Antara Dendam Dan Cinta - Bab 52 Dimana ada dia, disitulah penjara

“Oh tidak! dia mau jatuh!”

“Oh Tuhan”

Seorang ibu yang menggendong anaknya menutupi mata anaknya, takut anaknya akan melihat adegan berbahaya ini.

Kecepatan Calvin sama seperti singa, dengan cepat menuju arahku, menggenggam tangan Celine dengan erat, “ berikan tanganmu satu lagi untukku.”

Celine merasa keseimbangan tubuhnya menghilang, sebuah batu yang jatuh dari atas teras, tidak terdengar sedikit pun olehnya.

Kepalanya sedikit pusing.

Dia terpikirkan kejadian tiga tahun yang lalu dimana Felicia melompat.

Felicia sungguh berani, dapat memilih cara bunuh diri yang menyedihkan seperti ini?

Calvin melihat Celine tidak menjawab pertanyaannya, sepasang matanya telah kehilangan konsentrasi, dengan kekuatan tangannya, menjepit tangannya di bawah ketiak Celine, segera menarik perempuan itu.

Kedua kaki Celine dengan lemah menginjak lantai, berjalan dengan sempoyongan, segera menjatuhkan dirinya ke atas badan Calvin.

Calvin memeluk pinggangnya.

Dengan dekat dia memandang bola mata Celine yang jernih dan bersih, bola mata hitam dan putih, dapat dengan jelas membedakan hitam putih, seperti hitam putihnya dunia.

Dia berkata: “ demi dirimu.”

Celine tercengang sejenak, “apa?”

Calvin berkata: “ hidup bukan untuk menderita, tetapi untuk dirimu sendiri.”

Celine terdiam memandang Calvin.

Demi diri sendiri……

Glen meminta orang untuk mendorong kursi roda, dan melihat pemandangan seperti ini.

Bulu matanya menghitam seketika, “Cherry.”

Celine menyadarkan dirinya, segera bangun dari lantai.

Celine berbalik badan dan mengucapkan terima kasih kepada Calvin, dengan terburu – buru mengikuti Glen turun ke lantai bawah.

Berdiri di depan lift, Celine dapat merasakan hawa dingin dari tubuh Glen, hatinya merasa deg – degan.

Sepertinya kali ini masalahnya terlalu besar.

Jika Glen karena masalah ini, tidak hanya merasa bersalah, bahkan merasa dirinya tidak tahu diuntung, maka dirinya benar – benar melakukan kesalahan.

Celine mengikuti Glen kembali ke kamar pasien, bersama dengan perawat membantu Glen naik ke atas ranjang, setelah perawat keluar, hanya tinggal dirinya sendiri.

Glen menatap Celine dengan dingin.

Celine berdiri di tengah kamar pasien, menundukkan kepala.

Dengan poninya yang dapat menutupi dahinya, masih dapat terlihat kain kasa di dahinya.

Glen tertawa sinis berkata: “ sungguh kamu masih memiliki temperamen yang buruk, aku hanya memukulmu ringan, kamu tidak bisa berpikiran terbuka dan ingin bunuh diri?”

Celine dengan segera berkata: “Tidak berani.”

“Tidak berani? Benarkah kamu tidak berani? jika tidak berani mengapa masih kamu lakukan!” suara Glen terdengar semakin dingin, “seharusnya kamu pergi mendengar, dengar bagaimana orang – orang membicarkan aku sebagai Tuan Glen yang kejam, setelah lumpuh aku melampiaskan emosiku kepada pembantu, setelah memukul orang hingga bunuh diri, yang tidak tahu akan mengira kamu mengalami ketidakadilan sebesar apa.”

Celine menundukkan kepalanya tidak berani bergerak.

Dia sudah memarahi dirinya dalam hati berkali – kali.

Buru - buru adalah Iblis. Iblis telah menelan alasannya dan membiarkan dia melakukan sesuatu seperti itu saja sekarang.

Glen melihat Celine menundukkan kepala tidak berani berbicara, hatinya tambah kacau, “aku bertanya kepadamu, apakah kamu merasakan ketidakadilan? ”

Celine menggelengkan kepala: “ Aku tidak merasa tidak adil”

Glen menghela napasnya, “kamu kesini.”

Celine merasa kaget, berjalan ke depan Glen, “Tuan muda.”

Glen mengulurkan tangannya yang panjang, mengangkat poni Celine, melihat kain kasa yang ada di dahinya, langsung mencabut lem yang tertempel di dahinya.

Celine sangat kaget, belum sempat bereaksi, Glen sudah mencabut kain kasa yang tertempel di dahinya.

Benar – benar sudah memukul dahinya, lukanya masih mengeluarkan darah.

Glen kembali menempelkan kain kasanya, “pergilah menelpon pengurus rumah Lin, minta dia mengutus pembantu yang lain untuk melayani.”

Celine terbata – bata, “ Tuan muda, apakah anda tidak akan memakai aku lagi? Hal ini aku benar –benar tidak disengaja, aku hanya ingin menghirup udara segar di teras, bukan ingin melompat…..”

“Tidak ingin melompat tapi hampir jatuh?”

“aku hanya terpleset.”

Wajah Glen meragukannya.

Terpleset?

Seketika dia terpikirkan Felicia.

Tiga tahun yang lalu, Felicia melompat ke bawah, apakah juga karena hilang keseimbangan lalu terpleset?

Tidak mungkin!

Dia melihat dengan matanya sendiri kalau Celine mendorong Felicia dari teras.

“keluar.”

Celine menganggukan kepala, keluar ruangan.

Glen benar – benar majikan yang paling sulit dilayani, cerah atau gelap tidak pasti, suasana hati yang tidak stabil.

Hanya saja…..

Celine memegang mukanya sendiri, dia dapat menebak apa yang membuat hati Glen merasa emosi.

……………..

Celine menelpon pengurus rumah Lin, pembantu baru yang diutus ternyata adalah Laura.

“Kenapa kamu?”

Laura sangat senang, “Kenapa tidak boleh! Apakah kamu senang berada dekat dengan tuan muda, aku tidak boleh datang?”

Celine mengulurkan lidahnya, “berada dekat dengannya, bukan berarti hal baik.”

Laura memutar bola matanya, “kalau bukan hal baik kenapa kamu harus selalu maju, sekarang kamu melihat aku menggantikan pekerjaanmu, kamu merasa tidak senang kan!”

Dia memandang kain kasa Celine, “pasti karena kamu melakukan kesalahan, makanya dihukum.”

Sebelum Celine pergi, dia memperingatinya sesuatu: “di bawah pimpinan tuan Glen, tidak hanya karena melakukan kesalahan baru dihukum.”

Laura mendengar perkataan itu cepatnya seperti kereta api, masih belum tersadar.

Apa yang kamu maksud tidak harus melakukan kesalahan baru dihukum? Berarti semua yang dikerjakan dengan baik juga akan dihukum?

Bagaimana mungkin? ! dia tidak percaya!

Sebelumnya Celine pulang ke rumah Glen, hanya merasa seperti sebuah penjara.

Tetapi kini setelah dia berjalan keluar dari rumah sakit, kembali ke rumah, hatinya merasa sangat gembira.

Kelihatannya, bukan rumah Glen adalah penjara.

Tetapi tempat dimana ada Glen, barulah disebut penjara.

Sudah setengah bulan Celine tidak tinggal di sini, membereskan barang, membawa selimutnya untuk dijemur di halaman belakang.

Dia mendengar suara yang sangat kecil dari arah depan, sepertinya nyonya muda Chatrine sedang mengantar seseorang.

Setelah Celine menjemur selimutnya, ia pun pergi.

Nyonya muda Chatrine melihat Celine, langsung memerintah: “ Celine, kamu pergi mengantar komandan.”

Komandan?

Celine melihat ke arah Calvin, rupanya dia adalah komandan.

Dia pun mengikuti nyonya muda Chatrine, mengubah panggilan Calvin menjadi komandan.

Ternyata Calvin baru saja kembali dari tempat ayah Glen, kebetulan ada sesuatu yang ingin ia berikan kepada nyonya muda Chatrine, sekalian mampir.

Chatrine berkata: “ cepat pulang, aku masih ada urusan denganmu.”

“baik.”

Celine tertinggal setengah langkah dari Calvin, hingga sampai ke depan parkiran rumah besar Glen.

“Terima kasih komandan Calvin karena telah menyelamatkanku di rumah sakit.”

Sebuah mobil tentara berwarna hitam parkir di jalanan kosong, Calvin membuka pintu mobil, memasukkan badannya mencari sebungkus rokok, mengambil satu batang dan menaruh ke mulutnya, menundukkan kepala dan melihat perempuan itu.

Novel Terkait

Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu