Antara Dendam Dan Cinta - Bab 214 Mengguncangkan, Membalikkan Langit Dan Bumi

Dia tidak perlu langsung melakukannya.

Dia hanya butuh waktu beberapa tahun.

Itu sudah cukup.

Glen mengendarai mobil dengan sangat cepat, kecepatan mobilnya hampir mendekati 90 km/jam.

Kecepatan mobil yang seperti itu biasanya pasti akan dikejar dan diperingati oleh polisi.

Begitulah, dia menggunakan kecepatan mobil secepat angin dan secepat kilat, di belakangnya diikuti oleh mobil polisi yang lampu dan sirinenya menyala.

Glen dengan cepat membuka pintu mobil dan turun, Celine dipapah Bunga memutar pinggangnya dan muntah di lubang samping pohon.

Celine muntah sampai habis hingga berubah menjadi jernih dari asamnya air muntah itu.

Bunga yang berada di sebelahnya berkata dengan perasaan khawatir: “Nona, untungnya kamu makan sedikit makanan sebelum meminum bir, kalau tidak sekarang lambungmu pasti semakin sakit.”

Celine melambaikan tangan, “Aku baik-baik saja.”

Bunga mengambilkan tisu yang di tangannya untuk diberikan kepada Celine, tiba-tiba dari belakang badannya ada seseorang yang mengulurkan tangannya, mengambil tisu dari tangannya, “Kamu…………”

Dia terkejut melihat pria itu, beberapa detik kemudian barulah dia memanggil, “Tuan!”

Celine terkejut membalikkan badan.

Alis Glen mengerut, dia tidak mempedulikan berapa banyak mata yang memandang, dia membantu membersihkan bekas muntah di bibir Celine.

Celine tersenyum, “Aku barusan merogoh tenggorokan, lalu semuanya dimuntahkan keluar, aku baik-baik saja.”

“Bukankah aku sudah melarangmu jangan memaksakannya, kenapa tidak menuruti perkataanku?”

Celine menyandarkan tangannya di bahu Glen, “Aku sendiri tentu saja bisa tidak memaksakan diri, tetapi ini adalah pesta pernikahan kita, dan ini juga demi nama baik kamu.”

Glen terkejut seketika.

Dia melihat wajah gadis cantik ini, hatinya tiba-tiba luluh tidak jelas.

Mungkin karena mabuk, Celine terpeleset dan hampir jatuh saat berjalan ke depan.

Glen segera melangkah mendekatinya, dia langsung memeluk Celine.

Para wartawan yang bersembunyi di sekelilingnya diam-diam memotret mereka, wartawan itu buru-buru memotret momen itu.

Jeffry mengerutkan alis, dia berjalan mendekat dengan langkah cepat, “Glen!”

Glen yang sedang memeluk Celine itu menengok ke arah Jeffry, “Aku serahkan yang disini kepadamu.”

Jeffry berkata: “Itu memang kewajibanku, tetapi kamu ini……………..”

Glen langsung memotong perkataan Jeffry, “Terimakasih, lain hari bertemu di Night Palace.”

Bunga sudah membukakan pintu mobil untuk Glen.

Jeffry melihat Glen mengemban Celine naik ke atas mobil hingga mobilnya berjalan jauh.

Dia menggelengkan kepala.

Celine ini mengguncangkan keluarga Glen membalikkan Langit dan Bumi.

……………………

Celine memang sedang mabuk, dia didalam mobil sedikit kesakitan, dia bersandar di pelukan Glen.

Glen mengambil kantong plastik, “Masih ingin muntah?”

Celine menggelengkan kepala.

Glen tahu bagaimana rasanya mabuk, apalagi Celine bukanlah orang yang jago minum.

“Tahan dulu ya, sampai rumah aku suruh Ibu Laura membuatkanmu sup penghilang mabuk.”

Celine bergumam sambil bilang iya, Glen semakin erat memeluknya.

Mobilnya sepanjang jalan dikemudikan dengan stabil hingga tiba di rumah keluarga Glen.

Glen turun dari mobil lebih dulu, lalu dia berputar ke pintu mobil satunya untuk menggendong Celine keluar.

Celine berkata: “Tuan, biarkan aku berjalan sendiri.”

Apalagi dia pertama kali datang di rumah keluarga Glen, dia tidak ingin menampakkan kemanjaannya.

“Jalan gimana, kamu sekarang masih bisa jalan? turuti saja.”

“Mereka pasti merasa kalau aku……………..”

“Merasa kamu bagaimana?” ucap Glen dengan nada dingin, “Ada aku yang melindungimu, kamu tidak akan mungkin mendapat masalah.”

Celine bersembunyi di bahu Glen, “Aku takut kamu tidak bisa melakukannya.”

Kalimat itu sangat tepat memukul hati Glen yang paling dalam.

Takut dia tidak bisa melakukannya.

Sejauh ini hanya dia yang berkata seperti itu kepadanya.

Celine dari hotel digendong keluar, dan sekarang di rumah keluarga Glen pun dia digendong.

Tidak sampai 2 jam, mereka pun tiba di rumah Glen.

Setibanya Celine di rumah Glen, dia membuat seluruh orang di rumah Glen terkejut.

Laura pun tidak dapat mengendalikan dirinya berteriak dengan suara yang keras.

“Dia, dia bukannya…..dia bukannya………..”

Kata “meninggal” masih belum diucapkannya, Laura langsung dicegah oleh Ibunya yang berada di sampingnya di waktu yang tepat.

Ibu Laura membelalakkan mata melihat Celine.

Laura menutup mulutnya sendiri, menutupnya dengan erat, takutnya dia mengatakan kata yang ditahannya tadi.

Cynthia tidak seperti Laura yang tidak bisa mencegah mulutnya, dia justru terkejut dan tidak bisa berkata apa-apa.

Jika dibandingkan dengan mereka, Nadia Zhao justru lebih terlihat seperti biasanya.

Dia berjalan mendekat, “Nyonya, kamar pengantin sudah dihias rapi, di lantai 2.”

Celine tersenyum melihat dia, “Aku pertama kali datang kesini, dan masih belum tahu letak kamar di rumah ini, maaf merepotkanmu tunjukkan jalan untukku.”

Nadia Zhao menganggukkan kepala, “Silakan, aku perkenalkan kepadamu letak posisi rumah ini.”

Laura melihat Celine naik tangga, barulah akhirnya dia melepaskan tangannya yang menutupi mulutnya, lalu mengambil napas panjang, hampir saja dia membunuh dirinya sendiri.

“Ya ampun! barusan aku tidak sedang berkhayal kan?” Laura memegang tangan ibunya, “Aku barusan melihat Cherry? si pembantu itu? ternyata dia belum meninggal?”

Yunita juga sangat terkejut.

Dia sejak Celine ditangkap dan tidak lama selang beberapa dibebaskan, dia beberapa hari itu bermimpi buruk.

“Kamu tidak berkhayal, aku………aku juga melihatnya.”

“Benar-benar Cherry? bukannya dia itu pembantu? sekarang ternyata berubah menjadi………”

“Tutup mulut kalian!” Ibu Laura mencegah mereka berdua di waktu yang tepat, “Kalian semua jangan bicara sembarangan! Dia itu adalah anak ketiga dari keluarga Jeffry, dan dia adalah Nyonya Muda kita yang kedua! bicara pembantu apa, kalian berhati-hati sedikit, apa kalian sudah tidak ingin bekerja lagi?”

Beberapa orang ini pun menghempaskan napas kesal.

Iya.

Dia adalah istri kedua Tuan Glen!

Tetapi, penampilannya memang mirip dengan Celine! bagaikan pinang dibelah dua!

Tidak, juga tidak mirip.

Pembantu yang meninggal itu terlihat lebih kurus, dia hanya anak desa yang pembangkang, sedangkan pengantin baru yang barusan berjalan memakai gaun pengantin merah itu terlihat nampak cantik dan memikat hati!

Seseorang yang tidak sampai 3 bulan lamanya, bagaimana mungkin bisa berubah menjadi begitu besar?

Lagi pula, Celine sudah meninggal, dan itu sudah dipastikan oleh Nyonya Muda Chatrine sendiri.

Ibu Laura berkata: “Semuanya kembali bekerja lagi, makan malam hari ini lebih bervariasi sedikit.”

Beberapa orang yang kewajibannya pergi ke gudang penyimpanan pun buru-buru pergi ke gudang penyimpanan, dan yang kewajibannya di dapur pun segera pergi ke dapur.

Ibu Laura dan Paman Lin mengawasi mereka sekilas, juga melihat sesuatu yang aneh dari lawan bicaranya.

Benar-benar sangat mirip.

Apa di dunia benar-benar ada 2 orang yang begitu mirip seperti itu?

…………………..

Didalam kamar pengantin, semuanya berwarna merah.

Celine menyukai warna merah dan menyukai pesta pernikahan bergaya Chinese, dia memberitahu pemikirannya itu kepada Glen, dan Glen pun berdasarkan hiasan klasik menghias kamar pengantin ini.

Glen memeluk Celine berbaring di atas kasur yang empuk.

Glen melihat seluruh hiasan berwarna merah itu, kulit wanita itu pun semakin terlihat putih, hatinya seperti dibasahi oleh busa yang meledak.

Novel Terkait

Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu