Antara Dendam Dan Cinta - Bab 194 Aku Tidak Sedih

Celine menggulingkan badan, pinggang dan kakinya terasa sakit membuatnya merintih .

Glen menatapnya, siku tangannya menekan tubuh Celine, dia memperlihatkan tabletnya kepada Celine.

“Nama ini bagaimana?”

Celine melihat tablet itu, 2 kata itu bercetak tebal: Agnes Huo.

Matanya yang berbulu lentik itu bersinar-sinar melihat tulisan itu, dia memiringkan kepala, “Sangat indah.”

Bibir Glen mengeluarkan sedikit senyuman, “Aku yang buat, bagaimana mungkin tidak indah.”

Celine tidak tahu untuk apa Glen membuat nama itu, dia juga tidak menanyakannya.

Jika ingin bertahan lama tinggal di sisi Glen, maka syarat yang pertama adalah patuh dan sedikit bicara.

Biarpun dia penasaran, dia juga tidak mungkin langsung menanyakannya.

Glen sudah menemani Celine seharian di kuil, saat hari menjelang malam, datanglah tamu tidak diundang.

Celine membantu Glen mencuci celana dalam yang dipakainya, dia melihat didalam ruangan menambah 1 orang.

Ternyata Arthur.

Dia sudah setengah tahun tidak bertemu Arthur.

Anak ini bertambah tinggi dan kelihatannya bertambah gemuk.

Celine bertanya padanya kalau Arthur diantar kemana, tidak ada orang yang menjawabnya, dia pun tidak bertanya lagi.

“Tuan Muda.” sapa Celine sambil tersenyum.

Arthur berbalik badan dan melihat Celine dengan tatapan yang dingin seperti tidak mengenalinya.

Dia terus melihat ke arah Glen, “Ayah, nenek bilang besok aku dan ayah pulang bersama, sekarang bisa tinggal disini 1 malam lagi.”

“Baiklah.”

Glen mulai menyayangi anak laki-laki ini, bukan karena keberadaan Chatrine, tetapi karena tingkahnya yang menggemaskan, Glen menyuruh Lukas pergi ke sebelah kamarnya untuk mempersiapkan 1 kamar tidur lagi.

“Guru Liena juga akan datang, kita harus menyiapkan 2 kamar lagi.” ucap Arthur sambil mengulurkan 2 jarinya.

Arthur beberapa waktu ini tidak tinggal di rumah, karena situasi di rumah keluarga Glen terlalu kacau, dan itu tidak bagus untuk pertumbuhan anak kecil, sehingga Arthur diantar ke luar negeri, beberapa waktu ini di luar negeri sedang membuka pengajaran secara publik, Guru Liena yang selalu menemaninya dan dia hampir bertanggungjawab sebagai baby sitter dan guru lesnya.

Lukas melihat ke arah Glen.

Masalah Celine bersembunyi disini masih tetap menjadi rahasia.

Arthur masih boleh melihat Celine karena dia masih kecil, tetapi kalau Guru Liena…….

Glen berkata kepada Lukas: “Kalau begitu kamu pergi tanya kepada pemilik rumah untuk menyewa halaman yang lain, aku malam ini juga kesana.”

Lukas segera menjalankan tugasnya dan pergi meninggalkan ruangan.

Arthur juga sudah lama tidak bertemu Glen, dia begitu lengket dengan Glen hingga terus mengajaknya bicara dan memperlihatkan kepadanya huruf yang dia tulis.

“Ayah, aku sedikit lapar, kita makan yuk.”

Glen tersenyum, “Baiklah, aku panggil orang untuk mengantarkan makanan kemari.”

Celine berbalik badan untuk melayaninya, justru terdengar suara dari belakang badannya.

“Ayah,” Arthur menarik tangan Glen, “Guru Liena sudah datang, dia juga belum makan, kita pergi ke halaman depan ya.”

Glen berdiri, “Baiklah, Ayah akan menemanimu, ayo pergi.”

Celine ditinggalkan sendirian di kamar.

Dia berdiri di pintu, melihat pria dan anaknya pergi meninggalkan halaman, halaman itu ditutup kembali.

Bunga berjalan mendekatinya, “Nona jangan sedih.”

Bunga tinggal di kuil sejak hari pertama Celine tinggal, saat di depan pintu dia melihat di luar ada seorang anak kecil pengemis sedang menangis, umurnya baru 15 tahun, anak yang sangat malang, Celine memohon kepada Lukas untuk mengijinkan anak itu ikut bersamanya.

Setelah Glen tahu, dia juga menyetujui keberadaannya.

Celine tersenyum, “Aku tidak sedih.”

“Nona kenapa bisa tidak sedih, mereka semuanya pergi, nona makan malam sendirian, hmm,” ucap Bunga didalam hatinya merasa tidak adil, “Begitu tidak dianggap.”

“Bukannya masih ada kamu yang menemaniku.”

Bunga tersipu malu menggarukkan kepala, “Hehe, kalau begitu aku temani nona makan.”

Celine hanya makan malam 2x suapan, dia langsung bilang tidak selera makan, lalu dia kembali ke kamar.

Bunga berbisik: “Masih bilang tidak sedih, makanan pun sampai tidak dimakan.”

Glen baru kembali jam 12 malam, lampu pun sudah redup.

Bunga masih belum tidur demi mengejek Glen.

“Nona hanya makan malam 2x suapan, dia bilang tidak selera makan.”

Glen menganggukkan kepala, “Baiklah, aku mengerti.”

Dia membuka pintu lalu berjalan masuk.

Didalam kamar tidak diberikan lampu, yang ada hanya cahaya yang terpantul dari luar jendela, barulah bisa melihat sosok seseorang yang tertutup oleh selimut.

Dia berjalan mendekat, membuka selimutnya, lalu mendekatinya lebih dekat lagi, “Sudah tidur?”

Celine tidak bicara apapun.

Tangan Glen masuk kedalam selimut, tangannya yang dingin itu memegang dada Celine.

“Dingin…….”

Celine saat itu juga luluh, Glen menatapnya, “Aku lihat kamu masih berpura-pura?”

Celine dengan lembut berada di pelukan Glen tanpa bicara apapun.

Glen memegang perutnya yang rata, “Tidak lapar? si anak kecil itu bilang kamu hanya makan 2x suapan.”

“Tidak lapar.”

“Serius tidak lapar?”

Glen menepuk bahu Celine dan menatapnya.

Celine masih saja seperti keras kepala, “Tidak lapar.”

Glen langsung menarik wanita itu kedalam pelukannya, “Tetapi aku lapar, kamu suapi aku makan dulu ya?”

Celine membuka mulutnya, namun perkataan selanjutnya sudah ditelan kedalam mulutnya.

Saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam lebih.

Glen mendengar bunyi perut Celine yang keroncongan.

“Bangunlah, makan sedikit makanan.”

Celine malas bangun dari kasur, “Tidak bangun, ya tidak bangun.”

“Kamu ini begitu membangkang,” wajah Glen terlihat sedang menegurnya, dia mengenakan baju lalu keluar menyuruh orang menyiapkan makanan.

Bunga sudah memanaskan makanan itu menggunakan microwave beberapa kali, mendengar perintah Glen, dia saat itu tersenyum dan segera menyajikan makanan, makanan pun tersaji di atas kasur, sebelum pergi dia menatap Celine.

Semangkuk bubur yang dibubuhi sayur, daging dan telur, juga sepiring sayur yang dibubuhi seafood.

Glen berjalan mendekat, dia mengambil semangkuk bubur itu, tangan kanannya mengambil 1 sendok sup bubur dan meniupnya, “Ini makanlah sedikit.”

Celine memalingkan wajahnya, dia tidak mau melihat Glen.

Glen saat kemarin malam bangun, pagi hari ini dia datang kembali, sekarang sudah puas, suasana hatinya juga sulit untuk perhitungan dengannya, dia langsung menggunakan selimut menutupi tubuhnya dan menyuruhnya duduk bersandar di atas kasur, dia mengambil 1 demi 1 sendok sup bubur untuk menyuapinya.

Jika Celine sampai sekarang masih belum membuka mulutnya, maka jangan salahkan dia kalau dia bermain tangan.

Novel Terkait

Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu