Antara Dendam Dan Cinta - Bab 123 Bintang Kesialan

"Bushhh——"

Wajah Celine disemprot dengan air.

Jeffry melihat ke arah Celine, dan meminum seteguk air lagi. Baru saja ingin menyemprotkannya keluar, Celine menangkap lengan baju Jeffry, memanggilnya dengan suara lemah:"Jeffry......"

Celine pelan-pelan membuka matanya.

Pandangannya jatuh pada orang-orang di sekitarnya. memandang Jeffry, Nyonya Ning, Tuan Ning dan seorang pembantu wanita.

Nyonya Ning saat ini sedikit gemetar.

Rasa takut dari alam bawah sadar ini, membuat Ranti juga gemetar.

Dalam hati Nyonya Ning sedikit takut, takut wanita ini mengatakan sesuatu keluar.

Celine mengedipkan matanya, duduk, mengangkat lengan baju dan mengelap wajah sendiri,"Aku, aku kenapa?"

Nyonya Ning lega.

Ranti juga sangat pintar, berkata dengan terburu-buru:"Tadi Nyonya kami berkata ingin memberikan sedikit cemilan, tapi siapa tahu kamu membawanya dengan tidak stabil, lalu terjatuh, kepala juga terbentur di dinding."

Jeffry mengangkat alisnya, "Mengapa Nyonya Ning juga pusing?"

Nyonya Ning memegang dahinya,"Aku membuat takut anak ini, kamu lihat luka di dahinya, dokter! Sini, bungkus luka gadis ini. Kamu adalah seorang gadis, jangan biarkan ada bekas luka di wajahmu."

Pandangan Celine sedikit kebingungan, dan berkali-kali melihat orang di dalam ruang tamu, menggerakan bibirnya, beberapa kali tetapi ia tidak tahu harus mengatakan apa. Ia pun langsung duduk di sofa dan terserah dokter bagaimana mengobati luka di dahinya.

Nyonya Ning melihat pandangan mata Celine sangat berantakan.

Tadi itu semua, hanya seperti sebuah mimpi.

Mimpi buruk.

Lalu, saat ini respon Ranti mengatakan, itu adalah nyata.

Gadis yang di depan matanya, tiba-tiba menggantikan anak gadis keduanya.

Tetapi dia juga mengetahui sebuah rahasia.

Di tahun itu, Celine mengingat.

Tidak disangka ia selalu mengingatnya.

Karena terjadi hal ini, selera makan Nyonya Ning tidak baik, ia hanya makan sedikit makanan, ia menyuruh Ranti membawanya ke lantai atas.

Dia menyuruh Ranti ke kamarnya sendiri,"Ranti, biasanya bagaimana aku terhadapmu?"

Ranti segera menganggukkan kepala,"Nyonya selalu baik terhadapku."

"Yang kamu lakukan tadi sangat bagus, aku akan memberimu penghargaan,"kata Nyonya Ning,"Apakah kamu besok mau pulang menjenguk ayahmu di rumah tua? Suruh pengurus rumah untuk menyiapkan sebuah hadiah, kamu juga jarang pulang, kali ini pulang, juga harus pergi dengan bermartabat."

Ranti hatinya senang,"Terima kasih Nyonya!"

Jeffry meminjam alasan ada urusan di rumah, setelah makan, ia pun pergi meninggalkan. Tuan Ning mengantarkan Jeffry, lalu naik ke lantai atas.

Dia mendorong pintu kamar tempat tinggalnya, melihat istri yang sedang bersandar di ranjang, berjalan kemari,"Kamu tadi itu kenapa?"

Tadi perkataan Ranti pasti adalah palsu.

Nyonya Ning tahu dia tidak bisa menipu mata suaminya, tetapi juga tidak ingin memberitahu kejadian sebelumnya dengan Celine, jika tidak, kejadian lama akan terulang kembali, sampai saatnya hal yang harus ditutupi akan banyak.

Dia mengeluh, tiba-tiba menangis.

"Kamu kenapa?" Tuan Ning tidak bisa berbuat apa-apa pada istri yang tiba-tiba menangis.

"Aku,,,,,, tadi Ranti membohongimu, dia mau tidak mau harus mengatakannya."

"Sebenarnya kenapa?!"

Tuan Ning hatinya menjadi berantakan karena tangisan Nyonya Ning.

"Celine telah meninggal."

Tangan Tuan Ning yang memegang bahu Nyonya Ning, dan terdiam kaku,

"Apa? Siapa yang meninggal?"

Suara serak Tuan Ning sedikit gemetar, sepertinya tidak bisa dipercaya, suaranya meningkat mendadak,"Katakan dengan jelas! Siapa yang sebenarnya telah meninggal!"

"Celine! Celine meninggal! Tadi bukannya Jeffry berkata Celine kabur dari penjara! Dia sudah ditemukan, lalu ditembak mati oleh penjara!"

Nyonya Ning mengatakannya dalam sehela nafas, dan melihat Ayah Celine yang bergetar sekujur tubuh.

"Tidak mungkin......"

Nyonya Ning menganggukkan kepala,"Itu benar, apakah mungkin aku menipumu? Tadi pembantu wanita itu yang memberitahuku."

Tuan Ning tiba-tiba menutup matanya.

Di sudut matanya mengalirkan air mata.

Dia tadi masih berbicara dengan Jeffry, dan menunggu Celine keluar dari penjara. Dia sebagai ayah, harus mendidiknya dengan baik, agar anak putri kedua ini bisa dengan damai melalui kehidupannya, tetapi sekarang, begitu......

Nyonya Ning melihat suaminya menangis, hatinya sakit, dan mengelap air matanya.

"Celine adalah seorang bintang kesialan, ia juga menyusahkan Felicia. Sekarang dia sendiri telah mati, sungguh seorang bintang kesialan.

"Diam!"

Teriakan marah oleh Tuan Ning menghentikan pembicaraan Nyonya Ning.

"Orangnya sudah pergi, untuk apa kamu mengatakan ini lagi?"

Wajah Tuan Ning penuh dengan air mata, rasanya seperti berubah menjadi tua dalam sekejap.

Celine berdiri di depan pintu.

Dia berdiri dengan tenang, mendengar percakapan di dalam ruangan, Rambut di depan dahinya menutupi perasaannya saat itu.

Pembantu rumah datang,"Apa yang sedang kamu lakukan di sini/"

Celine berkata:"Jeffry berkata bahwa kunci mobilnya ketinggalan di meja, aku kembali untuk mengambilnya."

Suara bicaranya membuat ayah Ning terdengar.

Tuan Ning segera membuka pintu dan keluar dan melihat orang yang berdiri di depan pintu adalah Celine.

Pandangannya langsung berbeda drastis, dan sedikit gemetar.

Ini......

Gadis ini, sangat mirip dengan anak gadis keduanya yang telah meninggal.

Celine mengamati Tuan Ning.

Sejak kecil ia selalu diperlakukan kasar oleh ibunya, tetapi ayah memperlakukannya sama tanpa membedakan apapun.

Dia tidak lebih unggul dari Felicia, tetapi ayahnya tetap sayang dan perhatian dengannya, dan bisa memeluknya, membacakan cerita.

Dia melihat air mata berlinang pada wajah Tuan Ning, wajah yang kelihatan bertambah tua, dia tersentak maju dan mengambil dua langkah ke depan, mengepalkan tinjunya, barulah menelan kata ayah yang sudah hampir keluar dari mulutnya.

Dia menundukkan kepala dan dahi, "Tuan Ning."

Kalimat ini, menarik kembali pikiran Tuan Ning.

Tuan Ning mengelap wajahnya, barulah teringat barusan melototinya adalah sikap yang salah. Dia tertawa, dan berkata dengan tenang:"Nak, apakah kunci mobilmu sudah ketemu?"

Celine mengangguk kepala, dan menunjukkan kunci mobil di tangannya.

"Ayo jalan, aku antar kamu keluar."

Tuan Ning mengantarkan Celine keluar.

Tuan Ning berkata:"Apakah kamu adalah pembantu di keluarga Jeffry?"

Celine menjawab:"Iya, benar."

Pikiran Tuan Ning sangat berantakan, ia juga tidak ingin melanjutkan pembicaraan barusan. "Kamu masih begitu kecil, dimana orangtuamu?"

"Ketika aku berumur 19 tahun, orangtuaku telah meninggal."

Tuan Ning merasa belas kasih pada Celine, "Kamu sangat mirip dengan anak gadis keduaku, anak gadis keduaku...... Huh, tidak usah mengungkitnya, kamu di Keluarga Jeffry, jika ada butuh bantuan boleh memberitahuku."

"Terima kasih, Anda telalu sungkan."

Celine sedikit menganggukkan kepala, ia memutar badan dan berjalan ke arah mobil Jeffry.

Jeffry bersandar di badan mobil, memeluk lengannya. Celine yang mulai berjalan mendekatinya, terdapat senyuman yang tidak jelas, lalu mengangkat telapak tangannya.

Novel Terkait

The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu