Antara Dendam Dan Cinta - Bab 74 Aib Dirinya

Glen mengangguk sambil berpikir, dengan begini, dia membiarkan Seno untuk tinggal, agar menghindari situasi yang tidak terduga."

Cathrine tertegun.

Awalnya, dia juga ingin Seno tinggal, tetapi Glen berinisiatif untuk meminta, yang akhirnya membuat Cathrine menyerah.

"Bagus."

Cathrine menggosok pelipisnya, "Seno, kamu tetap di sini, aku agak lelah, aku naik ke atas dulu."

Glen mengangguk.

Langkah kaki Cathrine berhenti, "Glen, bolehkah aku mendorongmu naik ke atas?”

Glen masih tidak menjawab, dan dia dengan cepat berjalan sepatu tumit tinggi itu menghantam tanah dengan mengeluarkan suara nyaring, "ada aku, ini tidak akan merepotkan Nyonya muda lagi."

Suaranya nyaring dan keras, seperti jeritan burung kepodang.

Cathrine berbalik tubuh dan memandang wanita yang berdiri di depannya dengan ketakutan.

Wanita ini, dia mengenalinya, adalah sekretaris pribadi Misha yang telah lama bersama Glen.

Misha memasang senyum formal di wajahnya, tangannya memegang laptop tipis milik perusahaan, mengenakan pakaian kantor berwarna krem, dan rambut digulung ke belakang kepala. Dirinya terlihat sangat bersih dan menyegarkan.

Cathrine tersenyum dan bertanya: "Apakah sekretaris Misha telah kembali dari luar negeri?"

"Ya, aku baru saja kembali dua hari yang lalu," jawab Misha dengan sopan.

Glen dengan samar berkata, "Biarkan Misha ke sini, istriku, naiklah ke atas untuk beristirahat, dan malam ini telah terjadi banyak hal."

Cathrine juga mengatakan yang baik.

Dia menatap Seno dengan sebentar, yang akhirnya menganggukkan kepalanya.

Cathrine naik ke atas.

Tapi sekarang perasaannya tidak enak, bagaimana dia bisa tidur?

Ketika dia melewati sudut, dia melihat Misha membuka laptop di tangannya dan meletakkannya di atas lutut Glen. Hatinya bertanya-tanya. Apa ini?

Dia mengerutkan kening, dan kilatan cahaya melintas di kepalanya, tetapi sebelum dia bisa memikirkan apa pun, cahaya di kepalanya lenyap.

Glen tidak peduli dihadapan Seno dan berkata kepada Misha: "Berikan aku pantauannya ."

Seno merasa takut

Pantauan .

Baru dipantau di koridor lantai dua.

Misha membuka laptopnya dan mengklik dua kali tombol putar untuk meletakkannya di depan Glen.

Di layar, itu adalah adegan di lantai dua.

Ternyata keluarga Glen telah menginstal Program pengawasan, itu pasti dengan keakuratan gambar yang tinggi.

Sekarang di layar, itu adalah gambar yang sangat jelas, bahkan ekspresi wajah orang-orang di bawah dapat dilihat dengan jelas.

Glen melihat sosok yang datang dari koridor.

Orang ini adalah Celine, Celine membawa nampan dengan semangkuk bir onde onde dan dua keping biskuit kecil.

Ketika Celine berjalan ke pintu kamar Glen, kakinya berhenti dan membelokkan wajahnya, lalu ia mengeluarkan sesuatu dari sakunya dan menuangkannya ke anggur onde onde itu, dan diaduk dua kali.

Saat itu, seorang tokoh licik keluar dari lorong dan berteriak: "Apa yang baru saja kamu masukkan ke mangkuk?"

Celine terlihat canggung.

Glen memegang dan dengan tenang melihat pemandangan itu.

Saat semuanya turun dan Cathrine berjalan keluar, Glen tiba-tiba menyeret progress bar dan menyeret monitor ke titik semula.

Kemudian diulang.

Ada proses Celine memegang nampan dan menuangkan racun, Glen melihatnya tiga kali.

Misha berdiri di belakang dan tidak bisa memahami pikiran Glen saat pertama kali.

Glen tiba-tiba tersenyum dan membanting laptop itu dan memberikannya kepada Misha yang berdiri di belakangnya, "Apakah kamu mengerti?"

Misha berkata: "Pelayan ini benar-benar meracuninya."

Glen mendengus, "Ya, dia yang meracuninya, dan dia sengaja ingin orang melihatnya."

“Ah?” Misha bingung.

"Kamu tidak melihat ekspresinya. Ada banyak kesempatan baginya untuk minum racun. Pembantu yang telah bekerja di keluarga Glen selama setengah tahun, disini mana ada monitor pemantau yang dipasang, jelas mengapa dia berada di tempat ini, tetapi itu adalah tempa yang dapat difoto"

Misha memahaminya.

Ternyata seperti ini!

"Yang dimaksudkan Glen adalah pelayan ini dengan sengaja minum racun di depan pintu, sehingga orang yang melintas dibelakangnya dapat menemukan suara ribut?"

Kalimat ini sudah jelas.

Mata Glen memandang semakin dalam.

Untuk pertama kalinya, dia merasa dipermainkan.

Mungkin, dengan trik Celine, dia bukan satu-satunya korban, tetapi dia adalah orang dari mereka.

Glen membalikkan kembali tatapannya, "Masuk dan lihatlah."

Misha mendorong kursi roda Glen ke ruang bawah tanah dan menutup pintu.

Diluar, bayangan satu orangpun tidak terilhat, hanya barang aneh didinding yang terlihat.

“Orangnya didalam kamar mandi.”

Seno yang berada dibelakang berkata.

Glen berbalik, membiarkan Misha mendorongnya masuk ke kamar mandi.

Pintu kamar mandi dibuka,

Pintu kamar mandi terbanting terbuka, dan mata Glen melihat wanita yang diikat didalam bak mandi.

Seluruh tubuh dan rambutnya basah, bahunya gemetar.

Misha segera maju, memasukkan jarinya kedalam bak mandi, “Glen, airnya dingin.”

Benar ini dingin.

Glen sudah merasakannya sejak awal.

Jika airnya panas maka ada uap air di kamar mandi ini, tetapi seluruh ruangan ini dingin seperti hujan es.

Glen mendorong kursi rodanya maju, dan berjalan ke sebelah bak mandi, mengangkat tangannya dan menyentuh dagu Celine.

“Apa kamu masih tidak mau mengakuinya?”

Celine yang dari awal sudah bertekad untuk melawan, dan sekarang pria itu benar benar mendekatinya, tali yang diikat dikepalanya itupun telah rusak.

Celine meraih lengan Glen, dan menaruhnya didada, yang lalu mencium dengan lembut telapak tangannya.

Jari jari Glen menyentuh dada Celine yang digin, matanya menatap sepasang mata Celine yang terlihat malu malu ini dikarenakan efek obat yang mengakibatkannya tidak bisa mengendalikan diri.

Sebenarnya...

Glen tidak terpikir, dirinya tersentuh oleh tatapan seperti itu?!

Celine menghela nafas, dan tidak tahu siapa yang dihadapinya saat ini.

Yang dia tahu sentuhan pria ini membuatnya benar benar nyaman.

Glen meraih dadanya, “Apakah kamu menginginkanku untuk memadamkan apinya?”

Celine ingin menjawab benar, dan melakukan hal yang sama, mencondongkan tubuhnya kedepan dan ingin memberikan dadanya kepada Glen.

Dia sungguh menawan membuat Glen terbakar amarah.

Didalam benak Glen, dua orang ini adalah satu.

Glen teringat tiga tahun yang lalu, dia memnodainya di lantai ruang ganti dengan sengaja.

Bahkan jika telah dinodai, tetapi tubunya tetaplah lunak, dengan kulitnya yang halus, dan itu masih meregang dari ujung saraf sampai ke ujung jantung.

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu