Antara Dendam Dan Cinta - Bab 7 Glen, Kamu Kembali

Dia meluruskan badannya, ia bersender di sofa, "Bu, panggilkan untukku beberapa pria kemari, layani dia."

"Tidak mau! Tolong jangan begini! Aku telah salah!" Ia tidak diberi ampun, pengurus rumah wanita di rumah itu berteriak marah, "Kamu dasar wanita berbisa! Kamu tidak layak untuk mati dengan baik-baik! Kamu... Ah!"

Mulut pengurus rumah wanita ditutup, dan ditarik keluar.

Pengurus Rumah Lin merasa takut.

Ia khawatir terhadap gadis kampung itu.

Ia sedikit terkejut.

Gadis ini...

Saat dia melihat pengurus rumah wanita ditarik keluar, tatapan matanya tak bergerak sedikitpun.

Celine tiba-tiba bergetar dengan hebat, tatapan matanya sangat terkejut, dengan gemetaran ia menarik lengan baju Pengurus Rumah Lin, "Aku, aku sedikit takut."

Pengurus Rumah Lin melihat kembali, sepertinya ia salah lihat.

Dia menenangkan Celine dan berkata dengan pelan: "Nyonya muda paling benci dengan wanita cantik, kamu harus sederhana, dan hati-hati saat berbicara, semuanya tidak akan ada masalah."

"Pengurus Rumah Lin."

Pengurus Rumah Lin mendengar suara panggilan, dan membawa Celine jalan masuk.

"Nyonya muda"

Chatrine mengangkat tatapannya dari kukunya yang penuh dengan nailart, tatapannya jatuh pada Celine dibelakangnya, "Ini....."

"Ini adalah Cherry."

"Cherry?" Chatrine mengerutkan alisnya.

"Ini adalah gadis yang ditabrak mobil 2 hari lalu." Pengurus Rumah menjelaskan.

Chatrine melihat tatapan Celine, "Oh, aku ingat"

Gadis desa ini menundukkan kepalanya, rambutnya kasar, menggunakan baju yang sudah luntur, saat ini, ia terkaget sampai sekujur tubuhnya basah oleh keringat, dan dalam ekspresinya terlihat sedikit terkejut, tangannya yang kasar terlihat memegang ujung bajunya.

Chatrine melihatnya dengan jijik, bersalamam, "Pas sekali dapur kita kekurangan satu orang, ikutkan dia kelas dengan Brad dan ikuti Ibu Laura."

Celine tetap merunduk, dan dengan suara yang pelan ia berkata: "Terima kasih... terima kasih Nyonya Muda."

Ia mengikuti Ibu Laura berjalan ke depan.

"Glen, kamu pulang."

Baru saja berjalan di koridor dapur, Celine mendengar suara di pintu, dan ia menoleh.

Terlihat sebuah bayangan pria, berjalan masuk dengan kakinya yang panjang, aura yang dipancarkan olehnya semakin dewasa dan dalam.

Dia awalnya berfikir, kebenciannya sudah sirna di hari-harinya dalam penjara, tetapi tak disangka, saat ia melihatnya, semua itu kembali membara.

Tatapan dia adalah tatapan kebencian, bahkan ia merasa ingin mengulitinya.

Glen menekan alisnya, dan mengendorkan kerahnya, ia berjalan 2 langkah kedepan, tetapi ia langsung memberhentikan langkahnya.

Ia merasakan ada tatapan yang sengaja, dan ia melihat kembali ke masa lalu.

Hanya ada bayangan abu-abu.

Glen mengerutkan alisnya, tatapannya berubah menjadi dingin, "Rumah kedatangan orang baru?"

Chatrine tertawa "Iya, kita kedatangan orang baru di dapur, orang yang awal tidak mengerti apa-apa, jadi aku memecatnya."

Ia berkata sambil berjalan ke depan Glen, dan membantunya melepaskan dasi.

Glen menurunkan tatapannya pada wanita yang memakai baju kerah rendah, tatapannya berubah jadi gelap.

Chatrine melempar dasi pada sofa, ia jinjit dan mengitari leher sang pria, bibirnya yang merah mencium leher sang pria.

Glen saat itu mengancing pinggang Chatrine dan ia mengeluarkan desah manja.

Pembantu yang disekitar merunduk dan cepat-cepat pergi.

Di pojok koridor, ada sebuah bayangan kecil yang sedang berdiri.

Sepasang pupil mata yang hitam, hanya diam melihat pasangan yang berciuman itu.

Setelah diam beberapa detik, Celine berjalan balik ke kamar.

Ini adalah gudang yang sangat kecil.

Yang bersender di tembok adalah sebuah lemari penyimpan barang yang besar, didalamnya terisi berbagai barang.

Di dekat jendela, adalah sebuah kasur yang muat untuk seorang.

Celine duduk di pinggir kasur, ia membuka gips ditangan kanannya.

Lapis per lapis, dan kemudian memperlihatkan kulit yang putih.

Sempurna tanpa cacat.

Tidak ada luka! Tidak ada patah tulang!

Tok tok tok

Pintu kamarnya diketok.

Ibu Laura berkata: "Cherry"

Celine buru-buru memakai ulang gipsnya, dan berjalan untuk membuka pintu.

"Kasur Brad sudah dirapikan, kemarilah."

Celine menganggukkan kepalanya, ia mengambil tas ransel nya yang terbuat dari karung, ia merunduk sambil mengikuti Ibu laura berjalan keluar,

Baru saja berjalan keluar, ia mendengar suara tubrukkan kencang dari ruang tamu.

Celine memberhentikan langkahnya, dan melihatnya sekilas.

Ibu Laura mengingatkan: "Jangan dilihat"

Celine berkata "Barang telah rusak"

"Tak udah pedulikan" kata Ibu Laura "Yang tidak perlu lihat tak usah di lihat, yang tidak perlu di dengar tak usang di dengar, kamu hanya perlu kerja."

Celine menganggukkan kepalanya.

Saat ia belok, ia menoleh sedikit ke arah ruang tamu untuk melihat sekilas

Ia seperti... melihat sesuatu.

Novel Terkait

Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu