Antara Dendam Dan Cinta - Bab 140 Menyebabkan Mandul

Hati Seno mengerat.

Celine jelas-jelas adalah seorang gadis yang belum genap berusia 20 tahun. Saat Seno secara tidak sengaja melihat sinar matanya, ia merasa wanita itu adalah seorang wanita yang sudah mengarungi lautan hidup berulang kali.

Tapi Celine ternyata bisa menyembunyikan sorot mata itu dengan sangat baik. Seno hanya menyadarinya disaat wanita itu sedang lengah.

Seno dengan segera berjalan menghampiri dan melambaikan tangannya di depan mata Celine, “Bisa lihat tidak?”

Celine menengadah dan seulas senyum merekah. Pancaran sinar matanya seperti sinar matahari yang menghilangkan kesenduan dari sudut matanya, “Kak Seno, pengelihatanku sangat baik.”

Lihat, Celine sudah menjadi dirinya yang ceria.

Benak Seno pun berbicara. Selama ini, Celine selalu bisa menyembunyikan sorot mata yang sesungguhnya dengan sangat baik. Kalau begitu, Seno berharap supaya wanita itu bisa selamanya menyembunyikan semuanya. Jangan sampai orang lain mengetahuinya.

Cukup ia saja yang tahu apa isi hati Celine yang sesungguhnya.

Mata Seno memercikkan cahaya yang tidak ditangkap oleh orang lain dan berkata: “Ayo pulang. Nyonya muda Chatrine menyuruhku untuk mencarimu.”

Celine pun menjawab: “Baiklah.”

Celine memapah dirinya pada pohon pinus di belakangnya untuk berdiri. Pergelangan kakinya tiba-tiba saja menjadi sangat sakit, membuatnya tidak bisa melangkah ke depan.

Seno dengan sigap memapahnya,”Kakimu belum sembuh. Biar aku gendong saja.”

Belum juga Celine menolak, Seno sudah setengah berjongkok di depan Celine, “Naiklah.”

Celine yang memang merasa pergelangan kakinya sangat sakit pun naik ke atas punggung Seno tanpa berdebat.

“Terima kasih, Kak Seno.”

Seno menahan lutut Celine yang kecil dan menggendongnya, “Nanti setelah sampai, Nyonya muda pasti akan bertanya padamu. Kau harus berpikir baik-baik bagaimana cara menjawabnya. Jangan sampai ia tahu rahasiamu.”

Celine tiba-tiba tertawa, “Kak Seno, bukankah kau pengawal yang setia berada di samping nyonya muda? Kakak berani sekali untuk mencari masalah dengan atasan sendiri. Kalau sampai ketahuan kau berbicara seperti ini, lenganmu akan dihabisi.”

Suara perempuan yang cermat ini terdengar tepat di samping telinga Seno. Hawa hangat yang berhembus dari mulut Celine membuat telinga Seno pun menjadi hangat dan perlahan merona merah.

Seno tiba-tiba terpikir sesuatu, “Sepertinya suaramu sudah membaik.”

Celine tiba-tiba terdiam.

Benar juga.

Suaranya... Terdengar tidak terlalu serak seperti dulu. Sepertinya suaranya perlahan-lahan sudah kembali jernih seperti dulu.

Bagaimana ini bisa terjadi?

Suaranya memang rusak parah sewaktu ia dipenjara. Apakah suaranya perlahan-lahan kembali setelah berada di sini selama setengah tahun?

Tidak mungkin. Waktu itu semua dokter di penjara sudah berkata bahwa suaranya hanya bisa disembuhkan dan kembali seperti semula secara perlahan jika diobati dengan dokter dan obat tradisional China. Kalau ia terus-terusan berada di penjara, penyakitnya hanya akan memburuk.

Dokter pengobatan China...

Celine menautkan alisnya, di dalam benaknya tiba-tiba saja muncul sosok seseorang.

Apakah...

Seno menurunkan Celine ketika mereka berada kurang dari 100 meter dari pintu vila, “Untuk berjaga-jaga supaya tidak ketahuan nyonya muda, selanjutnya kau jalanlah sendiri.”

“Terima kasih, Kak seno.” Celine tersenyum sampai matanya pun melengkung.

Seno memberi Celine sebuah perasaan dimana pria itu terasa seperti seorang tetangga kakak laki-laki, membuatnya benar-benar merasa aman.

“Oh iya, tunggu dulu.”

Seno tiba-tiba saja memanggil Celine dan mengeluarkan sebungkus kertas dari saku kantongnya, “Aku membantu mencari tahu tentang obat ini. Kamu...”

Seno melihat sorot mata Celine yang berubah menjadi sedikit rumit dan ia pun menahan sejenak kata-kata yang berada diujung lidahnya.

Celine memiringkan kepalanya. Jangan-jangan obat ini benar-benar adalah racun yang membunuh perlahan?

Tepat pada saat itulah, Seno melanjutkan— “Ini adalah obat supaya tidak hamil. Kalau dikonsumsi dalam jangka waktu panjang, benar-benar akan membuat mandul.”

...

Sekembalinya ke vila, Nyonya muda Chatrine benar-benar menanyai Celine mengenai masalah yang terjadi di gedung utama.

Celine menceritakan semua yang dikatakan dan dimaksud oleh Fera. Tapi Celine tidak menceritakan kejadian saat ia diselamatkan oleh Glen.

Nyonya muda Chatrine melirik Celine dengan serius, “Kalau begitu kenapa tuan muda bisa sangat marah saat ia kembali?”

“Saya tidak tahu.” Celine menjawab sambil menundukkan kepalanya.

Nyonya muda Chatrine menatap Celine dan melihat wanita itu sudah tenggelam dalam pikirannya sendiri.

Dari awal, sebenarnya ia sudah tahu bahwa pelayan wanita ini tidak bisa sepenuhnya dipercaya.

Dari awal, ia membuat perjanjian dengan Celine adalah untuk membuat pelayan wanita itu memikat Leon. Dan ternyata hal ini sudah tercapai.

Kalau masalah ini sampai terbongkar, pasti akan langsung dikaitkan dengan kejadian keracunan beberapa bulan lalu dimana Celine membuat “kesaksian palsu”!

Leon adalah orang yang dimunculkan oleh ayah Glen. Kalau sampai ada yang mencari tahu, mungkin keadaannya akan terbalik menuju Celine. Dan kalau dilanjutkan, mungkin malah akan menyeret dirinya sendiri!

Nyonya muda Chatrine meraih salah satu cangkir teh dan pelan-pelan menyesapnya, “Cherry, kamu sudah datang di kediaman Glen selama setengah tahun lebih, bukan?”

“Benar.”

“Menurutmu, bagaimana sikapku terhadapmu?”

“Nyonya muda Chatrine sangat baik terhadapku. Di kehidupan berikutnya, aku masih akan berhutang budi.”

“Kalau begitu, aku harap kau akan melakukan pekerjaanmu dengan baik dan jangan berharap terlalu tinggi. Ingatlah kebaikanku.” ujar Nyonya muda Chatrine, “Jangan sampai kamu berbuat suatu kesalahan di belakangku yang memaksaku untuk turun tangan.”

“Saya mengerti.”

Nyonya muda Chatrine menatap Celine. Hatinya merasa terancam.

Biarpun Celine sudah memberikannya 100 kali tindakan yang tulus, ia masih tetap tidak akan bisa merasa tenang seutuhnya.

Jika ia ingin membuat seseorang yang sudah terlalu lama menyembunyikan rahasia tentangnya di dalam hati itu menutup mulunya, maka hanya ada satu cara yang bisa ia lakukan. Ia harus membungkam mulut orang itu selamanya.

...

Celine merasa sangat lelah saat keluar dari kamar Nyonya muda Chatrine.

Celine menatap pintu kamar Glen sekilas. Pintu itu tertutup dan tidak ada orang yang keluar.

Tidak hanya malam ini, namun sampai hari kedua. Celine merawat cidera pergelangan kakinya di kamar dan ia terlihat seperti tidak menunggu kehadiran Glen untuk menjenguknya.

Celine terpikir apakah ia telah melakukan sesuatu yang jahat?

Tapi Celine juga tidak merasa ia telah melakukan kesalahan apapun.

Celine merasa ada pergulatan di dalam hatinya. Karena Glen tidak datang mencarinya, maka Celine memutuskan untuk meletakkan semua pekerjaannya jauh-jauh di dalam otaknya dan tidak mau memikirkannya untuk sementara waktu.

Beberapa hari ini, Nadia Zhao lah yang selalu mengurut pergelangan kakinya.

Kekuatan Nadia Zhao sangat besar. Celine sampai menangis meraung-raunt saat pertama kali diurut olehnya. Kedua bola mata Celine yang hitam dan bulat terasa benar-benar hampir lepas, “Kecilkan suaramu sedikit. Kalau terdengar oleh orang lain yang tidak tahu, mereka akan mengira terjadi sesuatu yang aneh di kamar kita.”

Setelah Celine memasukkan kartu SIM miliknya ke dalam ponsel dual simcard milik Nadia Zhao, semua yang masuk adalah pesan singkat yang sangat banyak.

Semuanya dari Peter.

Apabila semua pesan singkat itu disimpulkan, maka Celine harus berhasil mendapatkan buku proyek Perusahaan Makmur paling lambat Jumat ini. Kalau tidak, Celine tidak akan bisa bertemu lagi dengan Egy sampai tahun depan.

Celine menggenggam erat ponselnya dan menutup rapat matanya.

Sebenarnya, ia melakukan kesalahan pada satu poin ini.

Diantara ia dan Glen, Celine lah yang selalu menjadi pihak pasif.

Celine ingin agar Glen menyukainya. Kalau ia tidak banyak mencari muka di depan pria itu, ia akan dilupakan oleh Glen dengan cepat seperti angin yang berhembus. Ini akan membuat jerih payahnya selama ini menjadi sia-sia.

Celine mengambil napas dalam-dalam dan menghapus semua pesan di ponsel itu. Ia lalu mengeluarkan kartu SIM-nya, menyibak selimut, dan naik ke kasur.

Novel Terkait

Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu