Antara Dendam Dan Cinta - Bab 268 Menyelip Di Tengah-tengah

Calvin tidak berbicara, Wulan malah menangis dengan histeris.

Herman kali ini menatap Melly.

Melly mengeluarkan tisu dan menyeka sudut mulutnya, "Tuan, dalam keluarga ini, ada yang tidak mengerti ..."

Glen memotong perkataan Melly, "Ayah, seorang pelayan lewat, dia memegang semangkuk sup ikan yang baru selesai dimasak di tangannya, lalu terjatuh, Agnes berdiri di samping, Mayor Calvin membantu Agnes untuk memblokirnya. "

Melly kesal hingga mengepalkan tisu di tangannya.

Apakah ada yang pernah melihat hal seperti ini? Sang ibu berbicara di depan dan putranya memotong perkataannya!

Glen berdiri dengan Celine Ning dan mengambil segelas anggur di tangannya, "Mayor Calvin, aku di sini, berterima kasih kepadamu karena telah membantu Agnes."

Calvin juga berdiri.

Tangan kanannya terluka jadi tidak bisa digerakkan, jadi dia mengambil teko anggur dengan tangan kiri dan menuang segelas anggur untuk dirinya sendiri, dia mengangkatnya, "Tidak peduli dia adalah bibi atau orang lain, aku pasti akan membantunya, jadi tidak perlu berterima kasih."

Wulan mengangkat tangannya, dan mencoba menghentikan Calvin, "Kamu sudah terluka, jangan minum anggur lagi."

Calvin menundukkan kepala dan melirik Wulan, dia sudah melepaskan lengan Wulan, dan langsung meminum anggur di cangkir hingga habis.

Calvin dibesarkan di ketentaraan sejak dia masih kecil.

Perkataan ini jika dikatakan oleh orang lain, maka akan menjadi perkataan sanjungan, dan hanya berpura-pura saja, tetapi begitu dia yang mengatakannya, itu adalah perkataan yang serius, jujur, dan tidak bisa dihentikan.

Celine Ning merasa terkejut, dia memberi hormat kepada Calvin, "Terima kasih, Mayor Calvin."

Dia berterima kasih dengan tulus dari lubuk hatinya.

Tidak hanya berterima kasih, ia juga bersyukur.

Karena kedua belah pihak sudah berbicara, Melly otomatis tidak enak untuk mengatakan lebih banyak tentang Celine Ning, dia hanya berkata: "Kalau begitu mari kita mulai makan."

Chatrine pada saat ini berjalan datang.

"Maaf, ayah, ibu, aku terlambat."

Chatrine pergi ke pusat perbelanjaan di luar untuk membeli hadiah. Siapa sangka para pengawal itu terlalu kampungan, barang-barang yang mereka bawakan semuanya tidak di sukainya, apalagi Herman dan Melly.

Dia marah dan meminta Seno untuk membawanya ke mal, setelah berkeliling, dia akhirnya memilih dua hadiah yang dia sukai untuk di bawa ke sana, namun perjamuan makan malam di sana sudah dimulai.

Chatrine berkata sambil tersenyum, "Tadi ketika aku mau datang, aku baru teringat bahwa aku lupa untuk mengambil hadiah, aku kembali untuk mengambil hadiah itu lagi, tetapi akhirnya aku datang terlambat."

Dia mengambil inisiatif untuk mengeluarkan hadiah itu.

Selain hadiah untuk Herman dan Melly, dia juga menyiapkan sebuah hadiah untuk Suzy.

"Sudah beberapa hari, aku belum pernah pergi menjenguk Anda, aku di sini mengucapakan selamat kepada Nyonya Suzy."

Suzy melambaikan tangannya, "Tidak perlu, aku ..."

Herman berkata: "Ini adalah kesalehannya, ambillah."

Suzy mengambilnya, "Kalau begitu terima kasih, Nyonya muda pertama."

Perilaku Chatrine jelas membuat Herman senang, dan dia melakukan hal yang benar.

Perjamuan keluarga ini awalnya dipersiapkan oleh Herman untuk merayakan kehamilan Suzy, hadiah dari Chatrine sangat menyenangkan hatinya.

"Chatrine benar-benar baik, ketika perjamuan waktu itu aku juga bertemu dengan ibumu, hanya orang seperti ibumu yang bisa mengajari seorang putri yang baik sepertimu."

Chatrine tersenyum, "Ayah terlalu memujiku."

Melly melirik Chatrine.

Orang ini benar-benar sangat pintar, dia bisa mendekati siapa pun yang dia ingin dekati, itu benar-benar membuka mata orang, seorang putri yang baik? Dia hanya seorang wanita yang memalukan.

Namun, pada saat ini, ada masalah yang sangat penting yang baru saja di sadari.

Chatrine terlambat, jadi ... kursinya kurang satu.

Dia menatap ke posisi di meja bundar, semuanya sudah ada orang, tidak ada posisi kosong untuknya.

Fera memang suka membesar-besarkan masalah, dia berkata: "Astaga, ada apa ini, kenapa kurang satu kursi?"

Seorang pelayan yang berdiri di samping bergegas mengambil kursi di belakang, "Tadi ada satu kursi lebih, jadi di singkirkan."

"Ayo cepat tambahkan." Ujar Fera, "Dan biarkan Nyonya muda pertama duduk."

Melly tidak peduli dengan perilaku Chatrine, tetapi dia adalah Nyonya besar keluarga ini, bagaimana dia bisa membiarkan Fera memiliki tempat untuk berbicara.

Dia berkata, "Bagaimana kalian ini? Ada lebih satu kursi kenapa tidak ditanyakan dengan jelas terlebih dahulu?"

Pelayan sangat ketakutan hingga kursi di tangannya hampir tidak dipegang dengan baik, tangannya tergelincir hingga hampir menjatuhkan kursi.

Fera menutup mulutnya dan tersenyum, "Nyonya besar, bukankah tadi kamu yang melihat ada satu kursi lebih dan menyuruh mereka menyingkirkannya? Sekarang mengapa kamu menyalahkan mereka?"

Ketika Melly mendengar itu, dia tiba-tiba merasakan api kemarahan di dalam hatinya meningkat, "Kapan aku menyuruh mereka untuk menyingkirkan kursi? Adik kedua, jangan-jangan kamu salah melihatnya?"

"Aku salah melihat?" Fera menunjuk hidungnya sendiri, "Bagaimana aku bisa salah melihatnya? Tadi aku di samping meja, kamu bisa tanya Nona Wulan, kamu coba tanya kepada Mayor Calvin, Mayor Calvin adalah orang yang paling jujur, dia pasti tidak akan berbohong. "

"Kamu……"

Herman memotong pertengkaran mereka berdua dengan marah.

"Diam," Dia mengerutkan kening, "Jika kurang kursi Chatrine, maka tambahkan saja, apakah kalian masih mau makan atau tidak?"

Melly dan Fera keduanya tidak berani berbicara.

Dulu, Herman tidak pernah mempedulikan pertengkaran para wanita di bawahnya.

Tetapi dalam beberapa tahun terakhir, Herman sudah menjadi semakin ingin kedamaian, dia tidak suka melihat pertengkaran, jadi dia semakin suka dengan Suzy yang bersikap tenang.

Setelah kursi sudah di tangan Chatrine, ada pertanyaan lain.

Di mana dia akan duduk sekarang?

Pelayan juga berdiri di samping, tidak tahu kursinya harus diletakkan di mana.

Chatrine tiba-tiba berjalan dan mengambil kursi itu, dia langsung meletakkannya diantara Glen dan Celine Ning, "Aku duduk di sini saja, duduk di sebelah suamiku."

Celine Ning hampir dibuat terjatuh kesamping oleh Chatrine.

Vero Yu memegang Celine Ning, dan dia tidak bisa menahan diri untuk membantu Celine Ning mendapatkan keadilan.

"Kakak ipar pertama, apakah kamu tidak bisa duduk disebelah sana kakak? Haruskah kamu duduk di antara kakak dan kakak ipar kedua?"

Novel Terkait

Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu