Antara Dendam Dan Cinta - Bab 281 Dia Marah Karena Dia Tidak Cemburu

Celine Ning mengangkat kelopak matanya, "Kamu sekarang sudah hebat, dan tidak mau menjawab pertanyaanku lagi?"

"Tentu saja tidak!" Bunga tiba-tiba menyeringai, "Aku akan mengatakannya untuk membuat Nona senang, Helen Ming itu, ternyata turun ke bawah untuk menyapu dedaunan, dia juga mencari daun warna merah yang gugur! Katanya Tuan muda yang memerintahkannya, di halaman kita tidak ada pohon maple, bagaimana bisa ada daun merah yang gugur? Itu hanya omong kosong. "

Celine Ning sedikit mengangkat alisnya, "Tuan muda yang menyuruhnya melakukan itu?"

"Ya," Ujar Bunga, "Dia meminta para pelayan untuk membantunya. Para pelayan itu merasa bahwa dia hanya berpura-pura dan tidak mau membantunya. Dia hanya mau menggunakan Tuan muda, tetapi," Dia berhenti sejenak, "Jangan-jangan wanita itu hanya sembarangan mengatakannya saja, dia mau menggunakan Tuan muda pada saat yang diperlukan. "

Celine Ning menggelengkan kepalanya, "Tidak."

Berita yang diselidiki Bunga membuat Celine Ning merasakan lebih baik.

Awalnya dia sedang menebak.

Dan selalu bingung.

Kenapa Glen sangat marah pada malam dia kembali dari gedung utama.

Jadi, dia terus mengujinya.

Dia menggunakan kesopanannya pada Helen Ming, menggunakan panggilan kakak-adik dengannya untuk menguji Glen.

Sekarang tampaknya memang demikian.

Glen tidak marah karena hal lain, melainkan marah karena dia merasa bahwa dia tidak ada dalam hatinya, dia marah karena dia bisa setuju begitu saja dengan perkataan Melly dan membiarkan wanita luar yang tidak benar masuk ke rumah mereka, dia marah karena dia menghormati wanita-wanita itu, dia marah karena dia tidak cemburu.

Setelah Celine Ning mengerti pikiran Glen, semuanya mudah diatasi.

Celine Ning melambaikkan tangan kepada Bunga untuk menyuruhnya datang dan mengatakan beberapa kata di telinganya.

Bunga tiba-tiba terkejut, "Nona, dia selalu memperlakukanmu dengan tidak baik dan membuat kasih sayang Tuan muda padamu dibagi untuknya, kamu masih mau membantunya?"

Celine Ning tersenyum, "Bukan membantunya, itu untuk membantu diriku sendiri, kamu sampaikan saja perkataanku padanya."

Bunga menjilat bibirnya, dia berpikir sejenak, berbalik dan berjalan keluar.

Dia turun dan menemukan Helen Ming yang sedang mencari dedaunan gugur di halaman bawah.

"Tidak ada! Tidak ada! Bawa pergi semuanya!" Helen Ming berteriak keras, dia menyuruh mereka yang memegang daun-daun yang gugur untuk pergi, "Tidak ada! Apakah kalian buta, ini semua berwarna kuning, mana ada warna merah?"

Helen Ming sangat kesal, wajahnya sudah dikotori oleh debu daun-daun yang gugur, dia merasa debu sudah bersembunyi di rambutnya.

Bunga pada saat ini bergegas berjalan ke sana, "Nona Helen!"

Helen Ming menatapnya dengan waspada, "Apa yang kamu lakukan di sini? Ingin menertawakanku?"

Bunga memutar matanya ke arah langit, "Nona Helen, bukankah kamu tadi mengatakan bahwa ini adalah hak istimewa yang diberikan Tuan muda kepadamu? Kenapa kamu sekarang mengatakan ini adalah hal yang memalukan?"

Helen Ming: "Aku ..."

Bunga tidak ingin mengatakan yang lainnya kepada Helen Ming. Dia maju ke depan dan berkata, "Nona Helen, Nonaku menyuruhku memberi tahumu sepatah kata."

Helen Ming menatapnya dengan meremehkannya, "Apa?"

"Kamu tidak akan dapat menemukan daun merah bahkan jika kamu mencari ke seluruh halaman ini."

"Kamu!" Helen Ming mengangkat tangannya dan mau memukulnya.

Bunga menghindar dengan cepat, dan dia mengangkat kepalanya dengan sangat arogan, "Nonaku bilang kamu pasti akan memukulku, jadi aku sudah bersiap terlebih dahulu, selain Nonaku, tidak ada yang bisa memukulku! "

Helen Ming sangat membenci Bunga yang seperti ini.

Bahkan seorang pelayan pun bisa seperti ini, dapat dibayangkan betapa arogannya Celine Ning sekarang.

"Jika kamu sekarang hanya ingin mengejekku, maka silakan! Aku akan terus mencari!"

"Jika tidak dapat ditemukan?" Tanya Bunga.

"Kalau begitu aku akan ..."

Paling-paling dia akan pergi bermanja dengan Glen untuk memohon belas kasihan.

Bagaimanapun, Glen pasti tidak bisa menahan dirinya yang bermanja.

Ketika kata-kata itu berada di sisi mulutnya, Helen Ming tiba-tiba menariknya kembali, "Untuk apa aku memberitahumu!"

"Kamu pasti tidak memiliki cara lain bukan," Ujar Bunga, "Tetapi Nonaku punya cara!"

"Cara apa yang Nonamu miliki?"

Bunga berkata: "Tidak ada daun merah di sini, tetapi di ruang bunga ada, kamu dapat pergi mencari Paman Deng di ruang bunga dan meminta sehelai daun merah lalu melemparkannya ke tanah.

Setelah mendengar itu, Helen Ming membuka matanya lebar-lebar dan bertepuk tangan, "Ya! Kenapa aku tidak memikirkannya! Dengan begini aku bisa memenuhi persyaratan Tuan muda."

Bagaimanapun, Tuan muda tidak mengatakan daun di mana, dia hanya tinggal mengatakan dia menemukan daun merah itu dari dedaunan yang terjatuh di halaman, yang penting daun itu terjatuh di halaman ini.

Memikirkan hal ini, Helen Ming pergi ke ruang bunga sambil tersenyum.

Bunga mengatainya: Memberimu seratus otak pun kamu tidak akan bisa memikirkannya.

…………

Malam hari.

Saat makan malam.

Begitu Chatrine kembali, dia mendengar Glen hari ini memandikan Arthur, dan kemudian dia pergi mencari mereka berdua dengan bersemangat.

Bagaimanapun, dia adalah ibu kandung Arthur, bahkan meskipun dia tidak menyukainya, dia juga tidak akan mengusirnya seperti Helen Ming.

Glen memberi waktu untuk mereka berdua, dan dia turun ke lantai bawah.

Helen Ming datang dengan memegang sehelai daun merah.

"Tuan muda, aku sudah menemukannya!"

Glen melihat ke arahnya, Helen Ming memang memegang daun merah di tangannya.

Hanya saja daun ini tidak kering sedikit pun, itu terlihat segar dan muda.

Helen Ming seperti memberikan harta karun, dia membawa daun itu dengan kedua tangannya, "Tuan muda, lihatlah, warnanya marah."

Glen berbalik dan berjalan ke sofa untuk duduk, dia menyilangkan kakinya, dan menatapnya dengan tatapan meremehkannya, "Dari mana kamu mendapatkannya?"

Helen Ming merasa terkejut, tetapi dia masih tersenyum, "Aku mendapatkannya dari halaman di luar, aku sudah mencarinya di luar selama dua jam, tubuhku penuh dengan debu, aku tidak keburu pergi mandi."

"Apakah ini benar-benar kamu pungut dari luar?" Glen mengangkat alisnya dan sengaja menekan kata "pungut", dia seperti tidak sengaja mengambil cangkir teh di atas meja dan meneguknya dua tegukkan.

Senyuman di wajah Helen Ming agak kaku, "Ya, aku memungutnya, aku juga ..."

Terdengar suara "Boom".

Cangkir teh itu dilemparkan ke lantai dan pecah di sisi kaki Helen Ming.

Novel Terkait

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu