya.

Barusan hatinya sudah memutuskan untuk turun ke bawah.

Lelaki itu, pada akhirnya, meninggalkan dia.

Lelaki seperti itu, hatinya lemah, sikapnya dingin, meskipun pernah berhubungan intim juga dia bisa berbuat apa, hanya bisa menaikkan celananya lalu membalikkan muka tidak mengenalinya.

Jika bukan dia sendiri yang berusaha memikirkan cara, pasti sekarang dirinya sudah ditarik Chatrine dan menjadi tontonan banyak orang.

Dia bukan takut pada Chatrine, hanya saja sekarang bukan waktu yang tepat untuk membongkarnya.

Dia memegang punggung Glen, “Tuan, aku takut merepotkanmu.”

Glen menatap wajah perempuan yang lembut di depannya, wajahnya memerah, meskipun kakinya kesakitan dan membengkak, tetapi dia masih berpikir untuk melindungi Glen.

Dia pelan-pelan mencium kening Celine, “Masalah ini masih bisa aku tahan, kalau tidak bisa, bagaimana aku bisa jadi lelakimu?”

Celine menyentuh leher Glen, mencium wajahnya, “Tuan, kamu sangat baik kepadaku.”

Glen merangkul pinggangnya, “Ayo, aku antar kamu ke rumah sakit.”

Celine melangkah mundur, “Aku takut Nyonya muda bisa tahu…….”

Mata Glen menatapnya dengan penuh perhatian.

“Aku suruh Joanna mengantarmu naik ke mobil, aku cari Misha untuk membicarakan hal ini.”

Karyawan yang bekerja di perusahaannya tidak ada seorang pun yang tahu mengenai identitas Celine kecuali Misha.

……………………………………..

Lukas tiba di ruangan Sekretaris, “Sekretaris Misha, Direktur memanggilmu untuk menemuinya di kantor.”

Misha sedikit khawatir, namun tetap berpura-pura tenang lalu berdiri, dia berpura-pura seolah-olah tidak tahu apa-apa lalu mengikuti Lukas berjalan, “Sekretaris Lukas, ada urusan apa Direktur mencariku?”

Lukas tersenyum: “Sekretaris Misha, Direktur mencarimu karena urusan apapun, kamu pasti sudah tahu jawabannya.”

Misha tidak tersenyum sedikit pun, “Aku tahu apa? aku sebagai sekretarisnya, berusaha sebaik mungkin dan bertanggungjawab, aku tidak melakukan perbuatan yang melanggar peraturan perusahaan.”

“Kalau begitu baguslah.”

Lukas berjalan sampai di pintu kantor, mempersilakan Misha masuk.

Misha masuk ke ruangan lalu melihat ke kanan dan kiri kantor, kantornya kosong tidak ada seorang pun.

“Disini, Direktur sedang berada di ruang istirahat.”

Misha mendorong pintu ruang istirahat, didalamnya tercium aroma teh, Glen duduk di kursi samping meja, di depannya tertata 1 set peralatan teh, sedang merendam teh.

Lukas sedikit mengangguk, dari belakang Misha dia menutup pintu.

Hati Misha seketika kacau.

Hatinya seakan memberi tekanan untuk dirinya sendiri.

Dia tidak melakukan apapun yang bisa membuat dirinya ditangkap karena melakukan kesalahan, Glen juga tidak mungkin memecatnya tanpa alas an yang jelas.

“Duduklah Misha.”

Glen menuangkan dua gelas teh, meletakkan satu gelas di depan Misha.

“Cobalah, ini adalah teh melati yang paling bagus.”

Gelas teh yang terbuat dari keramik membuat warna air teh yang sebelumnya berwarna hijau berubah menjadi sedikit keemasan, sangat indah dan menyegarkan.

Misha buru-buru menerimanya, “Terimakasih Direktur.”

Glen sedikit menambahkan teh, lalu dengan pelan menyaring daun teh yang ada di teko, “Sekretaris Misha akhir-akhir ini sangat bekerja keras, dari mempersiapkan pesta ulang tahun Kakek, juga bertanggungjawab atas proyek besar perusahaan.

“Ini adalah tanggungjawabku.” jawab Misha dengan intonasi sedikit bangga.

“Tetapi,” Glen mengubah intonasinya, nada suaranya seakan berat, “Aktor yang paling sulit diundang untuk datang ke pesta ulang tahun yakni Tuan Zhulao adalah bukan kamu yang mengundangnya, Zhiyi juga bukan kamu yang mengundangnya, tetapi di laporan terakhirmu, semuanya seakan kamu yang bertanggungjawab.”

“Aku……………..”

Glen sedikit melambaikan tangan, “Paman Lin sudah melaporkannya padaku, sebenarnya rencana pesta ulang tahun yang paling bagus bahkan bukan untuk mengundang Tuan Zhulao, kamu karena ingin mempersulit seorang pembantu, sengaja mengubah nama para tamu yang diundang.”

Wajah Misha pucat.

Dia mengira dirinya sudah bersekongkol dengan Paman Lin, tidak disangka ternyata orang tua yang sudah bau tanah itu malah berkhianat dan melaporkannya kepada Glen.

Misha mencoba membela diri, “Direktur, aku………..aku waktu itu sedikit bimbang, tetapi aku benar-benar tidak bermaksud seperti itu, aku melakukan semuanya sepenuh hati demi Perusahaan Makmur anda!”

Glen tersenyum sinis.

Dari dulu hingga sekarang, dia paling benci dengan perkataan yang mengatasnamakan semuanya semata-mata demi kebaikan dia dan menguntungkannya.

Tetapi Misha adalah karyawan yang dipertahankan oleh Kakek Glen, dia sementara ini tidak punya cara untuk memecatnya.

Dia mengangkat gelas teh lalu meminumnya sedikit.

“Sekretaris Misha sangat bekerja keras.”

Joanna memanfaatkan kesempatan itu untuk memapah Celine yang lemah untuk naik eskalator, langsung turun ke parkiran mobil, membawa Celine naik ke mobil.

Joanna duduk di sebelah Celine sambil mengawasinya.

Perempuan ini sepertinya lebih muda dibandingkan dengannya, wajahnya merah merona dan lembut, tak heran jika Direktur sangat menyayanginya.

Joanna berkata: “Kamu adalah perempuan pertama yang dibawa Direktur, dia begitu menyayangimu, sungguh iri.”

Celine hanya tersenyum, tidak berkata apa-apa.

Iri?

Jika Joanna tahu identitas Celine yang sebenarnya, takutnya bisa lebih menakutkan lagi!

Joanna terlihat seperti seseorang yang supel, juga tidak peduli Celine akan bicara atau tidak, dia tetap memuji Glen secara berlebihan.

Celine mendengar perkataan Joanna ——Tinggi berisi, tampan dan gagah, memiliki jiwa lelaki, memiliki jiwa tanggungjawab.

Novel Terkait

Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu