Antara Dendam Dan Cinta - Bab 184 Orang Yang Telah Meninggal Tidak Mungkin Bisa Hidup Kembali

“Awalnya kakakku masih berpikir, kalau dia mencari jasadmu ke hilir sungai Luo dan bagaimana kalau tidak bisa menemukanmu, dan setelah itu Nona Muda pasti tidak akan tinggal diam, tetapi sangat kebetulan, pagi hari ini para penyelam menemukan jasad wanita di hilir sungai, tetapi jasadnya sudah hancur, kakakku langsung mengakui kalau jasad yang tidak dikenal itu adalah kamu, setelah itu dikremasi, biarpun ada orang yang ingin melakukan tes DNA juga pasti sudah tidak akan berhasil.”

Celine mendengarkannya dengan tenang, pikirannya malah teringat seseorang.

Dia tidak menganggapnya sebagai keberuntungan.

Tipuan dan jalan permainan yang sama, ini pasti ulah pemilik rumah yang bersekongkol dengan Peter Zhou.

Seperti saat setelah 3 bulan dia masuk penjara, barulah dia ditangkap dan dipukuli habis-habisan oleh orang suruhannya itu, keahlian ini hanya dimiliki oleh pemilik rumah itu.

Dia sedang mengawasinya.

Juga sedang memperingatinya.

Biapun dia ingin menghapus identitasnya, pergi jauh dan memulai kembali kehidupan yang baru, mereka juga tidak akan mungkin melepaskan dia.

Tetapi mereka juga sebenarnya terlalu cemas.

Egy anaknya yang sangat berharga baginya masih ada dalam genggaman mereka, Egy masih butuh darah tali pusat untuk menyelamatkan hidupnya, dia bagaimana mungkin bisa kabur dengan perasaan yang tenang?

Dia saat baru siuman tadi masih merasa ceria dan tenang, tapi sekarang hatinya seperti tertindih batu yang sangat besar hingga menbuatnya sangat tertekan.

………………………

Saat ini di rumah Glen.

Seno membawa abu jasad itu dan meletakkannya di hadapan Chatrine.

Chatrine melihat kotak kecil yang berisi abu itu, tatapan matanya tersirat rasa penuh harapan dan bahagia!

Dia akhirnya mati!

Jika ada orang yang berani merebut Glen darinya, maka jalan satu-satunya adalah mati!

Informasi Seno membawa abu jasad Celine itu berlangsung begitu saja.

Seluruh orang di villa merasa sangat terkejut dan tidak percaya.

Bahkan Laura seketika itu masih belum tersadar, “Cherry…….dia meninggal begitu saja?”

Dia selalu merasa Celine adalah orang yang aneh!

Tidak ada orang yang bisa berpura-pura seperti dia!

Dia ternyata dengan mudah meninggal begitu saja? Ibu Laura dan Paman Lin merasa sangat terpukul dan sedih, “Hah, anak yang sangat baik.”

“Meninggal begitu saja, menurutmu dia kabur kenapa, demi menyelamatkan diri, bagaimana mungkin bisa selamat!”

Chyntia menganggukkan kepala sambil menghapus air matanya, “Benar, Kak Cherry terlalu bodoh.”

Nadia bicara dengan nada dingin: “Menurutmu berdasarkan sikap Nona Muda yang seperti itu, apakah dia bisa tetap hidup?”

Chyntia melihat ke arah Nadia.

Nadia masih tetap bersikap dingin, dia melipat selimutnya sendiri, “Apa kalian masih ingat Lisa? seorang pembantu yang gagal menarik hati Tuan Muda, dia dibuat gila oleh Nona Chatrine dengan mengirim para pria untuk melakukan tindakan seksual padanya lalu mengirimnya pulang ke kampung halamannya, dia bagaimana mungkin bisa melepaskan Cherry begitu saja?”

Semua orang yang mendengar pun terdiam.

Benar.

Didalam mata Chatrine tidak boleh ada sebiji pasir pun.

Jika Celine tidak kabur, mungkin nasibnya tidak sebagus Lisa, bahkan tidak sebagus Tiara yang dimasukkan kedalam rumah sakit jiwa.

Chatrine menyuruh Seno pergi ke gedung utama mencari Glen dan membawa kotak abu jasad itu.

Baru masuk ruangan, dia dengan cepat merubah raut wajahnya, dia membawa kotak abu jasad itu dengan mata yang berlinangan air mata, dia berlutut di hadapan Melly.

“Nyonya Besar, menantumu ini tidak berguna! aku…….aku tidak bisa menyelamatkan gadis itu.”

Melly juga sudah mendengarnya, dia menghela napas, “Bangunlah, masalah ini juga tidak mungkin sepenuhnya kesalahanmu, ini karena gadis itu sendiri yang tidak bisa berpikir jernih hingga lompat ke sungai, nanti carikan tanah pemakaman agar dia bisa tenang dan berikan sedikit uang untuk keluarganya.”

“Baik, aku mengerti.”

Glen duduk di meja makan, dia sedang memegang mangkok porcelain bermotif emas untuk meminum sup, tatapannya tidak gelisah sama sekali.

Chatrine dengan hati-hati berpindah mendekati Glen, “Glen, kali ini memang aku yang salah, aku………..”

“Kamu punya kesalahan apa?” ucap Glen memotong pembicaraan Chatrine, dia meletakkan mangkok itu di atas meja sambil balik tanya pada Chatrine.

Chatrine berkata: “Aku……aku tidak seharusnya menutupinya dari kamu kalau aku ingin menghukum dia, tetapi…...kamu tidak tahu sikapnya dia yang begitu angkuh saat berhadapan denganku, sekarang kamu belum mengumumkannya tetapi dia berani bersikap seperti itu kepadaku, jika nanti…….semuanya salahku yang suka main hakim sendiri, aku ingin mengurungnya selama 2 hari agar dia bisa merenungkannya…….”

“Aku sudah kenyang, aku kembali ke kamar dulu.”

Glen tidak menunggu sampai Chatrine selesai bicara, dia langsung menyuruh pembantu untuk mendorong kursi rodanya dan kembali ke kamar.

Hati Chatrine sangat marah hingga mengobarkan bara api, tetapi dia juga tidak berani memperlihatkannya, dia masih tetap menundukkan kepala dan menghapus air matanya.

Melly berkata dengan tenang: “Jangan menangis, masalahnya sudah sampai disini, urus acara pemakaman yang mewah untuknya.”

“Dia sudah mati, masalahnya selanjutnya siapa yang akan peduli?”

Saat itu juga masuklah 2 orang dari luar gedung utama.

Fera dan Dokter Leon masuk dengan posisi satu orang di depan dan satu orang di belakang, melihat dengan suasana seperti mencemooh.

Fera seperti orang luar, dia di pojokan tertawa bahagia bisa melihat suasana beberapa orang yang sangat berduka.

Celine si pembantu itu sebenarnya tidak mudah, sudah tahu kalau hatinya itu penuh dengan rahasia, tetapi kalian masih saja mengancamnya.

Sekarang dia sudah meninggal, ini adalah solusi yang terbaik untuk semuanya.

Fera menyuruh Dokter Leon menggandengnya kembali ke kamar, “Suruh orang menyiapkan makan malam dan mengantarkannya ke kamarku, di bawah semuanya menangis, aku juga tidak ingin ketularan sial.”

Melly tersenyum dengan sinis, “kenapa perkataan adik kedua ini seperti tidak punya hubungan dengan masalah ini, aku masih ingat kalau Leon juga masih menyukai pembantu ini, dan juga saling menyayangi satu sama lain?”

Fera marah sambil membalikkan badan, “Kamu sekarang jangan menghinaku disini, meskipun dia hanya seorang pembantu, tetapi dia bisa membuatmu sangat malu saat kamu bersekongkol dengan Chatrine untuk menghabisinya, sekarang pembantu itu sudah menarik hati Glen bahkan sudah melakukan hubungan ranjang dengannya.”

Saat perkataan itu keluar dari mulut Fera, raut wajah Melly dan Chatrine berubah menjadi muram.

Saat itu mereka berdua ingin menyelinapkan pembantu itu untuk Dokter Leon, namun hal itu langsung ditolak oleh Fera, sekarang justru diam-diam dan hampir tidak ketahuan sudah berhubungan dengan Glen hampir 2 bulan lamanya, kalau bukan memalukan lalu apa namanya!

Fera tidak pernah merasa sebahagia ini.

Dia tertawa bahagia sambil membalikkan badan dan naik ke lantai atas.

Dokter Leon membukakan pintu untuknya, dia berkata dengan sinis kepada Fera: “Tante, kamu jangan menggunakan kematiannya sebagai lelucon.”

Novel Terkait

Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu