Antara Dendam Dan Cinta - Bab 319 Buang Obatnya

Celine Ning tidak banyak bicara, "Lututku sedikit sakit, aku perlu kembali untuk mengoleskan obat, Asisten Lukas, aku pergi dulu."

"Aku telah menunda Anda, Anda harus segera pergi untuk mengobatinya."

Lukas menyaksikan Celine Ning pergi dan dia menjilat bibirnya.

Tidak heran orang dahulu mengatakan mulutmu harimaumu.

Orang-orang di ujung piramida, memang sangat sulit ditebak, emosinya tidak stabil, jadi harus selalu berhati-hati setiap saat untuk mencegah melakukan sesuatu hal yang salah.

Sebuah pemikiran muncul di kepalanya, dia menepuk kepalanya, dan teringat dokumen penting di tangannya, lalu dia bergegas naik ke lantai atas dan langsung menuju ke ruang kerja.

Di ruang kerja, Glen mengerutkan alisnya.

"Presdir, ada dokumen penting dari kantor pusat."

"Bawa ke sini."

Glen terlihat jelas tidak beristirahat dengan baik semalam, ada bayangan gelap di bawah matanya, di atas meja di depannya, asbak rokok di penuhi dengan abu rokok.

Lukas berdiri di samping dan menatap Glen, dia menjilat bibirnya, "Itu ... Presdir, ketika aku baru saja datang, aku kebetulan melihat Nyonya muda kedua datang."

"Iya."

Glen hanya mengangkat alisnya sedikit ke atas, kelopak matanya tidak berkedip, dia membalik dokumen di tangannya dengan ringan.

Ketika Lukas melihat ekspresi Glen yang seperti ini, dia tidak banyak bicara.

Bagaimanapun, hal semacam ini, jangan diperpanjang.

Tetapi dia tiba-tiba menyadari bahwa kecepatan Glen membaca menjadi 3 kali lebih lambat dari biasanya.

Awalnya, dokumen seperti itu, dengan kecepatan Glen membaca, dia dapat selesai membacanya dalam satu menit, kemudian menggarisi beberapa detail yang harus diperhatikan dalam dokumen ini.

Tetapi sekarang, 10 menit telah berlalu, Glen baru menggaris beberapa poin penting dan memberikannya kepada Lukas.

"Bawa kembali dan tunjukkan ke Departemen hukum."

"Oke."

Lukas mengambil dokumennya, begitu dia hendak berbalik, dia mendengar Glen bertanya di belakangnya.

"Bagaimana keadaannya?"

Lukas berbalik, dan berkata dengan hormat: "Kelihatannya tidak terlalu baik, dia mengatakan ingin kembali ke kamar dan mengolesi obat."

"Mengolesi obat?"

Setelah mendengar dua kata ini, api kemarahan muncul di hati Glen, dan matanya penuh dengan kabut.

Obat ini pasti mau diminta dari Leon lagi?

Ketika dia tidak di rumah, dia berani berselingkuh dengan orang lain secara terang-terangan.

Harus diketahui, ketika dia berdiri di aula leluhur tadi malam, ketika dia melihat wanita yang meringkuk di selimut dan tertidur, dia sangat ingin menggali wanita itu langsung keluar dari selimut, mencekik lehernya dan menanyainya.

Tetapi dia menahan kegegabahannya itu.

Sekarang, dia benar-benar menyesalinya.

Pada saat itu, itu tidak kambuh, tetapi sekarang api kemarahan yang ia tahan tidak bisa dilampiaskan.

Lukas awalnya menunggu instruksi Glen, siapa sangka presdir emosinya tidak jelas, "Kamu pergi dan buang obat wanita itu."

Lukas: "..."

Dia bahkan tidak membiarkannya mengoles obat?

Lukas berdiri diam di tempat, dan Glen menatapnya dengan wajah yang cemberut, "Kamu belum mau pergi!"

"Iya."

…………

Celine Ning tidak tahu apa-apa tentang itu.

Dia sengaja menghindari Leon dan pergi ke dokter keluarga lainnya untuk meminta salep untuk menghilangkan memarnya.

Bunga sudah mengoleskannya sendiri dan datang untuk membantu Celine Ning.

Pada saat ini, terdengar suata ketukan pintu dari luar.

Bunga meletakkan salepnya ke samping dan pergi untuk membuka pintu, "Siapa itu?"

Tidak ada suara di luar pintu.

Bunga membuka pintu dan tidak ada orang di pintu.

Dia melihat ke bawah lagi, dia melihat sesosok kecil berdiri di pintu.

"Tuan muda kecil?"

Arthur berdiri di pintu dengan ekspresi malu.

Dia meletakkan tangannya di belakang dan melihat ke dalam, "Apakah bibi di dalam?"

"Iya, ternyata kamu mencari Nona." Bunga berteriak di dalam, "Nona, Tuan muda kecil datang mencarimu."

Celine Ning tiba-tiba merasa gembira.

Dia benar-benar merasa gembira.

Tidak disangka, anak kecil ini akan datang untuk mencarinya.

"Apakah itu Arthur? Ayo masuk."

Celine Ning meletakkan roknya ke bawah dan menutupi lututnya.

Arthur dibawa masuk oleh Bunga.

Bola mata hitamnya berputar, dia melirik Celine Ning, dan bergegas mendekatinya, dia menyerahkan salep kepada Celine Ning, lalu berbalik dan pergi dengan cepat.

Celine Ning kaget.

Dia belum keburu merespos, sebuah botol kaca kecil sudah di tangannya.

Anak itu sudah berlari ke pintu, dia menoleh ke Celine Ning dan berkata: "Ini sangat berguna, setelah digosok hingga panas oleskan di lutut, aku dulu pernah menggunakannya."

Setelah selesai mengatakan kalimat ini, Arthur pergi dan menghilang.

Celine Ning memegang botol kaca di tangannya dan merasakan suhu hangat telapak tangan anak itu masih ada di luar botol itu.

Dia pasti telah memegangnya untuk waktu yang lama.

Apalagi botol minyak safflower ini bukan barang baru, melainkan sudah dipakai setengahnya.

Celine Ning tidak bisa menahan diri untuk tersenyum.

Arthur sebenarnya sangat imut.

Tampaknya membiarkan seorang guru seperti Ariana Su datang setiap hari untuk mengajarinya adalah hal yang paling benar yang di lakukan oleh Glen.

Celine Ning menuangkan minyak safflower ke telapak tangannya, menggosoknya hingga hangat, dan menggosok lututnya.

Aroma minyak safflower yang menyengat memenuhi ruangan.

Toktoktok.

Pintunya diketuk lagi.

Bunga berjalan ke sana dan membuka pintu, "Tuan muda kecil, Nona sudah ..."

Yang berdiri di luar kali ini bukan Arthur, melainkan Lukas.

Celine Ning mengerjapkan matanya dan melihat ke Lukas.

Lukas juga mencium bau menyengat di ruangan itu.

"Itu ... Aku ke sini untuk menyampaikan perkataan Tuan muda."

"Apa yang Tuan muda katakan?"

"Kata presdir, buang semua salep itu."

Bunga: "..."

Celine Ning: "..."

Apa-apaan ini?

Bunga berkata: "Lutut Nona sudah memar, dia sudah dihukum berlutut, sekarang bahkan dia tidak diizinkan untuk mengoleskan obat?"

Lukas menggelengkan kepalanya, "Aku hanya melaksanakan perintah presdir, mengenai alasan spesifiknya, lebih baik Nyonya muda kedua tanyakan kepada presdir secara pribadi?"

Celine Ning sudah menggunakan minyak safflower di kakinya, dia memutar tutup minyak safflower dan meletakkannya di samping.

"Jika dibuang, itu terlalu tidak berperasaan, dan itu terlalu mubazir, sekarang berapa banyak orang yang tidak mampu membeli obat." Ujar Celine Ning, "Begini saja, kamu bantu aku beri tahu presdir, barangnya akan dikembalikan kepada pemiliknya."

Novel Terkait

Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu