Antara Dendam Dan Cinta - Bab 210 Ketidak Hadiran Pengantin Pria

Meskipun dia suka dengan Bunga, dia juga tahu bahwa gadis kecil itu berhati lurus dan cukup tulus padanya, tetapi dia tidak ingin karena keegoisannya dan membiarkan Bunga masuk ke keluarga Glen yang penuh dengan perhitungan di mana-mana itu.

"Jika kamu tidak ingin pergi, aku akan menyuruh orang untuk mencarikanmu pekerjaan di luar, dan kamu tidak harus mengikuti aku."

Meskipun Bunga masih muda, tetapi ketika dia pergi ke Hotel Emperor dua minggu yang lalu untuk membahas hubungan pernikahan mereka itu, dia juga telah melihat sisi keluarga Glen yang tidak bermoral.

Dia mengertakkan giginya "Nona, aku akan ikut denganmu!"

Tiba-tiba, terdengar suara ketukan pintu di luar.

Ketika Bunga mendengarnya, dia terkejut "Sudah datang, mereka sudah datang!"

Ketika pintu dibuka, bukan Glen yang berdiri di pintu, tetapi Jeffry.

Jeffry juga mengenakan setelan formal, pakaiannya dirancang dengan baik, sehingga dapat menampilkan sosok tubuhnya yang tinggi.

Dia langsung berjalan masuk dan menatap Celine "Ayo pergi."

Celine mendongak.

Dia mengenakan gaun pengantin bersulam merah, mutiara jumbai di tusukan rambutnyanya bergerak.

Tampilan Celine yang seperti ini, Jeffry belum pernah melihatnya sebelumnya.

Sebelum Jeffry berbicara, Celine bertanya padanya "Apakah dia tidak datang?"

Jeffry: "Iya, dia dipersulit."

Celine turun dari tempat tidur "Kalau begitu kamu antarkan aku ke hotel."

"Kamu masih mau pergi ke hotel?"

"Iya, hari ini adalah hari pernikahanku. Banyak wartawan menunggu di luar. Jika aku tidak pergi, bukankah itu akan membuat keluarga mu malu?"

Jeffry untuk pertama kalinya melihat Celine dengan serius.

Sebelumnya, dia hanya merasa Celine memiliki maksud khusus pada Glen.

Sekarang ia menyadari, Celine tidak hanya memiliki maksud khusus pada Glen, tetapi ada satu hal yang lebih penting, dia tidak punya hati.

Di tengah jalan, Jeffry melihat wajah Celine tidak menunjukkan sedikitpun ekspresi kekecewaan, sudut bibirnya selalu terangkat ke atas, di pemandangan jendela luar yang dilewati dengan cepat terlihat cahaya di pupil matanya.

"Tidak terlihat sedikitpun ketidakbahagiaan di wajahmu."

Celine menoleh dan bertanya "Mengapa aku harus tidak bahagia?"

"Glen tidak datang menjemputmu, pengantin priamu tidak datang untuk menjemputmu, apakah kamu tidak kecewa? Apakah kamu tidak ingin menyalakan petasan untuk merayakannya?"

"Bukankah kamu sudah bilang, dia dipersulit." Celine memiringkan kepalanya dan berkata padanya.

"Aku ..." Jeffry tidak bisa menjawabnya "Bahkan jika dia dipersulit, tetapi kamu ... kamu tidak seharusnya dengan begitu santai dan nyaman pergi lalu muncul di aula perjamuan hotel sendirian."

"Iya, itu karena aku akan menghadapi orang-orang di aula perjamuan hotel sendirian, aku lebih harus bersemangat lagi. Apakah menurutmu aku sekarang harusnya menangis dan menghapus air mataku, menunjukan ekspresi wanita yang penuh dengan dendam dan muncul di depan orang banyak? dengan begitu apakah tuan muda akan datang? "

Jeffry: "..."

Dia tidak bisa mengatakan bahwa yang dikatakan oleh Celine itu salah.

Sebaliknya, dia sangat setuju dengan yang dilakukan oleh Celine saat ini, ia memikirkan banyak hal, itu terlihat agak acuh tak acuh, tetapi Jeffry paling membenci wanita yang hanya bisa menangis mati-matian ketika mereka putus.

Hanya saja ...

Celine membuatnya merasa aneh.

Dia bertindak terlalu rasional.

Sopir yang di depan berkata "Tuan Jeffry, hotelnya sudah sampai.."

Suara ini menarik pikiran Jeffry kembali.

Pintu dibuka, terlihat karpet merah di pintu masuk hotel dan di sepanjang jalan.

Jeffry keluar dari mobil terlebih dahulu, lalu ia mengulurkan tangannya ke arah Celine.

Celine meletakkan satu tangannya di lengan Jeffry, mengangkat rok gaunnya, dan turun.

…………

Di sisi lain.

Keluarga Glen.

Glen duduk di sofa depan dan menatap wanita paruh baya di depannya dengan tatapan yang tidak baik.

Meskipun wanita paruh baya di depannya sudah berusia lebih dari 40an tahun, tetapi ia melakukan perawatan dengan baik dan dia tampak seperti baru sekitaran 30an tahun.

Dia memegang cangkir dan menggunakan sendok untuk mengaduk kopi harum di dalam cangkirnya.

"Glen hari ini adalah hari kebahagiaanmu. Aku tidak ingin mengatakan apa-apa, tetapi putriku baru menikah denganmu setahun yang lalu, dan sekarang kamu sudah mau menikah lagi. Hari ini kamu bahagia, tetapi putriku sangatlah sedih. "

Orang ini adalah ibu Chatrine, ibu mertua sah Glen.

Chatrine dua hari yang lalu pulang ke rumah ibunya dan menangis, sampai sekarang dia belum kembali ke rumah Glen.

Glen sudah meminta maaf untuk waktu yang lama, tetapi ibu Chatrine ini tidak datang lebih awal, dia sengaja datang ketika Glen mau pergi menjemput mempelai wanitanya.

Ini sudah dapat dipastikan, selama dia tidak ingin kehilangan mitra bisnis dengan keluarga Chatrine, maka dia tidak bisa keluar dari pintu itu hari ini.

Dia bersandar ke sandaran kursi sambil tersenyum "Ibu mertua, apakah kopi ini sesuai dengan seleramu?"

Ibu Chatrine tidak menyangka Glen tiba-tiba mengganti topik pembicaraan. Setelah beberapa saat, dia menjawab "Biasa saja, aku tidak begitu menyukainya."

Glen melambaikan tangannya untuk memanggil paman Lin "Apakah hanya ada satu jenis kopi saja?"

Paman Lin langsung menggelengkan kepalanya "Ada belasan jenis."

Keluarga Glen adalah keluarga besar.

Teh, kopi, dan bahkan minuman lainnya, masing-masing setidaknya ada sepuluh jenis, dan semuanya adalah jenis terkenal.

Glen membunyikan jarinya "Setiap jenis kopi bawakan untuk ibunya Chatrine secangkir."

"Ya."

Ibu Chatrine mengerutkan keningnya dan ia tersenyum "Apa maksudmu ini?"

"Karena ibu mertua merasa kopi di mulutmu itu tidak sesuai dengan seleramu, maka aku berpikir untuk menemanimu minum kopi yang menurutmu enak." Glen sedikit tersenyum "Ibu jangan salah paham, menantumu ini tidak punya maksud lain."

Paman Lin menghidangkan kopinya, secangkir demi secangkir, dan masih ada beberapa makanan ringan diletakkan di atas piring "Nyonya, silahkan anda nikmati."

Tidak heran keluarga Glen adalah pengusaha besar.

Bahkan kopi terbaik di seluruh negara yang hanya seratus gram pun mereka memilikinya.

Ibu Chatrine meminum kopi, ia mengambil camilan kecil dan mencicipinya dengan teliti, ia melirik Glen "Glen, jika kamu ingin pergi menemui istri baru mu itu, kamu pergi saja, tidak perlu enggan dan tinggal bersama wanita tua seperti ku ini di sini. "

"Ibu mertua ini bercanda" Glen tertawa " Ketika anda dan Chatrine berjalan bersama, bahkan ada orang mengatakan bahwa kalian itu adalah kakak beradik. Anda jangan menambahkan kata tua di nama panggilanmu itu."

Glen tersenyum dan melirik arloji Patek Philippe di pergelangan tangannya.

Pada saat ini, Celine seharusnya sudah pergi ke hotel sendirian.

Dia menurunkan kelopak matanya, demi menutupi kesuraman di matanya.

Novel Terkait

Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu