Antara Dendam Dan Cinta - Bab 182 Waktu Yang Ditunggu-tunggu

Chatrine masih terus menganggukkan kepala, “Bagaimanapun juga aku memikirkan semua itu untuk kamu! semuanya demi kamu, demi keluarga! teringat saat aku mengandung Arthur selama 10 bulan lamanya merasakan begitu sakitnya melahirkannya, Arthur baru mengenal ayahnya saat dia berumur 3 tahun, aku…..anakku yang malang.”

Melly mengerutkan alis, dia mendengar perkataan Chatrine yang semakin berlebihan itu seketika itu juga dia melirik ke arah Tante Selvie.

Tante Selvie berjalan mendekat, dia memapah Chatrine untuk berdiri, “Nona Muda, Nyonya Besar dan Tuan semuanya sudah memaafkan anda, semua kesakitan yang anda rasakan pun mereka sudah melihatnya sendiri.”

Chatrine menolak uluran tangan Tante Selvie, dia malah terus menangis tanpa henti.

“Orang yang hilang itu adalah urusanku, aku bertanggungjawab atas masalah ini, orang itu pasti akan aku temukan!”

Melly menganggukkan kepala, “Ini baru istri Glen, Keluarga kami yang pemberani, masalah ini aku serahkan padamu, aku dan Glen bisa tenang.”

Chatrine menangis sambil menghapus air matanya, “Aku pasti tidak akan membuat Ibu kecewa.”

Melly lagi-lagi mendamaikan Chatrine dengan beberapa kata, lalu dia menyuruh Tante Selvie mengantarnya pergi.

Glen sedikit lelah lalu duduk bersandar di atas kasur, Glen memotong pembicaraan Melly yang akan mulai bicara, “Ibu, aku tahu kamu mau bilang apa, aku tidak bisa karena aku ingin membuat anda terpandang, masalah ini kamu bisa tenang, aku bisa menahannya.”

Melly berjalan selangkah lebih dekat, “Anakku, kamu ini………….”

“Ibu, aku lelah, tolong matikan lampunya kalau mau keluar.”

Glen membalikkan badan dan menutup selimut.

Melly juga sungkan mau berkata lagi, lalu dia langsung keluar.

Tante Selvie mempersilahkannya, “Nyonya, Nona Muda sudah pergi, dia masih menangis.”

Melly tersenyum sinis, “Dia juga bisa berpura-pura, pembantu itu menghilang juga pasti ada hubungannya dengan dia.”

“Tetapi sekarang masih perlu Nona Muda untuk menjadi target yang berdiri di depan.”

Tangan Melly memegang pundak Tante Selvie, dia menggelengkan kepala, “Kita terlalu meremehkan pembantu itu, tidak disangka bahkan kasur anakku pun berani dia panjat, kalau tahu sejak awal, aku pasti akan membunuhnya, demi mencegah masalah yang akan terjadi selanjutnya, entahlah Chatrine melakukan hal kali ini cukup bersih atau tidak.”

Jika masalahnya sudah bersih, ini membuat dia menghemat tenaganya.

Pembantu itu juga tidak sadar diri identitas dia itu apa, bahkan masih berpikir ingin menaikkan derajatnya dengan cara berhubungan dengan anaknya, jangan harap!

Didalam kamar.

Di tengah kegelapan, Glen membuka matanya.

Dia mengambil handphone, lalu menekan tombol memanggil, dia menelepon Asisten Lukas.

Handphone Asisten Lukas selalu stand-by 24 jam, tetapi telepon Glen berbunyi tidak lebih dari 3 detik langsung diangkat, begitulah sikap kerjanya.

Saat mengangkat telepon, Lukas sedang lembur di kantor membereskan file.

“Direktur.”

“Asisten Lukas, segera kirim orang handal untuk mencari seseorang.”

“Baik, Direktur, mencari siapa?”

“Cherry, wanita yang tempo dulu pernah aku bawa ke kantor.” Glen berhenti sejenak, “Kamu selidiki diam-diam, suruh orang yang dapat diandalkan dan dipercaya.”

“Baik.”

Lukas memutuskan teleponnya, dia membalikkan badan, Misha yang berada di belakangnya sedang melihatnya.

“Entahlah Asisten Lukas ini mau mencari siapa?”

Tatapan Lukas tertuju pada wajah Misha, dengan intonasi dingin dia berbicara, “Sekretaris Misha sekarang masih menjalani masa hukuman, jadi tidak perlu khawatir dengan urusan orang lain.”

“Kamu……….”

“Oh ya,” Lukas menghentikan langkahnya, “Sekretaris Misha sekarang sebaiknya berperilaku baik sedikit, banyak bicara biasanya rahasianya bisa terbongkar.”

Perkataan Lukas membuat Misha kesal.

Meskipun dulu masalah laporan perencanaan akhirnya terbongkar, Glen masih membantu dia bertanggungjawab setengahnya, tetapi kakeknya selaku Direktur utama perusahaan justru seperti tidak ingin matanya ternodai oleh sebiji pasir, jadi dia menghentikan pekerjaan Misha sementara dan memindahkannya ke ruang data.

Hal ini adalah sesuatu yang menyakitkan hati dan memalukan bagi Misha selama menjadi seorang sekretaris direktur.

Dia sangat tidak bisa menerimanya.

Dia melihat Lukas meninggalkan ruangan dan naik escalator, dia langsung mengambil handphone dan menelepon Chatrine.

“Nona Muda, ini aku Misha.”

Chatrine mempunyai kesan terhadap Misha, “Oh, sekretaris Misha, aku masih terus menunggu telepon darimu, apakah kamu ingin mengatakan bahwa selingkuhan direktur sudah ditangkap?”

Misha menggigit bibir, “Masih belum.”

“Belum? kamu ini sedang mempermainkan aku ya?” Chatrine mengeluarkan suara kesal, “Aku sudah menangkap penjahat di rumahku, kamu disana masih belum mendengar kabar sedikit pun? Sekretaris Misha, maksud baikmu sudah tidak berguna lagi, nanti jangan telepon aku lagi.”

Didalam pikiran Misha berdengung.

Barusan Chatrine bilang apa?

Sudah menangkap penjahat di rumah?

Berarti telepon yang barusan diangkat oleh Lukas dan menyuruhnya harus diam-diam mencari seseorang adalah……..

“Nona Muda! kamu jangan matikan teleponnya dulu! anda dengar penjelasanku!”

“Kamu masih bisa bicara hal apa, aku……..”

Misha tidak menunggu Chatrine selesai bicara, dia buru-buru mengeluarkan apa yang ada didalam pikirannya, “Nona Muda, barusan Lukas menerima telepon, aku sengaja mendengar pembicaraannya dan didalam pembicaraan itu menyuruh dia mencari seseorang!”

“Mencari orang?” ucap Chatrine sambil duduk, “Siapa yang menelepon?”

“Direktur! itu pasti direktur yang menelepon, Lukas adalah orang kepercayaannya!”

Setelah mendengar itu wajah Chatrine berubah semakin muram, dia menyipitkan matanya, “Baiklah, Sekretaris Misha, kali ini terimakasih banyak atas informasinya.”

1 detik yang lalu sudut bibirnya masih tersenyum ceria, tapi setelah 1 detik memutuskan telepon, Chatrine memegang erat handphone-nya lalu membantingnya ke arah dinding.

Wanita murahan itu sebenarnya punya kemampuan apa hingga bisa menarik hati Glen!

Biarpun orangnya sudah kabur pun dia masih saja menyuruh Lukas seorang kepercayaannya yang berkemampuan tinggi itu untuk pergi mengejarnya!

“Seno!”

Chtarine memanggil Seno masuk.

Seno membungkukkan badan memberi hormat, “Nona Muda.”

Chatrine menekan alis, “Kamu segera bawa orang pergi, berpura-pura seperti mencari orang dan sedang melakukan penyelidikan, lalu……tengah malam berikutnya, tidak, besok pagi, suruh para penyelam kapal ikan pergi ke hilir sungai Luo untuk mengambil jasad wanita murahan itu.”

“Baik.”

Seno keluar dari kamar Chatrine, dia langsung bergegas keluar villa, dia naik ke mobil yang sudah disiapkan, terdengar bunyi injakan akselerator mobil, lalu mobil pun langsung pergi menuju sungai Luo!

Dia memang sedang menunggu perkataan Chatrine tadi, jadi dia keluar pun tidak akan menjadi perhatian orang lain!

Inilah waktu yang dia tunggu-tunggu!

Novel Terkait

Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu