Antara Dendam Dan Cinta - Bab 150 Masalah Keluar Dari Mulut

Leon meletakkan Celine di tempat tidur, dengan cepat mengambil botol obat dari lemari, mengeluarkan dua butir obat dan memasukannya ke mulut Celine, kemudian dia dengan cepat mengeluarkan jarum suntik, lalu menyuntikannya ke Celine.

Suntikan lebih cepat daripada infus, dan sekarang juga tidak bisa menunggu lagi.

Setelah sekitar sepuluh menitan, napas Celine secara bertahap menjadi stabil.

Leon menghela napasnya.

Dia memandangi wajah Celine yang berkeringat, matanya rumit dan dalam.

Awalnya aku hanya mengira cuman ada satu masalah yang disembunyikan olehnya yaitu tentang Peter membawa anak perempuannya Egy, tetapi sekarang setelah mendengarkan kata-katanya, masalah yang telah dialaminya bahkan lebih dari itu.

Karena dia tidak memberitahunya, maka dia akan memiliki cara untuk memeriksanya sendiri.

Celine tertidur di tempat tidur sepanjang hari, dan dia terbangun di keesokan harinya menjelang sore.

Pandangannya masih agak kabur pada awalnya, dan dia menoleh ke arah luar, ia melihat seorang pria memakai pakaian dokter duduk disebelah meja.

Leon yang mengenakan kacamata tahan ledakan, sedang berada di ruang eksperimen, dia diam-diam melihat Celine telah duduk. Dia meletakkan tabung reaksi ke rak dan menuangkan secangkir air panas lalu membawanya masuk kedalam.

"Sudah bangun? Minum sedikit air dulu."

Celine meminum dua teguk air, dia merasa rasa sakit di tenggorokannya sudah berkurang.

"Jam berapa sekarang?"

Suaranya membawa suara serak yang baru bangun dari tidur.

"Kamu sudah tidur selama dua puluh jam."

Dengan kata lain, ini sudah hari kedua.

Kepala Celine sangat pusing. Dia mengangkat tangannya dan menekan pelipisnya sendiri. Dia mendengarkan Leon berkata, "Kamu demam tinggi."

Leon berkata: "Obat antibiotik yang kamu minum tidak efektif, Tubuhmu terlalu lemah."

Celine tidak berbicara.

Leon melanjutkan perkataannya : "Setelah ini, kamu harus banyak berolahraga, jangan sering demam. Kalau tidak itu akan berbahaya. Ketika kesadaran orang melemah, dia sering kali mengatakan sesuatu yang tidak seharusnya dikatakan, dan masalah akan keluar dari mulut.

Hati Celine dingin seketika.

Dia bergerak sedikit, dan rasa sakit di punggungnya membuatnya sedikit mengerutkan alis.

Leon berkata, "Kamu harus tengkurap dulu, luka di punggungmu baru saja sembuh, jangan biarkan itu terbuka lagi, aku akan membantumu mengoleskan obat."

Hati Celine sangat kacau.

Apa maksud dari kata-kata Leon tadi?

Jangan mudah demam?

Masalah keluar dari mulut?

Apakah dia mengatakan sesuatu yang tidak harus dikatakan ketika dia demam tadi malam?

Matanya melotot, "Leon……"

Rasa sakit di punggung membuatnya menarik nafas dingin.

Leon menggelengkan kepalanya, "Lukamu terbuka lagi. Dua hari ini kamu jangan bangun dari tempat tidur dulu, kamu harus mempertahankan posisi seperti ini dan jangan bergerak, kalau tidak istirahatmu dua hari lalu akan sia-sia."

Celine tidak ada waktu luang untuk mengurus lukanya sekarang.

Dia agak ragu-ragu dan berkata:"Dokter Leon, aku ... aku selalu bermimpi ketika aku tertidur. Yang aku katakan adalah kata-kata mimpi dan ada beberapa di antaranya itu tidak benar."

"Oh?" Leon menggunakan kapas untuk membersihkan darah di bagian punggung belakang Celine, "Ayo coba sebutkan, mimpi apa kamu tadi malam?"

Celine sekarang tengkurap, dia tidak bergerak sedikitpun ketika mendengarkan kata-kata Leon, sama seperti biasanya.

Dia sangat ingin melihat ekspresi wajah Leon.

Mimpi apa?

Dia tidak tahu kata-kata apa yang dia katakan tadi malam, dan bagaimana mungkin dia dapat mengeditnya?

"Aku……"

Leon membantu Celine mengganti obat, membungkus ulang dengan kain kasa. Dia berkata dengan perlahan, "Kamu sepertinya bermimpi tentang pembunuhan? Kamu terus mengatakan jangan kesini, lalu menangis, aku tidak mendengarnya dengan jelas, lalu aku memberikan suntikan padamu,dan kamu pun tertidur."

Hati Celine dingin seketika.

Jangan kesini...

Dia mengatakan kata-kata seperti itu, hanya ketika masa lalu yang kejam di penjara muncul kembali dibenaknya.

"Aku hanya mengatakan ini?"

"Iya."

Leon menyelimuti Celine, "Apa yang ingin kamu katakan lagi?"

"Tidak," Celine berhenti, "Terima kasih, Dokter Leon."

"Jangan hanya berterima kasih dimulut saja, aku sudah menjagamu siang dan malam," Leon menyentil kepala Celine "Setiap kali kamu menderita, aku lah yang selalu berada disampingmu dan bukan tuan mudamu."

Setelah itu, Leon menegakkan tubuh, "Aku akan membuatkan makanan untukmu."

Celine dari rak putih depan melihat sosok bayangan Leon berjalan keluar, lalu dia membenamkan wajahnya ke dalam bantal.

Dia membenci mulutnya sendiri.

Dalam beberapa hari terakhir, dia selalu gelisah, dia takut akan mengatakan sesuatu ketika dia bermimpi, dia biasanya akan menutup mulutnya dengan selotip sebelum ia tidur di malam hari.

Sikap Leon sekarang ini, hanya ada dua kemungkinan.

Kemungkinan pertama adalah Leon benar-benar tidak tahu apa-apa.

Dan kemungkinan kedua adalah dia telah mengetahui semuanya.

…………

Celine telah beristirahat di tempat Leon selama tiga hari, dan itu merupakan ketenangan yang sulit untuk didapatkan.

Fera mencibir dan menyuruh Leon untuk mengusirnya. Namun Leon tidak menurutinya. Karena Celine memiliki rahasia Fera, maka dia tidak berani bertindak sembarangan, dan dia hanya bisa menahannya untuk sementara .

Luka Glen sangat berat, di gedung utama, ia membutuhkan waktu istirahat tiga sampai lima hari.

Tante Selvie dari gedung utama datang untuk menjenguk Celine dan membawakannya beberapa produk bergizi untuk memperlihatkan keprihatinan nyonya besar padanya.

Celine berterima kasih banyak padanya, ia hampir saja berlutut untuk berterima kasih.

Dia bertanya dengan suara lembut:"Bagaimana keadaan tuan muda sekarang?"

"Hei, dua puluh cambukan, jangan katakan tubuh tuan muda waktu itu baru sembuh dari sakit, bahkan jika itu adalah orang yang sepenuhnya sehat, dia juga harus kehilangan setengah hidupnya. Tuan muda sangat kasihan."

Tante Selvie berkata sambil mengelap air matanya, Celine terpaksa untuk ikut bersandiwara, dia menampakkan ekspresi kesedihan yang mendalam.

Pada hari kelima, Celine sudah mampu menyampingkan badannya, dan luka di punggungnya telah sembuh serta berkerak. Chatrine menyuruh Seno mengirimkan pesan untuknya.

"Nyonya muda memintamu untuk pulang."

Kata-kata Seno agak sedikit berbeda, dan Celine bisa menebaknya dengan seketika.

Dia sudah mengemasi barang-barangnya, "Ayo jalan."

Cedera di bagian belakang Celine hampir membaik, tapi masih tidak bisa berjalan cepat, dan Seno mengikutinya dari belakang.

Begitu tiba di villa, dia melihat Chatrine duduk di ruang tamu.

"Nyonya muda."

Celine pergi menyapa Chatrine.

Chatrine menatapnya dengan dingin, ia berkata dengan aneh"Hei, kamu adalah pahlawan yang hebat, aku tidak mampu untuk menerima pelayananmu yang seperti ini."

Celine berdiri di depannya, menundukkan kepala, nada bicaranya biasa"Saya memang telah melakukan sesuatu yang salah. Beberapa cambukan ini sudah seharusnya saya terima."

Chatrine tersenyum dingin"Hanya beberapa cambukan, namun kamu berdiam di kediaman Leon seorang pria asing dan tidak keluar? Kamu benar-benar lebih manja daripada Nyonya ketiga keluarga kami!"

Celine berkata:"Saya adalah seorang pasien. Dokter Leon merawat dan menyelamatkan orang sakit. Jangan bilang empat cambukan saya ini, Tuan muda juga harus beristirahat setidaknya selama satu bulan di gedung utama, dengan begitu lukanya baru bisa sembuh dengan baik."

Chatrine memukul meja dengan kuat, "Kamu sudah hebat sekarang! Cherry ! Kamu baru keluar sebentar, dan sayapmu sudah menjadi keras yah? Berani-beraninya kamu membantah perkataan ku ?!"

"Nyonya muda, aku tidak berani."

“Kamu bilang tidak berani, tapi kamu jelas-jelas melakukannya!” Chatrine menyipitkan matanya dan berpikir, lalu berkata, “Seharusnya kamu dihukum, tapi ... kamu telah membantu tuan muda memblokir cambukan itu, walaupun kamu ada salah, namun itu sudah terbayarkan, pergilah dan beristirahatlah. "

Celine berkata, "Terimakasih Nyonya, Hatimu sangat baik."

Chatrine melihat bayangan Celine pergi, lalu dia tersenyum dingin.

Hatinya baik?

Ketika dia sudah menemukan cara untuk membunuhnya, maka pelayan itu tidak akan merasa bahwa hatinya baik.

Sekarang Glen sedang memulihkan dirinya di gedung utama, dan bukankah ini akan menjadi waktu yang tepat untuk ia menyingkirkan Celine?

Novel Terkait

Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu