Antara Dendam Dan Cinta - Bab 368 Kondisinya Memburuk

Glen Yu malam itu kembali larut malam, dia juga langsung kembali ke kamarnya.

Chatrine sangat perhatian, dia mengantarkan makanan kecil malam dan sup penghilang rasa mabuk, dia bersibuk selama setengah jam, dan Glen Yu juga tidak memintanya untuk bermalam di kamarnya.

Celine Ning tidak pernah keluar dari kamar.

Bunga membantu Celine Ning mengoleskan obat, sambil berkata: "Nona, apakah kamu benar-benar akan melepaskan kesempatan seperti ini? Dan memberikan kesampatannya begitu saja kepada Chatrine?"

Celine Ning mengancing kancing pakaiannya dan tidak mengatakan apa-apa.

Bunga lanjut berkata: "Harus diketahui, tidak peduli apakah itu pria atau wanita, paling mudah untuk mengambil keuntungan dari kekosongan, Chatrine jelas ingin merebut Tuan muda."

Celine Ning tertawa, "Merebut siapa? Dia memang istri sah Tuan muda, dia adalah orang yang berada di sertifikat nikah, jika menurut hukum, akulah orang yang tidak akan dilindungi."

Bunga membuka mulutnya, dan menjilat bibirnya, setelah beberapa detik dia berkata: "Itu tidak sama. Tuan Muda dan Chatrine menikah bukan karena cinta, namun kalian menikah karena cinta."

Karena cinta?

Kedua kata itu terdengar sangat ironis di telinga Celine Ning.

Selama beberapa hari berturut-turut, Celine Ning mengambil cuti bekerja dengan alasan sakit, dia tidak perlu pergi ke perusahaan, jadi dia beristirahat di rumah.

Glen Yu setiap hari pergi pagi dan pulang malam, dia tidak makan di rumah,mereka berdua tidak pernah bertemu satu sama lain.

Bahkan jika bertemu di koridor, dia juga dianggap sebagai udara.

Sampai hari ini, Celine Ning tiba-tiba menerima telepon dari Lisa.

Begitu panggilan telepon Lisa tersambung, dia berkata dengan suara keras: "Kak Agnes, gawat, Egy pingsan! Kondisinya sangat buruk!"

Celine Ning tiba-tiba berdiri dari kursinya dan berjalan keluar dengan kepala tertunduk.

Bunga bergegas mengikutinya, "Nona, kamu mau ke mana sekarang? Pakaianmu belum diganti."

Kepala Celine Ning berdengung, dia sudah berjalan hingga ke tangga.

Begitu dia mendengar tentang putrinya, otaknya langsung meledak, bagaimana dia masih bisa memiliki pemikiran yang rasional dan pergi mengganti pakaiannya.

Di tangga, dia langsung melihat Glen Yu yang baru saja keluar dari dalam.

Mata Glen Yu melirik mereka berdua dengan acuh tak acuh dan berhenti di tubuh Bunga, "Ada apa?"

Bunga: "Itu ... Nona tiba-tiba ingin keluar."

Glen Yu berkata dengan dingin: "Mengenakan piyama?"

Celine Ning tidak mempedulikan Glen Yu, dia berbalik dan kembali ke kamarnya, dia sembarangan mengganti pakaian dan berjalan keluar dengan tergesa-gesa.

Glen Yu sudah tidak berada di koridor lagi.

Celine Ning berjalan cepat menuruni tangga, paman Lin yang di depan pintu bertanya: "Nyonya muda kedua mau keluar?"

"Yah, sudah waktunya untuk pemeriksaan ulang hari ini, aku pergi ke rumah sakit sebentar."

Ini juga bisa dianggap sebagai sebuah keberuntungan, karena alergi dan dirawat di rumah sakit, Celine Ning tidak perlu mencari alasan untuk pergi ke rumah sakit.

Di sepanjang jalan, Celine Ning merasa sangat cemas.

Egy selalu menjadi kelemahan Celine Ning.

Di dalam ruang kerja di vila.

Setelah Celine Ning pergi, paman Lin pergi melaporkan situasinya kepada Glen Yu.

"Pergi melakukan pemeriksaan ulang?"

"Ya, Nyonya muda kedua berkata demikian." Ujar paman Lin, "Sebelumnya juga pernah diingatkan bahwa hari ini memang saatnya untuk melakukan pemeriksaan ulang."

Glen Yu mengangguk, "Aku mengerti."

Jari-jarinya menempel di meja dengan ringan, tatapan matanya sedikit tajam, dan setelah setengah menit kemudian, dia mengeluarkan ponselnya untuk mencoba menelepon, tetapi sedetik kemudian dia menutupnya lagi, dia mengambil mantel dari gantungan dan meletakkannya di lengannya, dia melangkah dan berjalan menuju luar.

…………

Rumah Sakit.

Egy baru saja diselamatkan, dia sedang berbaring di tempat tidur rumah sakit, tubuhnya yang kurus tampak seperti bisa terbang ditiup angin.

Air mata Celine Ning tidak pernah berhenti mengalir.

Dia menggenggam tangan kecil Egy, tangannya dingin, dia memegangnya dengan kedua tangannya, dan mencoba meneruskan suhu di telapak tangannya ke Egy.

Namun, itu sia-sia.

Celine Ning bergumam: "Egy, ibu jahat, ibu sudah salah, kamu harus kuat, kamu lihat ibumu, kamu buka matamu dan lihat ibu ..."

Dia selalu menghindari berbicara dengan Egy seperti itu.

Dari awal, dia menyuruh Egy memanggil dirinya dengan panggilan bibi.

Egy juga pernah bertanya padanya, siapa ibunya dan ke mana dia pergi.

Celine Ning tidak menghindari pertanyaan itu, dia mengatakan bahwa ibunya telah pergi ke tempat jauh.

Bagi anak-anak, pergi ke tempat yang jauh berarti sudah meninggalkan dunia.

Sejak saat itu, Egy tidak pernah mengajukan pertanyaan serupa lagi.

Air mata Celine Ning terus mengalir di punggung tangan Egy, "Egy, kamu harus bertahan, oke."

Setelah beberapa saat, Lisa berjalan datang.

Celine Ning bangkit dan menghapus air mata dari wajahnya.

Lisa berkata: "Kak Agnes, Egy, dia ..."

"Kamu langsung katakan saja, jangan khawatirkan aku, aku ingin tahu situasi yang sebenarnya."

"Kondisi Egy sangat buruk, sel-sel darah putihnya semakin berkurang, dan kemoterapi hanya memberikan efek penundaan, itu tidak dapat menyembuhkannya sepenuhnya, jadi dokter mengingatkanku bahwa jika kamu ingin menyelamatkan putrimu, kamu harus bergegas, dan berusahalah untuk mendapatkan darah tali pusat sebelum akhir tahun depan."

Celine Ning menutup matanya.

Setelah beberapa waktu, dia berkata dengan suara serak, "Aku sudah mengerti."

Pada saat ini, dia merasa dirinya sangat egois, egois hingga tingkat ekstrem.

Beberapa waktu ini, dia hanya memikirkan hidupnya, dan perasaannya sendiri, dia hampir mengabaikan keselamatan Egy!

Untuk apa harga dirinya!

Apakah itu lebih penting daripada nyawa putrinya!

Celine Ning tidak berani tinggal di rumah sakit terlalu lama, ketika dia turun, dia melakukan pemeriksaan ulang untuk memastikan bahwa gejala alergi makanan dan keracunannya sudah sembuh total, setelah minum obat dua hari lagi, dia sudah boleh tidak perlu minum obat lagi.

Ketika Celine Ning meninggalkan lantai departemen leukemia, tidak ada yang memperhatikan bahwa ada sesosok pria kekar dan tinggi muncul di jalur aman lantai itu.

Pria itu berjalan mendekat perlahan.

Gadis kecil yang terbaring di tempat tidur itu terlihat sangat rapuh, kulitnya putih hingga bisa melihat pembuluh darahnya yang berwarna biru.

Dia teringat ketika dia datang terakhir kali, gadis kecil itu masih memiliki senyuman di wajahnya, seolah-olah ada dua matahari kecil yang tersembunyi di matanya, tidak peduli siapa pun yang melihatnya, orang itu bisa merasakan kegembiraan.

Dan sekarang...

Kelopak mata Egy bergerak dengan ringan, lalu dia perlahan-lahan membuka matanya.

Novel Terkait

Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu