Antara Dendam Dan Cinta - Bab 162 Aku Mencari Seseorang!

Saat Egy baru melewati ruang istirahat yang berpintu kaca itu, dia langsung tahu jika sosok perempuan didalan ruangan itu adalah Bibi Celine.

Dia langsung segera bersembunyi dibalik seorang perawat perempuan, lalu dia bertukar tempat dengan anak perempuan bernama Siska yang umurnya sama dengannya, menyuruhnya pergi duluan ke ruang chemotherapy untuk melakukan terapi.

Pria itu merasa anak perempuan ini terlihat pintar meskipun umurnya masih kecil, pria itu menunduk lalu mengelus wajah anak itu, “Kamu bukannya rindu Bibi Celine? kenapa tidak pergi menemuinya?”

Kedua mata Egy berkedip, “Aku tidak ingin Bibi Celine mengkhawatirkanku, aku sekarang……….”

Dia menundukkan kepala melihat tangannya yang putih pucat, dari punggung tangannya terlihat pembuluh darah berwarna biru kehijau-hijauan yang sedang mengedarkan darah.

Dia tiba-tiba menengadahkan kepala, “Paman Mo, menurutmu apakah aku bisa sembuh?”

“Bisa,” jawab pria itu sambil menatap bola matanya yang berkilau, lalu mengelus-elus rambutnya sambil berkata, “Kamu pasti bisa sembuh.”

………………………

Celine kembali ke rumah Glen, hatinya seperti frustasi, didalam otaknya masih terus muncul kejadian di rumah sakit barusan.

Bahkan dia masih mengingat dirinya yang menerobos masuk kedalam ruang chemotherapy, dia melihat anak perempuan yang rambutnya sudah mulai menipis itu berbaring di tempat tidur pasien.

Wajah anak perempuan itu malah sudah berubah seakan-akan dia itu Egy.

Dia terkejut hingga bangkit dari lantai, sapu tangannya hilang, lalu dia berbalik badan berlari ke kamar mandi, prak! terdengar bunyi hentakan pintu yang terbuka.

Laura sedikit aneh melihat Celine, “Ada apa sih? kita sudah sepakat kalau kita berdua membersihkan lantai, Cherry kamu jangan harap bisa malas-malasan!”

Celine didalam kamar mandi melihat wajahnya di cermin, tiba-tiba menampar wajahnya dengan sangat keras.

Dia bagaimana mungkin tanpa alasan mengira pasien leukemia adalah putrinya sendiri!

Dia benar-benar kehilangan akal pikiran!

Jari Celine sedikit gemetar mengeluarkan handphone dari kantong sakunya, lalu menelepon Peter Zhou.

Tetapi tidak ada yang menerima teleponnya.

Dia menelepon berturut-turut 3x, masih tetap saja tidak ada yang menerima teleponnya.

Hati Celine semakin kacau.

Jarinya gemetaran, lalu dia membuka pencarian di web browser, setelah itu mengetik kata leukemia.

Sejak dulu dia hanya tahu leukemia adalah semacam penyakit kanker, ada kemungkinan sembuh dan ada kemungkinan tidak akan sembuh.

Tetapi saat dia melihat hasil pencarian di web browser itu, setiap kata demi kata sepertinya gaya penulisannya masih sama seperti yang dulu, fonetik setiap katanya menekan hatinya yang paling lemah.

Tidak mungkin.

Jari tangannya lemas memegang handphone dengan sangat erat, dia mengagetkan dirinya sendiri.

Di luar pintu, Laura mengetuk pintu kamar mandi.

“Hei! Cherry, kalau kamu masih tetap tidak keluar, aku akan mengadu ke Nyonya muda kalau kamu bekerja malas-malasan! kamu cepat keluar! jangan bersembunyi didalam dan membuatku di luar mengerjakannya sendiri!”

Terdengar suara hantaman dari dalam, lalu pintu kamar mandi itu terbuka.

Laura terkejut hingga memundurkan kakinya.

Celine menyentuh bahu Laura sambil berjalan keluar, sedikit khawatir melihat dia, “Kamu baik-baik saja kan? wajahmu sangat pucat seperti hantu.”

Celine terdiam.

Laura melihatnya sekilas.

Hari ini matahari benar-benar terbit dari barat, Laura memberikan perhatian kepada Celine, dan pada akhirnya dia bertingkah seperti orang yang ingin berhutang uang.

Pokoknya Celine juga selalu terbiasa berpura-pura, dia juga sering melakukan suatu hal yang tidak perlu dilakukan.

Sebentar lagi tahun baru, seluruh ruangan dan seisi rumah dari dalam maupun luar semuanya harus dibersihkan.

Celine dan Laura bertanggungjawab membersihkan lantai, 2 orang itu kelelahan membersihkan seluruh lantai di lantai 1 hingga pinggangnya tidak bisa lurus lagi.

Laura sesampainya di kamar langsung berbaring di kasur.

Celine sesampainya di kamar langsung mengambil baju dari lemari.

Laura melihat Celine mengambil baju, dia merasa sedikit aneh, “Kamu mau pergi kemana?”

“Pergi ke luar.” jawab Celine.

Laura: “…………………..”

Sangat bersemangat sekali, Laura barusan saat membersihkan lantai terlihat malas-malasan, tetapi Celine masih terus-menerus membersihkan lantai dengan sungguh-sungguh dan tidak sedikitpun bermalas-malasan.

Celine mengganti baju lalu langsung pergi.

Masalah ini didalam hatinya seperti ditekan batu yang sangat besar, jika tidak bisa mengatasinya, hatinya tidak akan tenang.

Celine pergi lagi ke rumah sakit.

Dia mencari dari satu kamar pasien ke kamar pasien lainnya dan melihat semua pasien didalam kamar itu.

Gedung rawat inap terdiri dari 2 gedung, satu gedung memiliki 20 lantai, dan di tengah-tengah 2 gedung itu terdapat jembatan penghubung.

Setiap Celine masuk kedalam kamar pasien, melihat tempat tidur pasien dan kartu riwayat penyakit pasien yang digantung di dinding, dia berkata sambil menundukkan badan tanda hormat: “Maaf, aku salah masuk.”

Suasana saat masuk ke kamar pasien dari depan hingga belakang sejauh ini masih terlihat aman-aman saja, saat sampai kamar pasien no 13, di belakangnya ada perawat yang sudah memanggil pihak keamanan.

“Halangi dia.”

Celine membuka pintu kamar pasien dan masuk melihat pasien yang berada di dalamnya.

“Aku mencari seseorang!” teriak Celine.

Perawat berkata: “Kamu keluarkan bukti jika kamu sedang mencari seseorang, pergi ke resepsionis untuk menanyakannya.”

Celine menggelengkan kepala, “Orang yang aku cari ini tidak mungkin ada datanya, bahkan…….”

Karena penyebabnya……………

Nama yang digunakannya bukan nama aslinya, identitasnya juga palsu, dia hanya ingin melihatnya langsung dengan mata kepalanya sendiri, hanya ingin menangkapnya langsung dengan tangannya sendiri, dia tidak akan percaya omongan siapapun kalau tidak melakukannya sendiri.

Celine melihat kamar pasien ini juga tidak ada orang, dengan sekuat tenaga dia berlari ke depan.

Perawat itu menghentakkan kaki, “Cepat tangkap dia, jangan biarkan dia berkeliaran di rumah sakit, keluarga pasien semuanya mengajukan protes!”

Dua satpam buru-buru mengejarnya dari belakang.

Celine berlari dengan sangat kencang, setiap melewati kamar pasien, dia dengan cepat mendorong pintu kamar pasien, lalu melihat dengan jelas pasien didalamnya.

“Jangan lari kamu!”

“Tertangkap!”

Satpam itu dengan keras mendorong Celine.

Celine menabrak dinding dengan keras hingga kepalanya miring sebelah, dengan sangat keras terdorong ke dinding, lengannya terdorong kartu hingga ke belakang pinggang.

Rambutnya tergerai menutupi matanya.

Wajahnya menghantam dinding, terdengar bunyi dentuman, dahinya memerah.

Dia diusir keluar oleh satpam, “Dilihat-lihat kamu masih sangat mirip seperti manusia, kenapa tidak bertingkah seperti manusia. Untuk apa bersikeras datang ke rumah sakit mengganggu pasien? perbuatan yang kamu lakukan ini termasuk tindakan kriminal!”

Novel Terkait

Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu