Antara Dendam Dan Cinta - Bab 189 Sebuah Catatan Misterius

Seno tidak berkata apa-apa. Ia adalah seorang yang selalu bersikap tenang.

Ketika Sam mendengar hal ini, ia melompat marah dan memaki perilaku Glen ini.

"semuanya hanya sumpah palsu! Baru berapa lama Cherry baru meninggal berapa lama, tulangnya bahkan masih dingin! Tapi dia sudah mencari wanita lain?! Bahkan sekaligus dua?! Tidak tahu malu sekali!"

Celine hanya diam. Ia duduk diatas sofa dengan secangkir teh ditangannya. Air mata mulai menyelimuti matanya.

"tidak."

Sam terkejut, ia menatap Celine dengan tatapan bingung, "apanya yang tidak?"

Celine berkata, "Glen tahu aku belum meninggal, ia sengaja menyebarkan berita ini, memancingku untuk keluar."

Glen adalah seorang pria yang sangat pintar dan licik.

Selain identitas Melly sebagai wanita tertua, dua bisnis Glen harus dilakukan secara online untuk memenangkan posisi perusahaan yang begitu besar.

Menurut Glen, Cherry yang dibuat oleh Celine,sangat tergila-gila dengan Glen. Apalagi seorang gadis yang belum pernah pernah di terpa badai besar, begitubia menyukai seorang pria, ia akan menganggap bahwa pria ini adalah segalanya baginya.

Jadi, saat berita ini tersebar, "Cherry" pasti tidak bisa menahan dirinya untuk diam saja tanpa melakukan apa-apa. Tidak heran lagi jika ia langsung naik dan menginterogasiku akan hal ini.

Seno mulai mengerti, ia pun bertanya, "jadi apa yang akan kita lakukan sekarang?"

Celine memejamkan matanya, ketika ia membuka matanya, ada seberkas cahaya yang terpancar dari matanya, "kita tidak bisa menunggu lagi."

Rencana awalnya adalah, mereka akan menunggu hingga penyamaran Glen dan ayahnya terungkap, ia akan mencari kesempatan untuk keluar, tapi jika dilihat sekarang.......

Rencananya harus dipercepat.

........

Sepanjang Sungai Luo telah di cari.

Dari tiga tim, sekarang hanya tersisa Lukas (asisten Glen).

Glen bilang ia membutuhkan bantuan Lukas untuk membantunya, tapi sekarang tersisa ia sendiri, ia sama sekali tidak mengerti.

"Tuan, apakah gadis itu benar-benar telah tidak ada? Mayatnya sudah ditemukan, pasti sekarang sudah tidak ada, kamu juga tidak perlu terus mencarinya seperti ini, jika nanti disana membutuhkan orang, atasi saja pelan-pelan."

Lukas memutar kepalanya melihat Joanna Xu, “Joanna, ingatlah, tidak peduli apapun posisimu esok nanti, yang perlu kamu lakukan hanyalah bersikap tulus, tidak peduli apapun perintah yang disuruh, kamu hanya perlu menjalankannya.”

Angin di tepi Sungai Luo meniup rambut panjang Joanna.

Ia mengedipkan matanya, tidak terlalu menanggapi, Joanna tiba-tiba terlihat begitu serius, sampai membuatnya tidak merespon apa-apa.

“Aku tahu tentang ketulusan hati, aku tidak seperti Sekretaris Misha yang berpikiran bahwa Direktur itu bodoh, dan semua orang bisa dibodoh-bodohi.”

“Lanjutlah mencari.”

Lukas mengambil ponselnya dan membuka peta.

Di dalam peta ada beberapa tempat yang telah dilingkar bewarna merah, semua tempat itu telah diperiksa.

Dibawah Sungai Luo, ia melihat ada dua desa, “lanjutkan pencarian, hari ini cari ke dua tempat ini, lihat apakah waktunya masih sempat, jika ia, lanjutkan pencarian ke bawah.”

Joanna Xu hanya bergumam, mengikuti Lukas dari belakang, ia masih ingin mengatakan sesuatu, tapi akhirnya ia tidak mengatakan apa-apa.

Hah, ia hanya bisa mendengarkan saja jika Tuan nya sudah berkata seperti ini.

Lukas sangat pandai dalam melakukan suatu hal, sebelum memasuki desa, ia menyebarkan orang-orangnya untuk berpencar, dibagi ke beberapa daerah yang berbeda. Ia dan Joanna Xu menyusuri sepanjang poros desa untuk mencari orang.

Desa ini masih relative kaya, sejauh mata memandang, tanaman hijau, rumah-rumah, semuanya terhubung, ada juga beberapa petani yang keluar dari rumah tersebut.

Joanna sangat terburu-buru, ia menyuruh Lukas untuk menunggu, sedangkan ia pergi ke toilet umum di desa tersebut.

Begitu ia masuk, ada seorang Bibi berpakaian sederhana keluar dari dalam toilet, kebetulan saat berjalan melewatinya, tas yang ia bawa terjatuh dari tangannya.

“Eh”

Joanna membantunya mengambil barang tersebut, tapi gerakan Bibi tersebut jauh lebih cepat, mengambil tasnya yang terjatuh dan langsung pergi meninggalkan Joanna.

Ia menggosok bahunya yang ditabrak oleh Bibi tersebut, dalam hati ia berpikir, mengapa ia begitu khawatir, ia yang mudah khawatir saja tidak sampai segitunya.

Ia pun berjalan maju dua langkah, tapi langkah Kaki Joanna langsung terhenti, ia melihat sebuah kotak tergelatak di atas tanah, pasti ini adalah kotak yang dijatuhkan Bibi tadi.

Joanna Xu pun mengambil kotak tersebut dan mengejarnya, “Bibi, ini……”

Tidak ada orang diluar.

Lukas mendengar suara teriakan Joanna dan berjalan kearahnya, “ada apa?”

Ia memberikan kotak tersebut pada Lukas, “tadi ada seorang Bibi yang keluar dari toilet dan menabrakku, ia menjatuhkan kotak ini.”

Lukas mengambil kotak tersebut, ini adalah sebuah kotak persegi panjang bewarna biru.

Ia membukanya, didalamnya ada sebuah pembatas buku di dalamnya.

Ia pun mengambil benda tersebut dan mengamatinya, saat ia akan meletakkan kembali benda tersebut, ia tiba-tiba melihat sebuah catatan putih di sudut bawah kotak.

Ia pun mengambil kertas tersebut, membukanya di telapak tangannya, dan membaca sederet kata.

Joanna masih tidak mengerti, ia pun menghampiri Lukas dan bertanya, “Tuan, apa itu?”

Tapi Lukas sudah menggulung kembali kertas tersebut dan menyimpannya dalam telapak tanganya, “Bibi itu mengenakan baju apa tadi?”

“Jaket katun merah.” Joanna kembali berpikir, “ia membawa tas tangan bewarna emas.

Lukas segera keluar dan menghubungi salah satu anak buahnya untuk mencari orang yang ada di dalam desa. Ia membawa Joanna kembali ke dalam mobil.

Joanna sangat penasaran.

“Tuan, apa yang tertulis dalam kertas tersebut?”

Lukas memberikan catatan yang sedang ia genggam kepada Joanna.

Joanna melirik kalimat yang tertulis di kertas tersebut: Luka tolong aku, aku adalah Cherry.

Dibelakangnya tertulis sebuah alamat.

Jantung Joanna Xu langsung berdebar-debar, “apa jangan-jangan ini hanya mempermainkan kita?”

Sudah selama ini mencari,tapi tidak menemukan apa-apa. Tapi tiba-tiba muncul seorang Bibi dan kertas yang bertuliskan kalimat ini.

Lukas langsung menginjak pedal gas, “tidak peduli ini sungguhan atau tidak, kita harus pergi kesana.”

Tempat ini adalah sebuah kantin kecil.

Di belakang kantin ada seseorang yang sedang menggigit kuaci di mulutnya.

Lukas menyuruh Joanna Xu untuk pergi mencari informasi, Joanna hanya memalingkan wajah, dan mengangkat bahunya, “aku tidak tahu disini ada kantin seperti ini, ini sangat terbelakang, tadi aku juga melihat sebuah koin dan sebuah buah yang tidak aku makan sejak kecil.”

Lukas merasa ada yang aneh, tempat ini pasti digunakan untuk sesuatu.

Benar saja, tidak berapa lama, telepon umun di luar kantin ini langsung berbunyi seketika.

Telepon terus berdering, tapi pemilik kantin ini tidak juga keluar untuk mengangkat teleponnya.

Lukas pun segera menghampiri telepon tersebut, telepon pun langsung terhubung,

“Hallo?”

Ia tidak mendengar ada suara orang diseberang sana.

Lukas berkata, “ini Lukas.”

Saai itu juga, suara ringan dari ujung saana menjawab, “Lukas, tolong. Ini aku Cherry.”

Novel Terkait

My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu