Antara Dendam Dan Cinta - Bab 8 Terjadi Masalah Pada Masalah Besar Itu

Pecahan-pecahan gelas kaca, dibawah sinar lampu gantung, kembali memantulkan sebuah sinar yang menusuk.

Di dalam ruang tamu telah kosong melompong.

Di jalanan sangat berantakan, rok wanita, bra, kemeja pria, ikat pinggang......

Berkelok-belok hingga menuju pintu sebuah ruangan.

Kedua tangan Chatrine memegang dada lelaki yang berotot itu, matanya memancarkan sinar yang sangat bersemangat.

Seluruh tubuhnya mengeluarkan keringat yang sangat banyak untuk menampilkan sosok dirinya sendiri yang sangat mengesankan dan menarik, sebuah tangannya yang lembut tanpa tulang telah menurunkan ritsleting celana pria itu, kemudian menurunkan hingga bawah....

Akan tetapi detik berikutnya, tubuhnya terdorong hingga ke pintu oleh sesosok tubuh yang sangat berat.

Dia kesakitan hingga berteriak.

Lelaki itu berdiri di hadapannya, ritsleting telah terbuka.

Akan tetapi, dia tidak ada reaksi apapun.

Tidak memegang alat kemaluannya, bahkan saat baru saja jari tangan Chatrine tidak sengaja menyentuhnya, ternyata masih tetap saja lemas.

Baru saja ciuman bibir mereka yang sangat ganas, jelas-jelas telah membangkitkan gairah!

Chatrine dari belakang memeluk tubuh Glen.

“Arthur berada di gedung utama sana..... saat ini hanya ada kita berdua saja.”

Setengah badannya yang atas telah benar-benar telanjang, kedua tangannya mulai meraba dada Glen.

“Glen, kita coba sekali lagi, oke?”

Dia berputar hingga berada dihadapan Glen, matanya yang bersinar menatap Glen, dengan bibir yang sangat basah dia mencium dagu Glen, “Aku menggunakan mulutku untuk membantumu sekali lagi, oke?”

Glen tetap saja berdiri di tempat awal, melihat seorang wanita yang sangat perlahan berlutut di hadapannya, tatapan matanya tidak bergerak sedikitpun.

Tidak ada seorang pun yang dapat menebak saat ini apa yang sedang dipikirkannya.

Krekkk....

Saat ritsletingnya dibuka oleh perempuan itu, Glen mengangkat kakinya dan melewati kepalanya.

“Kamu lelah, cepatlah istirahat!”

Glen membuka pintu dan keluar.

Chatrine duduk di lantai, tubuhnya miring ke salah satu arah.

Dia menggertakan gigi, dan tangannya mengepal.

Siapa yang dapat menyangka, menikah telah 3 bulan lamanya, akan tetapi suaminya tetap saja bersikap dingin dengannya.

Meskipun dia membiarkan dirinya untuk dinikahi oleh Glen, akan tetapi setiap sampai pada saat yang paling penting, Glen malah......

Dia benar-benar tidak terima.

Dia menikah bukan hanya untuk memiliki status sebagai istri!

Dia harus memiliki sebuah akal.

............

Glen kembali menuju kamarnya.

Dia melepaskan seluruh pakaiannya dan masuk ke dalam kamar mandi.

Dia berdiri di bawah shower, air dari shower jatuh tepat di kepalanya, melewati tubuhnya yang tinngi dan kurus.

Dalam otaknya, dia teringat kejadian saat malam hari pada 3 tahun yang lalu.....

Saat itu adalah hari ulang tahunnya.

Felicia menjadikan dirinya sendiri sebagai kado ulang tahunnya, dan mengirimkannya berada di atas ranjang Glen.

Dalam kegelapan, kulitnya yang terasa halus dan kencang, membuatnya merasakan kegembiraan yang teramat dalam, yaitu menyatunya jiwa dan dagingnya.

Dia bukanlah orang yang tidak pernah mencicipi wanita.

Itu semua adalah karena masalah keuangan, hanya sekali itu saja, yang bisa membuatnya merasakan kesenangan yang tidak terkira.

Dia tau bahwa ini adalah pertama kalinya untuk Felicia, akan tetapi dia tidak mau melepaskannya, semalaman dia minta beberapa kali.

Karena kejadian saat itu, dia setelah mencoba, masih ingin mencobanya lagi, sehingga tidak peduli bagaimana bentuk tubuh wanita lain, dia tetap saja tidak ada reaksi apapun.

Meskipun saat pemanasan sangatlah menggairahkan.

Hanya saat di malam hari yang sepi, otaknya baru bisa teringat kejadian itu.....

Dia menutup matanya, membiarkan air mengalir melewati pipinya, gerakan di tangannya semakin cepat, dan pada saat detik terakhir mengeluarkannya, mulutnya dengan terengah-engah mengeluarkan suara.

Felicia...

Teringat akan Felicia, kebencian terhadap penyebab kematian Felicia yaitu Celine semakin mendalam hingga masuk ke dalam tulang sumsumnya.

Apabila bukan Celine, Felicia tidak akan meninggal.

Celine.

Dia menggigit nama ini, seakan-akan ingin membuatnya menjadi mayat yang berkeping-keping.

Setelah beberapa menit, dia keluar dari kamar mandi.

Dia kembali berpakaian dengan rapi, memperlihatkan seorang pria yang sikapnya sangat dingin.

Sikapnya yang tergila-gila seperti barusan, seorang lelaki yang hanya teringat kejadian menggairahkan malam itu baru bisa melepaskannya, saat ini sudah tidak ada lagi.

Glen berjalan hingga sebelah rak beer, dia mengambil sebotol wine dari dalam, dan menuangkannya ke dalam gelas, warna merah itu seperti merahnya darah.

Pembantu dari luar pintu berkata padanya, “Tuan, Tante Selvie telah datang, sudah saatnya makan malam.”

Tante Selvie adalah seorang wanita tua yang berada sisi ibu Glen, meskipun Glen, akan tetapi dia juga harus memiliki suatu sikap hormat terhadapnya.

“Aku tau."

...................

Rumah Glen sangat besar dan merupakan gedung utama.

Chatrine menggandeng lengan Glen berjalan masuk, dari jauh terlihat ibu Glen sedang bercanda dengan seorang anak laki-laki berumur 2-3 tahun.

Anak laki-laki itu seperti sebuah patung yang cantik, seperti sebuah boneka yang sangat menggemaskan.

“Arthur, kamu lihat ini, apa ini?” Sebuah kesabaran yang sulit didapat dari ibu Glen, kini dia membalikkan kartu belajar yang ada di atas sofa selembar demi selembar.

Akan tetapi anak laki-laki itu, matanya yang lincah melihat ke arah kanan dan kiri, bibirnya bergerak, dan mengeluarkan suara “wow”.

Ibu Glen menghelakan nafas, kemudian meletakkan kartu berada di samping, “Selvie, bawa Arthur pergi.”

Tante Selvie menggendong Arthur sembari berkata, “Kemari, tuan kecil.”

Arthur mengulurkan tangannya dan memeluk leher Tante Selvie.

Chatrine mengulurkan tangannya, “Sini, biarkan aku menggendongnya.”

Uluran tangannya belum sampai, Arthur telah menangis tersedu-sedu.

Tante Selvie tertawa, “Nyonya muda, anda tidak pernah merawat seorang anak. Biarkan saya saja yang menyuapinya.”

Wajah Chatrine penuh dengan senyuman, akan tetapi dalam hatinya penuh dengan kebencian terhadap Arthur, hingga ingin memarahi habis-habisan anak liar itu.

Sedikitpun tidak ada kemajuan!

Sangat-sangat bodoh!

Dalam hatinya dia memaki anak liar itu, yang ternyata cinta dan kasih sayang keluarga Glen berada di dalam genggaman tangan anak bandel itu.

Ibu Glen berbicara, “Setelah melewati tahun baru, Arthur telah berusia 3 tahun, juga sudah seharusnya mencari guru pembimbing untuk membimbingnya.”

Glen menganggukkan kepalanya, “Ya, aku akan mengurusnya.”

“Aku sudah menyuruh Selvie mencari, masalah ini kalian tidak perlu khawatir.” Ibu Glen pindah dan duduk di samping meja makan, “Panggil kakek untuk turun.”

Seketika handphone Glen berdering.

Dia melihat layar handphone, kemudian mengangkat telepon.

“Tuan Glen, terjadi masalah pada masalah yang besar.”

Glen mengangkat alisnya, “Kenapa?”

“Celine yang terkurung dalam penjara itu.... melarikan diri.”

Novel Terkait

Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu