Antara Dendam Dan Cinta - Bab 114 Aku Sudah Ketahuan

Celine sekarang hanya bisa melindungi dirinya sendiri.

Dia tahu, sekali Melly buka mulut, dia yang akan menjadi kambing hitam.

Menyinggung Tuan Herman berarti menyinggung akar dari keluarga ini. Di dalam keluarga Glen ini, sudah pasti dia akan mati.

Jadi, dia harus melindungi dirinya.

Tuan Herman menyeringai dan janggutnya sedikit bergoyang, "Kamu yang menyembuhkan kaki Glen? Glen berkata, dia tadi pergi ke rumah sakit, dan disembuhkan oleh dokter yang dicarikan oleh Calvin. Kamu ternyata bisa berebut jasa juga?"

Fera ikut menyeringai dan berkata, "Benar itu, gadis kecil, jasa seperti ini, tidak mungkin bisa kamu dapatkan, kamu saja tidak bisa ilmu kedokteran."

Celine tersenyum, "Nyonya kedua, sejak tuan muda dioperasi, aku selalu mengurut tuan muda menurut ilmu pengobatan Cina. Aku memang tidak mengerti ilmu kedokteran, tetapi coba Anda bawakan selembar kertas putih sekarang, aku dapat menulis dengan tepat setiap titik akupuntur pada tubuh manusia."

"Omong kosong!" Fera berkata, "Walaupun demikian, apa yang bisa kamu lakukan? Sudah tiga bulan dan kamu tidak bisa mengurutnya sembuh. Sekarang Glen bisa berdiri, apa ini menjadi jasamu?"

Celine menggelengkan kepalanya, "Aku jelas tidak berani mengatakan ini jasaku. Akan tetapi, kaki tuan muda benar-benar disembuhkan olehku! Kalau tidak percaya Anda bisa bertanya pada mayor Calvin!"

"Ayah ..."

Celine datang mendekat, "Tuan Muda, aku ingin meminjam ponsel Anda."

Celine datang mendekat tepat waktu dan menghentikannya sebelum Glen melanjutkan kata-katanya.

Glen mendongak menatap anak gadis ini.

Di dalam sepasang mata ini, bersinar cahaya kepintaran.

Hatinya tergerak, dia menelan kembali kata-kata yang berada diujung lidahnya, mengeluarkan ponselnya, dan membuka kunci sidik jari kemudian menyerahkannya kepada Celine.

Celine mencari daftar kontak dan menemukan nama Calvin.

Ketika dia memutar nomor telepon Calvin, ujung jarinya bergetar, sehingga dia menarik pergelangan tangannya dengan keras, takut ada yang bisa melihatnya.

Hatinya juga berdebar-debar.

Akankah Calvin bekerja sama dengannya? Akankah Calvin membongkar rahasianya?

Fera menolak untuk melepaskan kesempatan apa pun, "Suara ponsel dikencangkan!"

Hati Celine berdetak kencang.

Fera berkata, "Untuk membuktikan kamu tidak bersalah, maka sebaiknya kita lebih terbuka, kalau tidak, bagaiamana kita bisa tahu apa yang kalian bicarakan?"

Ayah Glen diam saja tidak menentang, hanya menyetujui tanpa bantahan.

Celine memperdengarkan suara ponselnya.

Hingga mendekati akhir bunyi dering, ponsel akhirnya terhubung dengan Calvin.

"Glen?"

Celine menarik napas dalam-dalam, "Ini aku, mayor Calvin."

Calvin mengerutkan alisnya.

Celine menghubunginya dengan ponsel Glen, itu pasti ada masalah. Oleh karena itu, dia tidak segera berbicara.

Celine menelan ludah, "Mayor Calvin, aku minta maaf karena meneleponmu malam-malam, tetapi ada yang perlu dijelaskan di sini, bahwa, aku ... Aku sudah ketahuan."

Calvin masih tidak berbicara.

Celine berkata, "Itu ... Perbuatan kita yang memberi perawatan kepada tuan muda sewaktu di klinik sudah diketahui, waktu itu tuan muda telah minum obat dan tertidur, jadi ..."

Ketika Calvin mendengarkan perkataan Celine yang terbata-bata, dia merasa sedikit lucu.

Dia menginjak hampaman bunga yang ada di sebelah, tangannya mengapit puntung rokok dengan ujung jarinya. Hanya dengan begini saja ia bisa membayangkan raut muka Celine saat berbicara, membuatnya tanpa sadar tersenyum.

Lapangan di malam hari, sebaris barisan sedang melakukan lari malam, menyerukan slogan yang rapi dan teratur.

Slogan ini juga tersiar melalui pengeras suara HP.

Tatapan mata Herman berubah, "Jika Calvin sedang latihan, maka jangan ganggu dia lagi."

Begitu Calvin mendengar suara Herman, ia langsung tahu, sekarang telepon di tangan Celine ini, juga didengar oleh orang lain.

"Paman Herman, tidak perlu, juga hanya beberapa kalimat saja." ujung lidah Calvin mengenai langit mulutnya, berpikir sebentar akan perkataan yang tadi dikatakan Celine, "Saat pengobatan tuan muda Glen, saya juga ada. Dokter Wang yang aku undang hanya menggunakan obat, dan Celine yang memijat kaki tuan muda Glen. Dokter Wang berkata, pijatan rutin yang dilakukan dalam beberapa waktu ini, juga merupakan faktor penting dalam pemulihan."

Kekhawatiran yang selalu Celine bawa, kini pelan-pelan bisa diletakkan.

Dengan apa yang Celine perkirakan hampir sama.

Tatapan pedas Herman melewati Celine dengan cepat, namun Celine tidak menunjukkan perubahan ekspresi apapun.

Sambil memegang ponselnya, Celine berkata dengan suara kecil, "Mayor Calvin, terima kasih."

Jari Calvin terdengar menggosok sedikit ponselnya, "Tidak apa, yang kukatakan hanya kenyataan saja."

Empat kata ini, sudah bisa membuat Celine membuktikan bahwa ia tidak salah.

Menutup sambungan telepon, Celine mengembalikan HP kepada Glen dengan kedua tangan.

Sebelah tangan Glen dimasukkan ke dalam kantong, tidak bermaksud mengeluarkannya untuk mengambil.

Celine berpandangan dengannya.

Pandangan Glen sangat dingin, juga mengandung tawa dan hinaan.

Glen tidak ada niatan untuk mengambilnya, sehingga tangan Celine tergantung begitu saja di udara, mengulurkan salah, menerima juga salah.

Celine berpikir sebentar, "Kalau begitu aku bantu tuan muda simpan dulu saja."

Dia langsung menurunkan kembali tangannya, menggengamnya dalam tangan.

Fera sulit untuk percaya, "Ini ... Seorang pelayan saja sudah bisa menyembuhkan penyakit? Kalau begitu kedepannya untuk apa memanggil dokter lagi?"

Fera dengan jelas masih tidak percaya.

"Telepon telah dilakukan, mayor Calvin juga sudah membantu menjelaskan," Melly yang duduk di atas sofa berdiri, "Kamu masih mau apa? Apa jangan-jangan kamu tidak senang dengan kaki Glen menjadi sembuh?"

"Aku ... Tentu saja aku senang, tapi gelang ini ..."

Pergelangan tangan Celine masih terdapat gelang tersebut.

Melly berkata, "Gelang giok ini aku yang berikan, setelah membantu putraku begitu lama, memijat dan juga menyembuhkan kaki, sebuah gelang saja, aku, Melly, masih sanggup memberikannya."

Fera tidak bisa berkata apa-apa lagi.

Awalnya ingin membuat pelayan itu bersalah terhadap Glen, ini juga sebagai bentuk balas dendam atas perkataan Chatrine pada pesta keluarga kemarin.

Sekarang malah begitu kebetulan diselesaikan oleh pelayan ini.

Hati Fera tetap merasa tidak rela.

Leon berlaku begitu baik pada perempuan ini, juga tidak pernah melihat bagaimana Celine menjaga hubungan itu, benar-benar orang yang tidak tahu berterima kasih.

Herman berkata, "Baiklah, bubar saja semuanya."

Melly berkata beberapa patah kata pada Glen, baru kemudian berkata, "Kembalilah, cepat istirahat."

Celine memanfaatkan kesempatan untuk melepaskan gelang, lalu dimasukkan ke dalam kotak kayu merah, "Bibi pertama, aku benar-benar tidak berani menerimanya."

Melly berkata, "Ucapan saja sudah dikatakan, sekarang meski kamu tidak berani menerimanya juga harus menerimanya."

Selvie menutup kotak kayu merah, kemudian menyerahkannya pada Celine.

Celine melihat ke arah Glen.

Novel Terkait

Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu