Antara Dendam Dan Cinta - Bab 143 Datang Kapan Saja

Celine sengaja melakukannya.

Ketika Misha memintanya untuk memasak, dia berpikir untuk meletakkan sesuatu yang bisa kenali oleh Glen di mangkuk mie dan membiarkan Glen menemukannya.

Jika Glen tidak memakannya sedikitpun, itu pun tidak masalah, dia akan pergi mencari cara lain.

Tapi dia tahu, mie yang dibuat olehnya, pasti akan sesuai dengan selera Glen.

Selain itu, jika dia memakan satu suapan, maka dia akan terus memakan suapan kedua. Setelah memakan porsi pertama, dia pasti akan meminta porsi kedua lagi.

Oleh karena itu, Celine meletakkan satu porsi adonan mie tadi di dalam freezer lemari es.

Pada saat ini, dia akan jauh lebih santai.

Pertama-tama Celine menggoreng telur terlebih dahulu. Cairan telur diaduk dan dituangkan ke dalam panci dengan suhu minyak yang pas, aromanya sangat harum.

Gerakannya sangat terampil.

sebenarnya, Celine sendiri juga merasa terkejut dalam hatinya.

Dia yang dulunya sepuluh jari tidak pernah menyentuh dapur, dan sangat membenci segala sesuatu yang ada dapur, namun dalam waktu yang singkat ia bisa belajar membuat makanan yang enak.

Keinginan orang untuk bertahan hidup benar-benar sangat kuat.

Celine menggunakan tomat untuk memasak sup. Setelah menunggu warna merah dalam panci seakan muncul warna keemasan, lalu kemudian ia menuangkan semangkuk air kedalamnya.

Ada beberapa suara di dapur, dan Celine tidak mendengar langkah kaki yang perlahan mendekat di belakangnya.

Sampai ada sepasang lengan memeluk pinggangnya dari belakang, Celine terkejut, dan berteriak. lalu ia ditekan oleh Glen ke pintu lemari es.

Celine belum ada reaksi apa-apa, dan ciuman Glen pun langsung jatuh dengan ganasnya.

Dia dipaksa untuk membuka mulutnya dan membiarkan lidah pria itu masuk ke rongga mulutnya, dia merasa lidahnya hampir menembus ke tenggorokannya, dan pikirannya benar-benar pusing, ia hanya merasa punggungnya dingin dan celananya telah ditarik sampai ke kaki.

Celine buru-buru mengulurkan tangannya dan ingin mendorongnya. "Tuan Muda, saya ..."

Gerakannya semakin membuat hatinya Glen berapi. Dia melepaskan celana dalamnya. "Pernahkah aku mengajarimu, terhadapku kamu hanya harus patuh? Tidak peduli kapan pun aku menginginkanmu, kamu harus selalu siap membuka pahamu kapan saja dan di mana pun itu! "

Celine kesakitan dan mendengkur.

Pergelangan kakinya belum sepenuhnya membaik, sehingga berdiri pun agak tidak stabil.

Pria itu hanya memegang pinggulnya dan membiarkan kedua kakinya yang ramping menggantung di pinggangnya.

Dari dapur, sampai ke meja restoran kecil yang di luar, Glen menaruhnya di atas meja dan membungkuk untuk melepaskan kancing bajunya.

Mata Celine meneteskan air mata, "Tuan Muda, Anda ... Bukannya anda memintaku untuk membuatkanmu mie? Airnya sudah mendidih ..."

Pandangan mata Glen yang hitam langsung memancarkan cahaya merah, maju kedepan dan mendorong-dorong,"Aku hanya menginginkan bawahmu ..."

Celine tahu apa yang dimaksud oleh Glen, dia telah disiksa sampai seakan-akan hampir setengah mati.

Meja makan terlalu keras, dan Glen mendorongnya dengan sangat kuat, Celine dengan terpaksa memeluknya dengan erat,"Terlalu keras ..."

Glen melihat bagian belakang Celine telah memerah karena meja, dan kemudian dia membawanya ke atas sofa dan melakukannya lagi.

Celine menangis, "Tidak, Tuan muda ... Aku benar-benar tidak tahan lagi..."

Glen dengan jahatnya mencubit pinggangnya, "Siapa yang menyuruhmu pergi bersama Leon untuk berkencan? Hukuman ini masih termasuk ringan!"

"Aku tidak ada, aku benar-benar tidak melakukannya..."

Celine menggelengkan kepalanya, tubuh bagian bawahnya dari rasa sakit sampai ke rasa kesenangan, dan sekarang benar-benar mati rasa, dan hanya ketika dia mendorongnya dengan sengit dia baru dapat merasakan aliran listrik menyebar di bagian perut bawahnya ...

Tiba-tiba, aliran panas terasa di tubuhnya, dan Celine melihat Glen telah kehilangan kendali.

Glen menarik diri.

Celine sedang berbaring di sofa dengan keadaan yang sangat berantakan dan menyedihkan, tetapi dia selain kemeja bajunya yang agak berkerut, selebihnya tidak ada yang berbeda.

Glen menarik ritsleting celananya dan mengambil tisu lalu duduk.

Celine menahan rasa sakit yang sangat luar biasa, dia memblokir tangan Glen, lalu berbisik, "Biarkan aku melakukannya."

Mata Glen menjadi gelap. "Apa kamu tidak mendengarkan perkataanku barusan? Aku ingin kamu menaatiku setiap saat. Kamu disisiku hanya harus melakukan satu hal yaitu Patuh."

Dia memegang dagunya dan itu adalah sebagai peringatan untuknya.

Dihadapan Glen dia hanya tampak seperti boneka, dia mengelap tubuhnya, membantunya berpakaian, dan mengambil koin kenang-kenangan dari meja teh, "Berapa banyak yang kamu miliki?"

Celine berkata dengan lembut, "Tiga."

Glen tertawa dan mengambil koin itu, "Perglahi ke bawah, ingatlah untuk menaruhnya banyak sedikit."

Warna merah di daun telinga Celine kini telah mencapai akar telinganya.

Jari-jari Glen dengan lembut membelai pola koin itu, dan ia tiba-tiba berkedip. Dia teringat bahwa dia pernah melihat koin itu ditangan Arthur, melihat putranya pernah memegang erat koin itu.

Celine berjalan dengan sangat tidak nyaman.

Tidak tahu api di bawah kapan dimatikan.

Celine menghadapi uap yang mengepul, selembar bayang putih menutupi sepasang matanya yang dingin.

Setelah sepuluh menit, mie pun jadi.

Celine keluar dan meletakkannya di depan Glen, "Tuan muda, silahkan anda makan."

"Bukankah kamu belum makan siang ini? Kamu makan saja sendiri."

Celine agak sedikit terkejut.

Telapak tangan besar Glen menutupi perut bagian bawahnya Celine. "Aku baru saja mendengar perutmu memanggil."

Celine menundukkan kepalanya dan berkata, "Aku tidak lapar."

“Kalau begitu biarkan aku menyuapimu sesuap demi sesuap?” Glen tiba-tiba membungkuk dan mengambil tangan Celine, kemudian memasukkanya pelan-pelan ke pakaiannya.

"Aku akan makan, Tuan muda, anda jangan menakutiku."

Glen mendengus, "Hei, kamu berani."

Celine menundukan kepalanya dan memakan mie itu. Glen berjalan menuju ke meja kerja, membuka laci, dan mengeluarkan sebuah kotak dari dalam, kemudian berjalan kembali.

Celine melihat Glen meletakkan kotak itu di depannya.

Dia mengedipkan matanya, logo yang tercetak di kotak itu sama dengan merek ponsel Glen.

"Hadiah untukmu."

Mata Celine berbinar, "Saya tidak berani menerimanya."

"Ponselmu telah aku buang, ponsel ini untuk kamu gunakan ," kata Glen, "Nomor ponselku yang pertama. Kedepannya, jika aku meneleponmu kamu tidak boleh tidak mengangkatnya, dan tidak boleh tidak membalas SMS dariku, ketika aku memanggilmu untuk datang kapan pun dan dimana pun itu kamu harus datang, mengerti? "

Celine mengangguk.

Novel Terkait

Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu